Desa Penawangan, Krajan.id – Desa Penawangan di Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, kembali menarik perhatian nasional. Pada Kamis (18/7/2025), desa ini menjadi tujuan kunjungan studi lapangan bagi 50 perwakilan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) dari berbagai daerah di Indonesia.
Tujuan dari kunjungan ini adalah mempelajari penerapan Dana Alokasi Khusus (DAK) Integrasi, khususnya dalam program Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Kawasan Permukiman Terpadu (TPPKT).
Kegiatan ini menjadi bukti nyata keberhasilan Desa Penawangan dalam menjalankan program DAK Integrasi dari Kementerian PUPR.
Sebagai desa percontohan nasional, Penawangan dinilai mampu menerjemahkan konsep pembangunan kawasan permukiman berkelanjutan melalui partisipasi aktif masyarakat dan perencanaan yang komprehensif.
Kepala Sub Direktorat Strategi Program dan Anggaran Direktorat Sistem Strategi Penyelenggaraan Kawasan Permukiman (SSPKP), Gatot Sugianto, menyampaikan bahwa Penawangan dipilih sebagai contoh nasional karena capaian program yang konsisten dan penerimaan masyarakat yang tinggi.
“Penawangan sangat layak dijadikan contoh. Kami di kementerian melihat langsung bagaimana desa ini berhasil menjalankan DAK TPPKT dengan baik. Ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga dukungan masyarakat yang luar biasa,” jelas Gatot.
Ia menambahkan bahwa Kabupaten Semarang telah menerima alokasi DAK TPPKT selama empat tahun berturut-turut, sesuatu yang tidak mungkin terjadi tanpa adanya keterlibatan masyarakat.
“Kalau masyarakat menolak, pasti akan ada gejolak dan sorotan media. Namun di sini, semua berjalan baik. Media pun mencatatnya secara positif. Ini menunjukkan efektivitas program yang dijalankan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Desa Penawangan, Sulistiyo, menyampaikan rasa syukurnya karena desanya bisa menjadi sumber inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia.
“Kami sangat bangga. Dulu, sanitasi dan air bersih adalah masalah besar. Tapi kini, dengan kolaborasi dan dukungan semua pihak, Desa Penawangan menjadi lebih layak huni. Ini bukan hanya prestasi pemerintah, tetapi seluruh warga,” ujar Sulistiyo di Balai Desa Penawangan.
Lebih lanjut, Sulistiyo berharap bahwa keberhasilan Penawangan tidak hanya berhenti sebagai kebanggaan lokal, melainkan dapat menjadi pemicu semangat desa lain dalam mengembangkan permukiman yang sehat dan berkelanjutan.
“Semoga keberhasilan ini menjadi pemacu bagi desa-desa lain di Indonesia untuk lebih aktif memanfaatkan DAK Integrasi. Kita semua memiliki tanggung jawab yang sama untuk menciptakan lingkungan yang layak bagi generasi mendatang,” pungkasnya.
Baca Juga: Mahasiswa KKM UNIBA Salurkan Buku Iqro, Dorong Literasi Al-Qur’an Anak-Anak Desa Jawilan
Kegiatan ini juga membuka ruang dialog antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat untuk memperkuat sinergi pembangunan kawasan permukiman. Kunjungan ini membuktikan bahwa keberhasilan pembangunan tidak selalu harus dimulai dari kota besar. Desa pun bisa menjadi pelopor, terutama ketika ada kolaborasi, inovasi, dan keberpihakan pada kebutuhan warga.
Tak hanya menjadi contoh dalam pengelolaan kawasan permukiman, Desa Penawangan memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut, termasuk sebagai bagian dari promosi kawasan strategis seperti pengembangan potensi Geopark yang terintegrasi dengan kebijakan lingkungan dan tata ruang desa.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





