Sungonlegowo, Krajan.id – Pengelolaan sampah masih menjadi tantangan bagi masyarakat di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan. Teknologi menawarkan solusi inovatif, salah satunya melalui pemanfaatan robotika. Namun, rendahnya minat siswa dalam mempelajari informatika di sekolah sering kali menjadi kendala dalam penerapan teknologi ini.
Menanggapi hal tersebut, mahasiswa kelompok BBK 5 Universitas Airlangga (Unair) yang melakukan pengabdian di Desa Sungonlegowo meluncurkan program Gerakan Sampah Cerdas. Program ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan lingkungan sekaligus meningkatkan minat siswa terhadap teknologi melalui penerapan robotika dalam pengelolaan sampah.
Gerakan Sampah Cerdas dilaksanakan pada (22/1/2025) di Madrasah Aliyah (MA) Al-Asyhar Sungonlegowo dengan melibatkan seluruh siswa kelas 12. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan teknologi robotika melalui pembuatan tempat sampah pintar yang dapat beroperasi secara otomatis menggunakan sensor ultrasonik.
Stevanus Saut H.G., mahasiswa Program Studi Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan Unair, menjadi pemateri utama dalam kegiatan ini. Ia menjelaskan mekanisme kerja tempat sampah cerdas yang telah dikembangkan oleh timnya.
“Tempat sampah ini dilengkapi dengan sensor ultrasonik yang dapat mendeteksi objek di depannya. Sensor ini bekerja dengan mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang suara untuk memantul kembali setelah mengenai objek, sehingga mampu membuka tutup sampah secara otomatis,” jelas Stevanus.
Baca Juga: Sistem Presensi Online di PAUD SPS Bougenville Ngenep: Inovasi Digital KKN UMBY
Lebih lanjut, Stevanus menambahkan bahwa tempat sampah cerdas ini ditenagai oleh listrik yang dialirkan ke Arduino melalui converter AC ke DC. Selain itu, sistem ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan fitur tambahan, seperti sensor yang dapat memantau kapasitas sampah.
“Jika sampah hampir penuh, alat ini akan berbunyi sebagai notifikasi,” tambahnya.
Program ini tidak hanya bertujuan untuk menciptakan inovasi dalam pengelolaan sampah, tetapi juga untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap teknologi dan informatika. Dengan menghadirkan contoh nyata penerapan ilmu robotika dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan siswa lebih antusias dalam memahami bagaimana teknologi dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan.
“Kami ingin siswa tidak hanya sekadar belajar teori, tetapi juga memahami bahwa teknologi bisa menjadi solusi bagi permasalahan nyata di sekitar mereka,” ujar salah satu mahasiswa BBK 5 Unair.
Selain itu, Gerakan Sampah Cerdas juga diharapkan mampu menginspirasi masyarakat sekitar untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan dengan cara yang lebih modern dan efisien. Dengan adanya inovasi seperti tempat sampah cerdas, proses pengelolaan sampah di lingkungan sekolah maupun di desa dapat menjadi lebih terstruktur dan efektif.
Gerakan Sampah Cerdas menjadi contoh nyata bagaimana edukasi teknologi dan kesadaran lingkungan dapat berjalan beriringan. Para mahasiswa Unair berharap program ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan aplikatif.
Baca Juga: Menteri Desa Yandri Susanto Dorong Digitalisasi untuk Cegah Penyelewengan Dana Desa
Dengan adanya prototype tempat sampah cerdas, siswa diharapkan tidak hanya memahami konsep robotika secara teori, tetapi juga dapat melihat langsung penerapan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami berharap program ini bisa menjadi langkah awal bagi siswa untuk lebih tertarik mendalami dunia teknologi, sekaligus meningkatkan kesadaran mereka terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,” tutup Stevanus.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
