Sukoharjo, Krajan.id – Suara kicau burung di pagi hari menjadi pembuka kegiatan unik yang digagas oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Kelompok 310. Bertempat di SDN Tangkisan 2 dan 3, Kabupaten Sukoharjo, mereka mengajak siswa-siswi untuk belajar ekosistem melalui dua aktivitas menarik: pengamatan burung di area persawahan dan kreasi mini ekosistem berbentuk terrarium.
Program ini dirancang agar siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga merasakan langsung bagaimana ekosistem bekerja. Lewat pendekatan interaktif tersebut, para mahasiswa KKN berharap anak-anak memiliki kesadaran sejak dini tentang pentingnya menjaga kelestarian alam di sekitar mereka.
“Belajar tidak harus selalu di kelas. Kami ingin siswa melihat bahwa alam adalah laboratorium terbesar yang bisa memberikan banyak pelajaran,” ujar salah satu anggota KKN UNS 310.
Kegiatan pertama adalah pengamatan burung di area sawah sekitar sekolah. Pengamatan dilakukan pada pagi hari, bertepatan dengan jam aktif burung sekaligus selaras dengan jadwal Jumat Sehat sekolah.
Dalam aktivitas ini, siswa diperkenalkan dengan alat bantu berupa binokuler, yakni perangkat optik yang memungkinkan pengamatan objek jauh dengan lebih jelas. Bagi sebagian siswa, pengalaman melihat burung dengan binokuler menjadi hal baru yang menimbulkan antusiasme tersendiri.
Para mahasiswa menjelaskan bahwa setiap burung memiliki ciri morfologi yang khas, mulai dari bentuk paruh hingga warna bulunya. Dengan cara ini, siswa dapat mempelajari perbedaan antarspesies burung serta peran ekologisnya dalam rantai makanan.
“Kami ingin anak-anak sadar bahwa burung bukan sekadar hewan yang berkicau, tetapi juga bagian penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem,” ungkap salah satu mahasiswa KKN UNS 310.
Setelah kegiatan di luar ruangan, siswa-siswi kemudian mengikuti sesi kedua, yaitu pembuatan terrarium di dalam kelas. Terrarium adalah wadah bening berisi tanah, tanaman, serta elemen pendukung lain yang membentuk mini ekosistem menyerupai habitat aslinya.
Dalam praktik tersebut, siswa membuat terrarium sederhana dengan panduan kakak-kakak KKN. Mereka diajarkan bagaimana setiap komponen mulai dari tanah, air, tumbuhan, hingga udara saling berhubungan dan berperan penting menjaga kelangsungan hidup ekosistem.
Selain itu, siswa juga diberi tanggung jawab untuk merawat terrarium mereka masing-masing. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa peduli serta tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar.
“Dengan membuat terrarium, anak-anak bisa langsung melihat bagaimana alam bekerja dalam skala kecil. Dari sini, mereka belajar bahwa menjaga ekosistem bukan hanya tugas orang dewasa, tapi juga bisa dimulai sejak dini,” jelas mahasiswa KKN UNS 310 lainnya.
Program KKN UNS 310 ini sekaligus mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 15 tentang Ekosistem Darat, yang menekankan pentingnya melindungi, memulihkan, dan menggunakan ekosistem secara berkelanjutan.
Melalui pembelajaran kreatif ini, para mahasiswa berharap siswa-siswi SDN Tangkisan dapat menjadi generasi yang lebih peduli pada lingkungan. Harapan yang lebih luas, kegiatan ini mampu menginspirasi pihak sekolah, orang tua, hingga pemerintah desa untuk mengembangkan lebih banyak program pendidikan lingkungan berbasis praktik langsung.
“Langkah kecil ini mudah-mudahan bisa menjadi awal yang baik. Semoga semakin banyak pihak yang mendukung anak-anak muda sebagai duta konservasi masa depan,” pungkas perwakilan KKN UNS 310.
Dengan semangat kolaborasi, kegiatan pengamatan burung dan pembuatan terrarium ini tidak hanya menambah pengetahuan siswa, tetapi juga menanamkan nilai penting tentang kelestarian alam. Belajar ekosistem pun terasa lebih seru, nyata, dan berkesan.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.