Inovasi Demplot Polybag KKN UNS 55 Sulap Lahan Kosong Jadi Produktif di Cangkring

Dokumentasi salah satu demplot yang berhasil ditanam di Padukuhan Cangkring. (doc. KKN 55 UNS)
Dokumentasi salah satu demplot yang berhasil ditanam di Padukuhan Cangkring. (doc. KKN 55 UNS)

Desa Karangasem, Krajan.id – Lahan kosong yang selama ini dianggap tidak memiliki nilai di Padukuhan Cangkring, Desa Karangasem, Gunungkidul, kini berubah menjadi sumber ketahanan pangan baru. Inovasi tersebut hadir melalui program demonstration plot (demplot) dengan sistem tanam polybag yang digagas oleh Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) 55.

Program yang berlangsung sejak Juli hingga Agustus 2025 ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat dengan fokus pada tema Ketahanan Pangan Mandiri dan Pengentasan Kemiskinan. Melalui metode ini, lahan pekarangan yang terbengkalai kini dioptimalkan menjadi area produktif dengan berbagai tanaman kebutuhan sehari-hari.

Bacaan Lainnya

Muhammad Raditya Yudhistira, mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS yang juga menjadi pelaksana lapangan, menuturkan bahwa tujuan utama dari program ini adalah memberikan contoh nyata kepada masyarakat.

“Kami ingin membuktikan bahwa lahan sempit atau kosong di sekitar rumah bisa produktif. Demplot polybag ini mudah ditiru oleh warga, sehingga mereka dapat menanam cabai, sayuran, dan tanaman lain untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga,” jelas Raditya.

Penggunaan polybag dipilih karena dinilai praktis, tidak membutuhkan pengolahan tanah yang rumit, serta cocok untuk lahan terbatas. Selain itu, tanaman dalam polybag juga lebih mudah dipindahkan dan dirawat. Sistem ini sekaligus memperlihatkan kepada masyarakat bahwa bercocok tanam tidak selalu harus dilakukan di lahan luas.

Lebih dari sekadar aspek teknis, program ini juga menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat. Warga, terutama kelompok tani dan ibu-ibu PKK, diberikan pelatihan mulai dari persiapan media tanam, pemilihan bibit unggul, teknik pemeliharaan, hingga proses panen. Harapannya, metode sederhana namun efektif ini dapat diterapkan secara mandiri oleh masyarakat di pekarangan rumah masing-masing.

Selain meningkatkan produktivitas lahan, manfaat lain yang diharapkan dari program ini adalah mendukung ketahanan pangan keluarga, menyediakan bahan pangan sehat, hingga membuka peluang usaha kecil berbasis pertanian. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi juga berpotensi meningkatkan pendapatan keluarga melalui hasil panen yang berlebih.

Inisiatif KKN UNS 55 ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan kemandirian pangan sekaligus pengentasan kemiskinan. Melalui pemanfaatan sumber daya lokal, masyarakat Padukuhan Cangkring didorong untuk membangun kemandirian, menjaga lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan secara berkelanjutan.

Langkah kecil ini menjadi bukti bahwa inovasi sederhana, bila diterapkan secara konsisten dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat, mampu membawa dampak besar bagi kehidupan desa.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *