Pandeglang, Krajan.id – Dalam upaya memperkuat nilai-nilai keislaman dan memperkokoh sistem kaderisasi di lingkungan perempuan Muhammadiyah, Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Cikedal sukses menyelenggarakan kegiatan Baitul Arqam pada (9–10/7/2025).
Bertempat di Gedung Majelis Taklim Rhoudatul Jannah, Desa Karyautama, Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang, kegiatan ini menjadi momentum strategis dalam mencetak kader perempuan yang berkarakter kuat, religius, dan progresif.
Mengusung tema “Menumbuhkan Kader ‘Aisyiyah Menjadi Perempuan yang Berkemajuan”, acara ini menegaskan komitmen PCA Cikedal dalam menjawab tantangan zaman dengan membangun perempuan Muslim yang tangguh secara ideologis, spiritual, dan sosial. Tema tersebut juga merefleksikan misi ‘Aisyiyah sebagai organisasi otonom Muhammadiyah yang turut aktif dalam penguatan peran perempuan di berbagai lini kehidupan.
Baitul Arqam merupakan salah satu bentuk perkaderan formal dalam sistem Muhammadiyah, yang mengakar pada nilai-nilai perjuangan sahabat Nabi Muhammad SAW, Arqam bin Abi Arqam. Rumahnya dulu menjadi pusat awal dakwah Islam, simbol konsolidasi dan keteguhan dalam menyebarkan ajaran agama.
Mengambil semangat historis ini, PCA Cikedal merancang Baitul Arqam 2025 sebagai ajang pembinaan ideologi, spiritualitas, dan kapasitas kepemimpinan yang menyeluruh bagi para anggotanya.
Kegiatan dimulai pada Rabu, (9/7/2025) pukul 13.00 WIB, diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan Mars Muhammadiyah. Sambutan hangat disampaikan oleh Ketua PCA Cikedal, Ketua PCA Pagelaran, dan Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Pandeglang. Momen ini menjadi simbol penguatan visi bersama dan semangat kolektif dalam menyukseskan agenda dakwah melalui kaderisasi.
Hari pertama diisi dengan dua sesi utama. Sesi pertama bertajuk Penguatan Wawasan Ideologi Muhammadiyah oleh Dr. Ukun Kurnia, M.Pd., yang mengajak peserta memahami secara mendalam nilai-nilai tajdid, keislaman, dan posisi strategis Muhammadiyah dalam dinamika umat Islam masa kini.
Materi kedua, Sistem Perkaderan ‘Aisyiyah, disampaikan oleh Ihah Sholihah, M.Pd., membekali peserta dengan wawasan organisasi yang sistematis serta urgensi perkaderan perempuan dalam menjaga keberlanjutan gerakan.
Kamis dini hari, agenda dilanjutkan dengan shalat tahajud berjamaah, subuh, tadarus Al-Qur’an, dan sesi spiritualisasi bertema Thoharotul Qulub (penyucian hati), yang dipandu oleh Hj. Uswatun Hasanah. Kegiatan ini bertujuan membangun ketenangan batin dan kejernihan niat para kader dalam mengabdi.
Baca Juga: Mahasiswa KKM Kelompok 66 UNIBA Jalin Silaturahmi dengan Ketua RW di Desa Bojong Catang
Pagi harinya, peserta mengikuti senam dan outbound sebagai bentuk penyegaran jasmani, sebelum kembali mengikuti sesi materi.
Materi ketiga mengangkat topik Manajemen Konflik, yang disampaikan oleh Sukaesih, S.Pd. Materi ini sangat relevan mengingat dinamika organisasi dan masyarakat yang menuntut perempuan untuk mampu menyikapi perbedaan secara arif dan produktif.
Setelah itu, Hj. Uswatun Hasanah kembali menyampaikan kelanjutan materi Thoharotul Qulub, memperdalam refleksi spiritual peserta. Materi penutup disampaikan oleh Dra. N. Nurlela mengenai Ibadah Sesuai Tuntunan Tarjih, yang menekankan pentingnya praktik ibadah berdasarkan dalil kuat dan pemahaman rasional sebagaimana dipedomani dalam tradisi tarjih Muhammadiyah.
Kesuksesan kegiatan ini tidak lepas dari kinerja solid panitia pelaksana yang diketuai oleh Aam Siti Aminah, S.Pd., dengan Shofiyah, S.Pd.I. sebagai penanggung jawab umum. Sekretariat dipercayakan kepada Ima Rahadian Amin, S.Pd., sedangkan bendahara adalah Tanti Mulyati, S.Pd.. Setiap seksi dari konsumsi, perlengkapan, dokumentasi, hingga acara dan MC, menjalankan tugasnya dengan optimal dan penuh tanggung jawab.
Di sesi evaluasi, para peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi. Banyak yang menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat, baik dalam memperkuat pemahaman keagamaan, mempertebal loyalitas terhadap organisasi, hingga memperluas wawasan dalam menjalankan peran sebagai kader Muhammadiyah.
“Saya merasa lebih mantap memahami Muhammadiyah sebagai gerakan Islam tajdid dan kini lebih percaya diri untuk mengambil peran aktif di lingkungan sosial,” ujar salah satu peserta dalam sesi testimoni.
Baca Juga: UMKM Emping Srikandi di Cikedal: Menjaga Tradisi, Membangun Ekonomi Desa Sejak 2001
Baitul Arqam ini bukan sekadar forum ceramah dan diskusi. Ia menjadi ruang yang membuka kesempatan refleksi diri, memperkuat kebersamaan, dan mematangkan kapasitas spiritual maupun intelektual peserta. Pendekatan menyeluruh ini diharapkan melahirkan kader ‘Aisyiyah yang mampu menjadi pelopor dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, dan berorganisasi.
Melalui kegiatan ini, PCA Cikedal membuktikan bahwa kaderisasi bukan hanya mandat struktural, tetapi juga kebutuhan spiritual dan sosial yang harus terus dihidupkan dalam tubuh organisasi. Baitul Arqam 2025 pun menjadi bukti bahwa gerakan perempuan Muhammadiyah siap menyongsong tantangan masa depan dengan kecerdasan ideologi, kekuatan spiritual, dan semangat perubahan.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
