Desa Penanggungan, Mojokerto – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Komunitas (KKN BBK) 6 sukses melaksanakan program digitalisasi Coban Cafe, sebuah destinasi wisata alam yang dikelola oleh masyarakat Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.
Program ini menjadi salah satu langkah inovatif untuk meningkatkan daya saing pariwisata desa sekaligus mendorong pemberdayaan ekonomi lokal berbasis teknologi.
Terletak di tengah hamparan keindahan pegunungan dan berdekatan dengan Air Terjun Watu Gemilang, Coban Cafe memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata alam. Berbeda dari kafe-kafe lainnya yang bukan merupakan binaan desa, Coban Cafe dikelola langsung oleh masyarakat setempat, menjadikannya sebagai simbol pemberdayaan dan kemandirian desa wisata.
Melalui program bertajuk “Our Digital Penanggungan Vol. 2: Diversifikasi Pembayaran untuk Daya Saing Wisata Lokal”, mahasiswa UNAIR menghadirkan berbagai inovasi digital. Beberapa di antaranya adalah implementasi sistem pembayaran non-tunai menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), pembuatan menu digital, hingga pembuatan dan penyebaran video profil Coban Cafe yang diunggah di berbagai platform media sosial.
Ketua KKN BBK 6 UNAIR Desa Penanggungan, Barik Arzaq Lana, menjelaskan bahwa inisiatif ini bertujuan menjawab tantangan digitalisasi dalam sektor pariwisata desa.
“Program ini kami rancang sebagai bentuk dukungan terhadap perkembangan UMKM pariwisata desa. Kami melihat digitalisasi bukan sekadar tren, tetapi kebutuhan agar masyarakat tidak tertinggal dan wisata lokal mampu bersaing,” ujar Barik.
Kehadiran mahasiswa UNAIR disambut antusias oleh pengelola Coban Cafe. Salah satu pengelola mengaku bahwa upaya menerapkan sistem pembayaran QRIS sudah lama direncanakan, namun belum terlaksana karena keterbatasan pemahaman teknis dan kendala administrasi.
“Pembuatan QRIS sebenarnya sudah lama ingin kami realisasikan, tetapi terkendala pemahaman teknis dan proses administratif yang cukup rumit bagi kami. Kehadiran mahasiswa KKN UNAIR sangat membantu kami tidak hanya dalam teknis pendaftaran, tapi juga dalam promosi digital yang selama ini belum kami maksimalkan,” ungkapnya.
Selain memberikan manfaat jangka pendek seperti kemudahan transaksi dan promosi, program ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-8, yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, penciptaan lapangan kerja produktif, dan pekerjaan yang layak.
Pendekatan edukatif dan kolaboratif yang diusung mahasiswa UNAIR berkontribusi dalam meningkatkan kapasitas masyarakat agar mampu mengakses dan memanfaatkan teknologi dalam memperluas pasar wisata.
Inisiatif ini juga mencerminkan implementasi nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian masyarakat. Dengan berbekal semangat akademik, riset, dan inovasi, mahasiswa UNAIR membuktikan bahwa keterlibatan aktif dalam komunitas lokal dapat memberikan dampak nyata bagi kemajuan desa.

Program digitalisasi Coban Cafe menjadi bukti bahwa kolaborasi antara dunia pendidikan dan masyarakat mampu melahirkan solusi konkret atas tantangan pembangunan di tingkat lokal. Mahasiswa tidak hanya hadir sebagai agen perubahan, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam proses transformasi desa menuju era digital yang inklusif dan berkelanjutan.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





