Desa Borobudur, Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Kelompok 198 menggelar Sosialisasi Digitalisasi UMKM di Balai Desa Borobudur pada (21/7/ 2025). Kegiatan ini menjadi langkah konkret mahasiswa dalam menjawab tantangan modernisasi usaha kecil dan menengah di era serba digital, terutama di kawasan wisata seperti Borobudur.
Ketua KKN 198 UNS, Granitio Raganing Jati dari Program Studi Manajemen, menjelaskan bahwa program ini merupakan hasil kerja sama berbagai mahasiswa dengan latar belakang berbeda yang menyatu dalam satu rangkaian sosialisasi.
“Kami melihat UMKM Borobudur punya potensi besar jika bisa memanfaatkan digitalisasi. Karena itu, program ini dirancang tidak hanya berhenti di sosialisasi, tetapi juga pendampingan door to door selama tiga minggu,” jelas Granitio.
Tujuh mahasiswa menjadi pemateri dalam kegiatan ini dengan topik yang saling melengkapi. Fatimah menjelaskan secara rinci mengenai QRIS, kegunaan, serta teknis penggunaannya yang penting untuk memudahkan transaksi non-tunai. Filla Rosyida Kamallia membahas pencatatan keuangan digital dengan aplikasi Krealogi, lengkap dengan modul panduan penggunaannya.
Sementara itu, Grandhia Kusuma Jaya memperkenalkan e-commerce dan membantu pendaftaran UMKM agar bisa memasarkan produk mereka secara online. Granitio Raganing Jati sendiri menyampaikan materi tentang WhatsApp Business dan Google Maps, yang menurutnya paling diminati para pelaku usaha. “WA Business banyak peminatnya karena mudah digunakan dan bisa langsung dirasakan manfaatnya,” tambahnya.
Pemateri lain, Ferdhea Esa Mastiarawati, menekankan pentingnya kualitas layanan dengan membuat katalog WhatsApp dan template chat untuk meningkatkan profesionalitas UMKM. Mutiara Syafa Azzahra memberikan pendampingan terkait branding visual, termasuk desain logo, banner, serta identitas merek. Sementara Afinda Fitria Syachrani mengajarkan teknik foto produk agar UMKM bisa menampilkan produk mereka secara lebih menarik dan profesional.
Respon positif datang dari para pelaku UMKM. Sulkhan, pemilik UMKM Jahe Jayaning, mengaku sangat terbuka dengan program ini.
“Saya antusias sekali, apalagi dengan adanya QRIS. Ini sangat membantu karena sekarang banyak orang tidak bawa uang tunai,” ungkapnya.
Baca Juga: KKM 26 UNIBA Cikedal Wujudkan Aksi Nyata Cegah Stunting dan Anemia
Sementara itu, dukungan juga hadir dari perbankan. BNI turut memberikan edukasi sekaligus membantu proses pendaftaran QRIS bagi UMKM, berkolaborasi dengan bank lain yang ada di Borobudur. Peran ini semakin memperkuat sinergi antara mahasiswa, lembaga keuangan, dan masyarakat dalam mewujudkan transformasi digital UMKM.
Dalam sosialisasi tersebut, mahasiswa juga membagikan formulir pendampingan lanjutan. Dari hasil pengisian, kebutuhan yang paling banyak diinginkan UMKM adalah pelatihan foto produk. Menurut Granitio, banyak pelaku usaha belum memiliki foto produk yang layak untuk dijadikan katalog, banner, atau media promosi lainnya.
Meski berjalan lancar, pendampingan selama tiga minggu juga menghadapi sejumlah tantangan, terutama masalah teknis seperti perangkat gawai yang tidak mendukung aplikasi tertentu. Namun, semangat belajar para pelaku UMKM membuat kendala ini bisa diatasi dengan solusi sederhana.
Ada pula kisah inspiratif dari Rumah Batik Borobudur. Awalnya mereka ragu dan merasa gaptek, tetapi setelah didampingi mahasiswa, mereka justru sangat antusias mencoba aplikasi digital. Hal ini menjadi bukti bahwa perubahan pola pikir (mindset) bisa tumbuh jika ada pendampingan yang tepat.
Baca Juga: Mahasiswa KKM UNIBA Kelompok 31 Meriahkan Upacara dan Karnaval 17 Agustus di Kecamatan Cikedal
“Selain memberi keterampilan teknis, kami juga menekankan pentingnya mindset digital. Borobudur adalah kawasan wisata, dan tidak semua pengunjung membawa uang tunai. Jadi, jika UMKM ingin berkembang, mereka perlu beradaptasi, misalnya dengan menyediakan layanan pembayaran digital seperti QRIS yang lebih praktis dan aman bagi wisatawan,” terang Granitio.
Menurut pengamatan mahasiswa, potensi terbesar UMKM Borobudur terletak pada peluang menjadi bisnis yang lebih profesional dan mampu bersaing di pasar lebih luas. Untuk menjaga keberlanjutan, tim KKN berencana membuka rekrutmen bagi periode KKN berikutnya agar program ini tidak terhenti.
Respon positif juga datang dari pemerintah desa. Maryoto, Kepala Dusun Ngaran 1, menyampaikan dukungannya. “Kami sangat mendukung program ini. Bahkan saya merekomendasikan UMKM lain untuk ikut dibantu mahasiswa,” ujarnya.
Dengan kombinasi sosialisasi, pendampingan lapangan, serta dukungan dari berbagai pihak, mahasiswa KKN UNS 198 berharap UMKM Borobudur dapat bertransformasi menuju era digital secara berkelanjutan. Program ini diharapkan menjadi titik awal agar UMKM lokal semakin siap menghadapi tantangan zaman sekaligus memanfaatkan potensi wisata yang besar di kawasan Borobudur.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





