Abstrak
Penelitian ini menganalisis tindakan tutur perlokusi dalam komunikasi digital di media sosial, terutama YouTube, dari perspektif pragmatik. Di era modern ini, YouTube berfungsi sebagai platform dinamis di mana pengguna terlibat dalam diskusi terkait isu politik, sosial, dan budaya. Fokus penelitian ini adalah pada komentar-komentar di konten YouTube Rocky Gerung yang berjudul Prabowo signals to keep Jokowi’s Ministers in his cabinet. Sebuah taktik untuk menyenangkan Jokowi sementara, yang sering memicu interaksi menarik dalam hal dukungan dan kritik terhadap konten tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif untuk mengkategorikan dan menganalisis tindakan tutur perlokusi, yaitu bagaimana ungkapan mempengaruhi audiens atau mendorong respons tertentu. Data dikumpulkan dari beberapa komentar yang diambil secara acak dari video terkait, dengan memperhatikan bagaimana ungkapan dalam komentar membentuk interaksi dan mempengaruhi pandangan serta reaksi emosional atau perilaku audiens. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan ujaran perlocutif sering muncul dalam bentuk ungkapan dukungan, kritik, dan ungkapan emosional lainnya. Komentar seperti “Bubarkan Kabinet Mulyono, tangkap, adili, lalu buat kabinet baru,” mencerminkan reaksi emosional yang kuat dan keinginan untuk perubahan sosial. Selain itu, komentar yang mendukung atau menolak pandangan Rocky Gerung menunjukkan bahwa platform digital ini memainkan peran penting dalam membentuk opini publik. Penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi di media sosial, terutama YouTube, tidak hanya merupakan alat untuk bertukar informasi, tetapi juga alat yang dapat memengaruhi interaksi sosial dan membangun opini publik. Temuan ini memberikan wawasan mendalam tentang dinamika tindakan ujaran dalam komunikasi digital dan relevansinya dalam memahami cara-cara komunikasi yang berubah di era modern.
Kata kunci: Tindakan bicara perlokusi, Komunikasi digital, YouTube, Pragmatik
Abstrack
This study analyzes perlocutionary speech acts in digital communication on social media, especially YouTube, from a pragmatics perspective. In the modern era, YouTube serves as a dynamic platform where users engage in discussions related to political, social, and cultural issues. The focus of this research is on the comments on Rocky Gerung’s YouTube content entitled Prabowo signals to keep Jokowi’s Ministers in his cabinet. A tactic to please Jokowi temporarily, which often triggers interesting interactions in terms of support and criticism of the content. This research uses a qualitative approach with descriptive methods to categorize and analyze perlocutionary speech acts, namely how utterances affect the audience or encourage certain responses. Data were collected from several comments taken randomly from related videos, paying attention to how the utterances in the comments shape interactions and influence the views and emotional reactions or behavior of the audience. The results show that perlocutionary speech acts often appear in the form of expressions of support, criticism, and other emotional expressions. Comments such as “Disband Mulyono’s Cabinet, arrest, prosecute, then make a new cabinet,” reflect strong emotional reactions and a desire for social change. In addition, comments supporting or rejecting Rocky Gerung’s views show that these digital platforms play an important role in shaping public opinion. This research shows that communication on social media, particularly YouTube, is not only a tool forex changing information, but also a tool that can influence social interaction and build public opinion. The findings provide deep insights into the dynamics of speech acts in digital communication and their relevance in understanding the changing ways of communicating in the modern era
Keywords: Perlocutionary speech acts, Digital communication, YouTube, Pragmatics
Pendahuluan
Peran sosialnya dalam menjalankan aktivitas dan pergaulan sehari-hari, manusia memerlukan alat atau media komunikasi. Alat ini adalah bahasa; itu adalah komponen penting dari komunikasi. Penggunaan bahasa merupakan hal yang krusial dalam berbagai interaksi sosial.
Ini digunakan oleh orang-orang untuk mengkomunikasikan berbagai ide atau pesan kepada mitra linguistiknya. Dengan bahasa, orang dapat berkomunikasi satu sama lain dengan lebih mudah. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, yang berarti bahwa bahasa merupakan komponen penting dalam seluruh aktivitas manusia.
Manusia menggunakan bahasa lisan dan tulisan sebagai sarana ekspresi dan transfer makna verbal. Bentuk komunikasi lainnya adalah komunikasi nonverbal, yang diungkapkan melalui simbol-simbol konvensional dan bahasa jasmani.
Tindakan linguistik yang terlibat dalam pengucapan sebuah frase menentukan maknanya; namun, makna sebuah frasa ditentukan oleh tindakan linguistik dan penerapannya pada frasa yang diucapkan, serta kemampuan untuk secara tepat mendefinisikan apa yang dimaksud dengan tindakan lisan tersebut.
Metode Penelitian
Penelitian ini digunakan strategi penelitian yang dijelaskan secara kuantitatif berdasarkan data yang telah dikumpulkan sebelumnya. Tujuan dari metodologi penelitian yang dijelaskan secara kuantitatif adalah untuk menggambarkan solusi yang layak terhadap isu-isu terkini dengan menggunakan statistik, bukan ilustrasi atau grafik.
Metode deskripsi kualitatif diterapkan untuk memastikan makna usulan konten dalam tindakan pencemaran nama baik di platform media sosial seperti Instagram. Data yang digunakan dalam penelitian ini terutama bersifat kuantitatif. Pernyataan ini didasarkan pada data kuantitatif yang berupa kata atau teks, bukan grafik atau gambar.
Hasil pencarian tersebut disajikan dalam bentuk gambar, video, dan teks yang diposting di Instagram dalam postingan Kekeyi oleh pengguna media online. Sumber data berdasarkan item penelitian yang telah dianalisis atau diteliti berfungsi sebagai sumber data untuk penyelidikan ini. Investigasi ini berdasarkan Instagram Kekeyi.
Saluran informasi ini dipilih karena memungkinkan setiap orang dengan bebas memposting konten di platform media sosial dan dengan mudah memperoleh informasi pribadi untuk mengikuti pedoman penggunaan bahasa di jaringan tersebut
Hasil dan Pembahasan
Tindak Tutur Sarkastik Tema Politik (Direktif)
Berdasarkan hasil pemilahan tema dalam penelitian yang berjudul “Tindak Tutur Sarkastik di Media Sosial” dalam hal ini, topik yang menjadi pembahasan, yakni tema politik. Berdasarkan jenisnya, tindak tutur terbagi menjadi tiga, yakni tindak tutur sarkastik direktif, tindak tutur sarkastik ekspresif, dan tindak tutur sarkastik asertif. Tindak tutur sarkastik dengan tema politik adalah tindak tutur kasar yang terjadi di media sosial yang berkaitan dengan tema politik.
Bahasa kasar yang digunakan oleh masyarakat dalam media sosial, bermaksud untuk menyindir, memperingatkan atau memerintahkan seseorang, biasanya yang menjadi objek kritik masyarakat yang berada di media sosial, yakni para elit politik.
Berdasarkan jenisnya, tindak tutur ekspresif terdiri atas beberapa bagian, di antaranya mengungkapkan rasa tidak senang, mengkritik, umpatan, hinaan atau meremehkan, melupakan memanggil nama dengan panggilan yang diskriminatif. Berdasarkan jenisnya tindak tutur yang digunakan adalah tindak direktif, dalam hal ini berkaitan dengan fungsi tindak tutur jenis sindiran.
Dikatakan tindak tutur direktif jenis sindirian, karena pada kata tersebut berusaha menyindir pimpinan DPR yang pada saat itu melaksanakan rapat dengan menggunakan masker dan dianggap menutup mata atas kejadian asap yang melanda di daerah. Sementara itu, unsur atau aspek sarkastik dalam tindak tutur itu terdapat terdapat pada kata pantat.
Berdasarkan konteks pada tuturan tersebut kata pantat merujuk pada mulut S.N yang ditutup pakai masker. Sedangkan makna kata pantat itu merupakan bagian tubuh manusia yang dianggap tabu. Sehingga apabila ditujukan untuk menyindir tokoh S.N yang dihormati oleh masyarakat karena menjabat sebagai ketua DPR, maka tuturan tersebut tergolong dalam tindak tutur direktif yang mengandung unsur sarkastik dengan fungsi untuk menyindir.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian tentang Tindak Tutur Sarkastik di Media Sosial dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Dari hasil penelitian tentang tindak tutursarkastik di media sosial yang telah dilakukan terhadap empat tema yaitu tema politik, tema sosial, tema budaya, dan tema ekonomi dilihat dari tiga jenis tindak tutur yaitu tindak tutur direktif, tindak tutur ekspresif, dan tindak tutur asertif.
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa tuturan sarkastik yang dominan ditemukan di media sosial yang pertama yaitu pada tema politik, yang kedua tema sosial, yang ketiga tema ekonomi, dan yang keempat, yaitu tema budaya.
Refensi
- Wiwin Hardiati, TINDAK TUTUR SARKASTIK DI MEDIA SOSIAL (SARCASTIC SPEECH ACTS IN SOCIAL MEDIA)
- Abdul Kadir Kesi, Pragmatic Analysis on Social Media (YouTube): Perlocutionary Speech Acts in Digital Communication in the Modern Era
- Andi Ria Andriani, Analisis Tindak Tutur Ilokusi di Media Sosial Instagram (Kajian Pragmatik)





