Cara Mengolah Sampah: Edukasi Lingkungan Sejak Dini di SDN Duyung

Mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya saat memaparkan materi tentang edukasi lingkungan. (doc. pribadi)
Mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya saat memaparkan materi tentang edukasi lingkungan. (doc. pribadi)

Kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan terus ditanamkan kepada generasi muda. Salah satu langkah nyata dilakukan oleh SDN Duyung, Kecamatan Trawas, Mojokerto, melalui kegiatan edukatif bertajuk “Cara Mengolah Sampah”. Kegiatan ini melibatkan sekitar 50 siswa kelas 3 hingga 6, sebagai bagian dari pembentukan karakter peduli lingkungan sejak dini.

Tiga pemateri muda inspiratif yaitu Yunia Aqila Quata, Ahmad Ridho Romzul, dan Erfan Nurdin hadir bersama Zida Wahyuddin selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Mereka memberikan pemahaman komprehensif kepada siswa mengenai definisi sampah, jenis-jenisnya (organik, anorganik, dan B3), serta dampak negatifnya terhadap kesehatan dan lingkungan.

Bacaan Lainnya

Salah satu daya tarik kegiatan ini adalah penggunaan Alat Peraga Edukatif (APE) yang dibuat khusus agar siswa dapat memahami secara langsung cara memilah sampah. Melalui alat ini, proses belajar menjadi lebih menyenangkan, interaktif, dan mudah diingat.

Mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya saat memaparkan materi tentang edukasi lingkungan. (doc. pribadi)
Mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya saat memaparkan materi tentang edukasi lingkungan. (doc. pribadi)

Antusiasme siswa terlihat dari keaktifan mereka dalam bertanya dan mencoba langsung simulasi pemilahan sampah menggunakan APE. Mereka belajar membedakan jenis sampah dan memahami bahaya B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), sambil tetap menikmati proses pembelajaran yang komunikatif.

Kegiatan ini bukan hanya memperkaya pengetahuan siswa, tetapi juga menjadi bukti komitmen SDN Duyung dalam mendukung pendidikan lingkungan hidup. Edukasi semacam ini sangat penting untuk diterapkan secara berkelanjutan di sekolah-sekolah lain. Dari langkah kecil inilah, kesadaran besar terhadap pengelolaan sampah dapat tumbuh dan berkembang.

Karena sejatinya, masa depan bumi berada di tangan generasi muda yang sadar dan peduli terhadap lingkungan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *