Ekspedisi dan Perbanyakan Dehaasia Pugerensis Koord. Tim MBKM Magang Pengelolaan Hutan UNS dan Yayasan SINTAS di Taman Nasional Meru Betiri

Kegiatan Monitoring Tim MBKM dan Yayasan SINTAS. (doc. Tim MBKM)
Kegiatan Monitoring Tim MBKM dan Yayasan SINTAS. (doc. Tim MBKM)

Jember, Krajan.id – Upaya pelestarian flora langka kembali dilakukan di kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Kali ini, fokus tertuju pada Dehaasia pugerensis, tanaman endemik langka yang sempat hilang dari pencatatan ilmiah selama bertahun-tahun.

Tanaman ini ditemukan kembali pada tahun 2020 oleh tim peneliti dari Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya (P2KTKR)-LIPI, bekerja sama dengan Botanic Gardens Conservation International (BGCI) melalui program Global Botanic Garden Fund (GBGF), dalam studi populasi yang dilakukan di Jember, Jawa Timur.

Bacaan Lainnya

Memasuki tahun 2024, kolaborasi antara Balai Taman Nasional Meru Betiri, Yayasan SINTAS, dan Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN menemukan kembali keberadaan Dehaasia pugerensis di sejumlah blok hutan konservasi yang belum pernah tercatat sebelumnya.

Penemuan dilakukan di Blok Tumpak Gesing dan Blok Sengoro (Resor Andongrejo), Blok Pletes dan Jalur Nanggelan (Resor Wonoasri), serta Blok Sobluk dan Air Terjun (Resor Bandealit).

Baca Juga: Mahasiswa KKN UPN “Veteran” Jatim Gelar Workshop Strategi Media Sosial untuk UMKM Dupak

Sebagai bagian dari program MBKM-Magang Pengelolaan Hutan, mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta turut dilibatkan dalam kegiatan monitoring dan perbanyakan spesies ini. Kegiatan monitoring dilakukan setiap bulan dengan pengukuran fenologi, seperti diameter batang, tinggi tanaman, jumlah cabang utama, fase pertumbuhan, serta pendataan gangguan atau kerusakan pada tegakan tanaman.

Pada Mei 2025, kegiatan perbanyakan vegetatif Dehaasia pugerensis mulai dilakukan melalui berbagai metode seperti cangkok, stek batang dan pucuk, serta teknik cabutan dan putaran semai. Koordinasi dilakukan oleh mahasiswa magang dari UNS bersama Yayasan SINTAS dan petugas lapangan dari Taman Nasional.

Kegiatan Perbanyakan Dehaasia. (doc. Tim MBKM)
Kegiatan Perbanyakan Dehaasia. (doc. Tim MBKM)

Pada Kamis (22/5/2025), tim melakukan pengambilan semai anakan dari sekitar pohon induk. Teknik yang digunakan meliputi cabutan, yaitu mencabut bibit tanpa tanah, dan putaran, yaitu menggali tanah di sekitar bibit. Bibit hasil pengambilan kemudian ditanam di polybag dengan media campuran tanah dan sekam untuk meningkatkan aerasi. Bibit yang terlihat kurang sehat dibuang sebelum proses penanaman.

Kegiatan Perbanyakan Dehaasia: a. kiri (cangkok) dan b) kanan (stek). (doc. Tim MBKM)
Kegiatan Perbanyakan Dehaasia: a. kiri (cangkok) dan b) kanan (stek). (doc. Tim MBKM)

Selanjutnya, pada Sabtu (24/5/2025) di Blok Sobluk, Bandealit, dan Selasa (27/5/2025) di Blok Tumpak Gesing, Andongrejo, dilakukan metode cangkok dan stek batang. Proses cangkok diawali dengan pembersihan bagian kambium batang, kemudian diberikan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) untuk mempercepat pertumbuhan akar. Media tanam berupa cocopeat dibungkus plastik dengan lubang kecil sebagai ventilasi.

Baca Juga: Mahasiswa KKN-TK 25 Unigoro Kenalkan Konsep Green School Berbasis Geopark di SDN Soko

Sementara itu, metode stek batang dan pucuk dilakukan dengan memotong spesimen tanaman. Bagian pangkal diberi ZPT untuk merangsang akar, dan bagian ujung diberi larutan antijamur guna mencegah pembusukan. Stek kemudian ditanam di polybag dan ditutup menggunakan gelas plastik (cungkup) untuk menjaga kelembaban serta menurunkan laju transpirasi.

“Melalui program ini, kami tidak hanya belajar tentang teknik perbanyakan vegetatif tanaman, tetapi juga pentingnya pelestarian flora endemik seperti Dehaasia pugerensis yang kini sangat terancam punah,” ujar salah satu mahasiswa peserta magang.

Kegiatan ini menjadi bagian penting dari upaya konservasi yang bersifat kolaboratif dan aplikatif, menggabungkan riset ilmiah, aksi lapangan, serta pendidikan lingkungan secara langsung. Kolaborasi ini juga menunjukkan peran penting generasi muda dalam menjaga keanekaragaman hayati Indonesia yang sangat kaya.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *