Siang itu kota terasa lebih panas dari biasanya. Orang-orang terburu-buru mencari tempat teduh, sementara Fatimah memilih berhenti sebentar di pinggir jalan, melihat seorang ibu tua yang duduk lelah sambil memeluk tas belanjaannya.
Tanpa berpikir panjang, Fatimah membeli satu botol air mineral dari warung kecil. Ia mendekat, tersenyum, dan menyodorkannya.
“Bu, minum dulu. Panas kali hari ini.”
Ibu itu terdiam, lalu matanya berkaca-kaca.
“Nak, terima kasih. Dari pagi saya belum minum apa-apa.”
Fatimah tidak tahu apa pun tentang ibu itu—siapa dia, dari mana asalnya, atau apa masalahnya hari itu. Ia hanya tahu bahwa memberi seteguk air di tengah teriknya hari terasa lebih melegakan daripada menyelesaikan pekerjaannya sendiri. Setelah ibu itu pergi, Fatimah melanjutkan langkahnya, tetapi hatinya terasa jauh lebih ringan.
Terkadang, hal paling kecil yang kita lakukan untuk orang lain bisa menjadi alasan seseorang kembali percaya bahwa masih ada kebaikan di dunia. Dan tanpa kita sadari, justru dari hal-hal sesederhana itu, hati kita ikut hidup kembali.
Cerita: Seteguk Air di Tengah Panas





