Bantul, Krajan.id – Fenomena cyberbullying atau perundungan di dunia maya semakin marak dan mengkhawatirkan. Data Dinas Pendidikan mencatat, kasus perundungan digital meningkat hingga 15 persen dalam dua tahun terakhir. Bukan hanya remaja, anak-anak sekolah dasar kini juga menjadi kelompok rentan karena intensitas penggunaan gawai dan akses internet yang semakin tinggi.
Melihat kondisi tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) Angkatan XLVII Kelompok 107 menginisiasi kegiatan psikoedukasi khusus bagi anak-anak di Padukuhan Jatirejo, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Bantul.
Kegiatan bertema “Cegah Cyberbullying Sejak Dini” itu digelar pada Kamis (14/8/2025) di Mushola Nurul Islam. Sebanyak 25 siswa sekolah dasar yang sudah terbiasa menggunakan telepon genggam, baik milik pribadi maupun orang tua, menjadi peserta utama.
Dalam sesi edukasi, para mahasiswa menjelaskan makna cyberbullying dengan bahasa sederhana: “perundungan lewat HP atau internet”. Mereka juga memberikan contoh nyata yang dekat dengan kehidupan sehari-hari anak-anak, seperti mengejek teman lewat pesan singkat, menyebarkan gambar yang membuat orang lain sedih, hingga menulis komentar kasar di media sosial.
“Kami sengaja menyampaikan dengan cara sederhana agar mudah dipahami. Anak-anak tidak hanya tahu apa itu cyberbullying, tetapi juga paham mengapa hal tersebut berbahaya,” jelas Zaqi Muhamad Rhais, Ketua Kelompok KKN 107.
Sebagai upaya pencegahan, mahasiswa memperkenalkan metode SABAR yang dikemas dalam bentuk cerita bergambar dan video pendek. Metode ini berisi panduan sederhana bagaimana anak-anak sebaiknya bersikap ketika menghadapi cyberbullying.
Baca Juga: Kolaborasi KKN UMBY 87, DKPP Bantul, dan BPP Imogiri Atasi Masalah Limbah Ternak
Mereka diajak untuk menenangkan diri terlebih dahulu dan tidak langsung membalas pesan kasar yang diterima. Setelah itu, anak-anak diberi pemahaman tentang pentingnya menyimpan bukti berupa tangkapan layar atau rekaman pesan agar bisa ditunjukkan kepada orang dewasa.
Langkah berikutnya adalah menyampaikan kejadian tersebut kepada pihak yang dipercaya, seperti guru atau orang tua, untuk mendapatkan bantuan. Di samping itu, anak-anak juga diingatkan untuk tidak mudah terpancing emosi dengan komentar jahat dan sebaiknya mengabaikannya.
Terakhir, mereka didorong untuk bersama-sama membantu teman yang menjadi korban agar tidak merasa sendirian menghadapi situasi tersebut.

Metode ini disampaikan dengan cara yang menyenangkan, melalui cerita bergambar dan video pendek. Suasana belajar menjadi interaktif, anak-anak aktif bertanya, bahkan berbagi pengalaman pribadi terkait penggunaan media sosial.
Baca Juga: KKN 107 UNS Gelar Pelatihan Public Speaking Berbahasa Inggris di SDN 3 Tambakan
Menurut Zaqi, kegiatan ini lahir dari keprihatinan terhadap maraknya kasus perundungan digital di kalangan anak-anak.
“Kami berharap psikoedukasi ini bisa menjadi langkah awal agar anak-anak bijak menggunakan media sosial dan tahu bagaimana bersikap ketika menghadapi bullying,” ujarnya.
Ia menambahkan, anak-anak diharapkan bisa menjadi generasi yang lebih melek literasi digital. Dengan pemahaman yang baik, mereka tidak hanya terhindar dari menjadi korban, tetapi juga tidak mudah tergoda untuk menjadi pelaku perundungan.
Kegiatan KKN UMBY di Jatirejo ini sekaligus menjadi contoh nyata peran mahasiswa dalam mendukung upaya pencegahan masalah sosial di era digital. Melalui edukasi sejak dini, diharapkan anak-anak memiliki bekal untuk menjelajahi dunia maya dengan aman, sehat, dan positif.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





