Alih Kreatif Limbah Organik, Mahasiswa KKN UNS 2025 Kenalkan Reaktor Ember Tumpuk di Desa Bugisan

Mahasiswa KKN UNS 2025 Kelompok 120 bersama warga Desa Bugisan mempraktikkan pengolahan limbah organik rumah tangga menjadi bahan pupuk cair melalui inovasi reaktor ember tumpuk. (doc. KKN 120 UNS)
Mahasiswa KKN UNS 2025 Kelompok 120 bersama warga Desa Bugisan mempraktikkan pengolahan limbah organik rumah tangga menjadi bahan pupuk cair melalui inovasi reaktor ember tumpuk. (doc. KKN 120 UNS)

Bugisan, Krajan.id — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) 2025 Kelompok 120 yang ditempatkan di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, menghadirkan inovasi sederhana namun bermanfaat bagi masyarakat. Mereka memperkenalkan teknologi Reaktor Ember Tumpuk, sebuah metode praktis untuk mengolah limbah organik rumah tangga menjadi pupuk cair (lindi) yang dapat dimanfaatkan kembali.

Program ini menjadi solusi nyata bagi warga dalam menjawab permasalahan klasik: penumpukan limbah dapur yang sering berakhir di tempat pembuangan sampah. Dengan teknologi sederhana berbahan ember plastik bekas cat yang ditumpuk secara vertikal, masyarakat kini bisa menghasilkan pupuk organik cair untuk kebutuhan pertanian rumah tangga maupun kelompok tani lokal.

Bacaan Lainnya

Kegiatan sosialisasi sekaligus praktik pembuatan reaktor ember tumpuk melibatkan ibu-ibu RT 01 yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Guyub Ayu. KWT ini dikenal aktif melakukan penanaman berbagai bibit sayur dan buah untuk kebutuhan sehari-hari.

Antusiasme warga terlihat sejak awal kegiatan. Mahasiswa KKN bersama Adi Suryono, SP., penyuluh dari Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Prambanan, memberikan edukasi tentang pentingnya mengelola limbah organik secara mandiri. Edukasi dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan reaktor sederhana, yang dirancang untuk memisahkan lindi hasil fermentasi agar bisa digunakan sebagai pupuk cair.

“Ibu-ibu peserta sangat bersemangat karena selama ini banyak sampah dapur yang terbuang begitu saja. Dengan cara ini, sampah justru bisa memberikan nilai tambah,” terang salah satu mahasiswa KKN.

Ibu Esti, pengurus KWT Guyub Ayu, mengungkapkan rasa syukur dan apresiasinya terhadap program ini. Menurutnya, inovasi tersebut membawa manfaat nyata bagi warga, baik dari sisi lingkungan maupun ekonomi keluarga.

“Awalnya kami ragu apakah benar limbah dapur bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Namun setelah memahami prosesnya, kami jadi lebih optimis. Pupuk cair ini bisa dipakai untuk menyuburkan sayuran dan tanaman hias yang kami tanam. Sekarang kami tidak hanya mengurangi sampah, tapi juga mendapat manfaat ekonomi,” ujarnya.

Seorang mahasiswa KKN UNS 2025 Kelompok 120 di Desa Bugisan memperlihatkan hasil olahan limbah organik rumah tangga yang telah difermentasi menjadi pupuk cair. (doc. KKN 120 UNS)
Seorang mahasiswa KKN UNS 2025 Kelompok 120 di Desa Bugisan memperlihatkan hasil olahan limbah organik rumah tangga yang telah difermentasi menjadi pupuk cair. (doc. KKN 120 UNS)

Program ini sejalan dengan tema KKN UNS 2025 yang mengusung Ketahanan Pangan dan Pengetasan Kemiskinan. Dengan adanya reaktor ember tumpuk, warga tidak perlu terlalu bergantung pada pupuk kimia yang harganya fluktuatif, sehingga ketahanan pangan keluarga dapat lebih terjaga.

Selain bermanfaat bagi lingkungan dan ekonomi, program ini juga menumbuhkan semangat kebersamaan. Ibu-ibu RT 01 semakin kompak bekerja sama, berbagi pengalaman, dan saling menguatkan kesadaran pentingnya menjaga lingkungan. Gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia semakin terasa melalui kegiatan ini.

Ke depan, mahasiswa KKN UNS Kelompok 120 berharap agar penggunaan reaktor ember tumpuk dapat diperluas ke keluarga lain di Desa Bugisan maupun wilayah sekitar. Dengan begitu, manfaat program ini tidak hanya berhenti di satu komunitas, melainkan dapat menjadi praktik baik (best practice) dalam pengelolaan limbah organik di tingkat masyarakat luas.

Mahasiswa KKN UNS 2025 Kelompok 120 berfoto bersama warga Desa Bugisan usai praktik pembuatan reaktor ember tumpuk. (doc. KKN 120 UNS)
Mahasiswa KKN UNS 2025 Kelompok 120 berfoto bersama warga Desa Bugisan usai praktik pembuatan reaktor ember tumpuk. (doc. KKN 120 UNS)

Melalui inovasi sederhana ini, mahasiswa tidak hanya meninggalkan jejak program kerja, tetapi juga memberikan bekal pengetahuan yang aplikatif dan berkelanjutan. Reaktor ember tumpuk diharapkan menjadi solusi nyata menghadapi tantangan lingkungan sekaligus mendukung terciptanya masyarakat yang lebih sehat, mandiri, dan berdaya.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *