Surakarta, Krajan.id – Persiapan matang menjadi kunci keberhasilan atlet wheelchair tennis NPC Papua dalam meraih prestasi gemilang di Pekan Paralimpik Nasional (PEPARNAS) XVII Surakarta 2024. Melalui kolaborasi antara mahasiswa Fakultas Keolahragaan Universitas Sebelas Maret (FKOR UNS) dan tim pelatih, program magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi fondasi kuat dalam pembinaan fisik dan manajemen pelatihan atlet disabilitas ini.
Program yang berlangsung dari Juli hingga Oktober 2024 di Lapangan Tenis Stadion Manahan, Surakarta, difokuskan pada peningkatan efektivitas manajemen latihan dan pembinaan fisik bagi para atlet. Pendekatan ini membuahkan hasil positif, terbukti dengan raihan 1 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu dalam pertandingan yang digelar pada 6–13 Oktober 2024.
“Kami menerapkan program pelatihan yang terstruktur, mulai dari pembinaan fisik, strategi permainan, hingga manajemen waktu dan logistik. Semua ini dirancang untuk memastikan atlet dapat tampil optimal,” ungkap Tim Hibah MBKM Wheelchair Tennis Papua dari FKOR UNS dalam press release yang diberikan pada (9/12/2024).
Salah satu aspek yang menjadi perhatian utama dalam program ini adalah manajemen latihan. Mahasiswa FKOR UNS bersama pelatih merancang jadwal latihan yang terukur dan berorientasi pada kebutuhan individu atlet. Program ini melibatkan latihan fisik intensif, evaluasi teknik, dan simulasi pertandingan.
Baca Juga: Memilah Sampah Menjadi Peluang Ekonomis bagi Warga PPI
Pendekatan berbasis data digunakan untuk memantau perkembangan atlet. Data ini mencakup analisis kecepatan gerak, kekuatan pukulan, hingga stamina selama pertandingan. Dengan pengelolaan berbasis data, pelatih dapat menyesuaikan program latihan agar lebih efektif.
“Manajemen latihan kami memastikan setiap atlet mendapatkan pendampingan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, sehingga persiapan menuju PEPARNAS benar-benar maksimal,” tambah perwakilan tim pelatih.

Selain manajemen latihan, pembinaan fisik juga menjadi fokus utama. Mahasiswa FKOR UNS memberikan pendampingan pada setiap sesi latihan fisik atlet, yang meliputi penguatan otot, latihan daya tahan, dan peningkatan mobilitas kursi roda. Metode latihan disesuaikan untuk mengoptimalkan kemampuan fisik tanpa membebani atlet secara berlebihan.
“Kami belajar banyak tentang pentingnya pendekatan holistik dalam pembinaan fisik, terutama untuk atlet disabilitas. Pendekatan ini membantu meningkatkan performa mereka secara keseluruhan,” ujar salah satu mahasiswa magang FKOR UNS.
Baca Juga: Sosialisasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Warnai Pembukaan KKN UBHARA 007 di Mojokerto
Efektivitas manajemen dan pembinaan fisik ini akhirnya membuahkan hasil di ajang PEPARNAS XVII. Atlet wheelchair tennis Papua menunjukkan performa impresif dengan merebut medali di berbagai kategori. Selain itu, program ini juga memberi manfaat jangka panjang, baik bagi atlet maupun mahasiswa FKOR UNS yang terlibat.

“Kerja keras semua pihak terbukti membuahkan hasil. Kami berharap program ini menjadi model untuk pembinaan atlet disabilitas lainnya di Indonesia,” kata salah satu pelatih.
Kegiatan ini tidak hanya memperkuat kemampuan atlet Papua, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan olahraga disabilitas di Indonesia. Dengan manajemen dan pembinaan yang efektif, olahraga disabilitas bisa terus berkembang dan menginspirasi banyak pihak untuk berprestasi tanpa batas.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





