Inovasi Hidroponik dan Budidaya Lele dari Galon Bekas, Mahasiswa KKN UNS 149 Inspirasi Warga Gunungsari

Dokumentasi bersama setelah program budidaya hidroponik terintegrasi dengan pemeliharaan ikan lele menggunakan media galon bekas. (doc. 149 UNS)
Dokumentasi bersama setelah program budidaya hidroponik terintegrasi dengan pemeliharaan ikan lele menggunakan media galon bekas. (doc. 149 UNS)

Gunungsari, Krajan.id – Mahasiswa KKN Universitas Sebelas Maret (UNS) 149 menghadirkan terobosan baru dalam pengabdian masyarakat di Desa Gunungsari, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun. Mereka menginisiasi program budidaya hidroponik terintegrasi dengan pemeliharaan ikan lele menggunakan media galon bekas. Inovasi ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga menjadi solusi kreatif dalam pengelolaan limbah rumah tangga.

Konsep yang ditawarkan menggabungkan sistem pertanian tanpa tanah (hidroponik) dengan akuakultur sederhana. Air dari kolam lele yang kaya nutrisi hasil metabolisme ikan dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman. Sebaliknya, tanaman berfungsi menyaring air sehingga kualitasnya tetap baik bagi ikan. Dengan demikian, tercipta siklus alami yang saling menguntungkan.

Bacaan Lainnya

Kegiatan diawali dengan sosialisasi serta pelatihan kepada warga setempat mengenai manfaat dan tata cara pembuatan sistem hidroponik terintegrasi ini. Dalam praktiknya, warga terutama kaum ibu dilibatkan secara langsung. Mereka mencoba memasukkan benih lele ke dalam galon bekas yang sudah diisi air bersih, kemudian menempatkan netpot berisi media tanam dengan kain flanel yang menjuntai hingga menyentuh air.

Bibit sayuran seperti bayam ditanam pada netpot tersebut. Seiring berjalannya waktu, air yang berasal dari kolam lele akan memberi nutrisi alami pada tanaman. Sementara itu, tanaman berperan menyaring air agar tetap bersih bagi ikan. Pemanfaatan galon bekas sebagai media budidaya membuat sistem ini semakin ramah lingkungan dan praktis diterapkan, terutama pada lahan terbatas di pedesaan.

Respons warga Desa Gunungsari cukup positif. Banyak peserta pelatihan yang langsung membawa pulang instalasi galon hasil praktik untuk diterapkan di rumah. Beberapa warga bahkan berencana memperbanyak instalasi ini guna memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga sekaligus peluang penjualan hasil panen.

Seorang warga menyampaikan, “Sistem ini sangat efektif dan efisien karena menghasilkan dua produk sekaligus, yaitu ikan lele dan sayuran bergizi. Kami bisa mendapatkan sumber pangan sehat tanpa harus keluar banyak biaya.”

Selain menambah ketersediaan pangan sehat, kegiatan ini juga membantu mengurangi limbah plastik dari galon bekas yang sebelumnya tidak terpakai.

Mahasiswa KKN UNS 149 menyatakan komitmennya untuk terus mendampingi masyarakat agar mampu mengembangkan sistem ini secara mandiri. Harapannya, inovasi ini dapat meningkatkan ketahanan pangan, menjaga lingkungan, sekaligus menjadi peluang ekonomi bagi warga.

“Kegiatan ini bukan hanya sebatas pelatihan singkat, tetapi juga langkah awal agar masyarakat bisa mandiri menerapkan teknologi sederhana namun bermanfaat besar,” ujar salah satu anggota KKN UNS 149.

Melalui program ini, mahasiswa berhasil menghadirkan solusi inovatif yang aplikatif, sekaligus memberikan pengalaman belajar langsung dalam mengembangkan teknologi tepat guna di tengah masyarakat.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *