Solo, Krajan.id – Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret (FKIP UNS) Tahun 2025 resmi berakhir di Sekolah Luar Biasa (SLB) A YKAB Solo, Kamis (28/11/2025). Program yang berlangsung hampir tiga bulan ini menjadi ruang pembelajaran lapangan bagi mahasiswa untuk mengasah kompetensi pedagogik sekaligus membangun kepekaan sosial dalam konteks pendidikan khusus.
PLP FKIP UNS 2025 diawali dengan kegiatan serah terima mahasiswa pada awal September 2025. Tahap ini menandai dimulainya keterlibatan mahasiswa secara langsung dalam kehidupan sekolah. Sejak awal, mahasiswa diarahkan untuk memahami lingkungan SLB A YKAB Solo secara menyeluruh, baik dari sisi sarana prasarana, kultur sekolah, maupun pola interaksi antara pendidik dan peserta didik tunanetra.
Pada fase observasi, mahasiswa mempelajari karakteristik sekolah sebagai lembaga pendidikan yang melayani peserta didik dengan hambatan penglihatan. Observasi tidak hanya dilakukan di ruang kelas, tetapi juga pada berbagai aktivitas sekolah. Proses ini menjadi fondasi penting bagi mahasiswa untuk memahami kebutuhan belajar peserta didik sekaligus menyesuaikan pendekatan pembelajaran yang relevan dan adaptif.
Memasuki tahap berikutnya, mahasiswa mengikuti kegiatan model pembelajaran atau model les bersama guru pamong. Melalui pendampingan ini, mahasiswa mempelajari secara langsung strategi pengelolaan kelas, pemanfaatan media pembelajaran berbasis taktil, serta penerapan metode pembelajaran adaptif yang sesuai bagi peserta didik tunanetra. Pengalaman ini menjadi bekal awal sebelum mahasiswa melaksanakan praktik mengajar terbimbing.
Dalam praktik mengajar terbimbing, mahasiswa mulai mengaplikasikan teori yang diperoleh di bangku kuliah. Pendekatan pembelajaran konstruktivisme dan pembelajaran mendalam diterapkan dengan penyesuaian pada konteks pendidikan khusus.
Mahasiswa dituntut mampu mengatur ritme pembelajaran, menggunakan bahasa yang jelas dan deskriptif, serta memilih media yang dapat diakses oleh peserta didik tunanetra. Interaksi yang intens dengan siswa turut mengasah kemampuan mahasiswa dalam membaca karakter dan kebutuhan belajar setiap individu.
Tahap praktik mengajar mandiri menjadi puncak dari rangkaian kegiatan PLP. Pada fase ini, mahasiswa diberi kepercayaan untuk mengelola pembelajaran secara utuh. Mulai dari penyusunan perangkat ajar, pelaksanaan proses pembelajaran, hingga pelaksanaan asesmen hasil belajar dilakukan secara mandiri dengan supervisi terbatas dari guru pamong.
Beragam dinamika kelas, seperti perbedaan kemampuan antar peserta didik, variasi motivasi belajar, hingga kondisi ketidakhadiran siswa, menjadi pengalaman autentik yang memperkaya kompetensi pedagogik mahasiswa.
Selain kegiatan pembelajaran di kelas, mahasiswa PLP FKIP UNS juga terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sekolah. Mereka berpartisipasi dalam upacara bendera, kegiatan ekstrakurikuler pramuka, senam Jumat, market day, kegiatan kerohanian, serta peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan. Keterlibatan ini membantu mahasiswa memahami sekolah sebagai komunitas sosial yang menanamkan nilai kemandirian, kedisiplinan, dan kebersamaan bagi peserta didik tunanetra.
Kepala SLB A YKAB Solo, Dra. Siti Muarifah Hanurawati, menyampaikan apresiasi atas kontribusi mahasiswa selama program berlangsung. Ia menilai kehadiran mahasiswa memberikan dampak positif bagi dinamika pembelajaran di sekolah.
“Kami sangat terbantu dengan kehadiran mahasiswa PLP FKIP UNS. Mereka tidak hanya belajar, tetapi juga membawa energi positif bagi sekolah. Kami berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut dan memberi manfaat bagi kedua pihak,” ujarnya.
Apresiasi juga disampaikan oleh Dosen Pembimbing Lapangan FKIP UNS, Sugini, M.Pd. Ia menegaskan bahwa pengalaman lapangan merupakan bagian penting dalam proses pendidikan calon guru.
“PLP di SLB A YKAB Solo memberikan pengalaman strategis bagi mahasiswa untuk memahami pembelajaran yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus,” kata Sugini.
Dari sisi mahasiswa, pengalaman PLP dinilai memberikan perspektif baru dalam memandang profesi guru. Salah satu mahasiswa PLP, Cikal Kholifiyanti, mengungkapkan bahwa praktik mengajar di SLB A YKAB Solo memperkaya pemahamannya tentang keberagaman cara belajar peserta didik.
“Saya belajar bahwa setiap siswa memiliki karakter dan kebutuhan yang berbeda. Tugas guru bukan sekadar menyampaikan materi, tetapi memastikan pembelajaran tetap inklusif dan bermakna bagi semua,” ujarnya.
Berakhirnya PLP FKIP UNS 2025 di SLB A YKAB Solo menjadi momentum penting bagi penguatan kolaborasi antara perguruan tinggi dan satuan pendidikan khusus. Program ini tidak hanya berfungsi sebagai pemenuhan kurikulum akademik, tetapi juga sebagai proses pembentukan karakter, empati, dan profesionalisme calon pendidik.
Pengalaman yang diperoleh mahasiswa selama mengikuti PLP diharapkan menjadi bekal berharga ketika mereka terjun ke dunia pendidikan. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang pendidikan inklusif dan kebutuhan individual peserta didik, lulusan FKIP UNS diharapkan mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran yang responsif, berkeadilan, dan berorientasi pada pengembangan potensi setiap anak.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





