Semarang, Krajan.id – Sebuah langkah inovatif datang dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (BEM FT UNDIP). Melalui kolaborasi lintas disiplin dan pendekatan berbasis kearifan lokal, mereka berhasil membawa gula aren Desa Sriwulan, Kendal, ke level baru lewat program “Integrasi Teknologi Produksi dan Wisata Edukasi Gula Aren Berbasis Kearifan Lokal”.
Program ini berhasil meraih pendanaan Program Mahasiswa Berdampak: Pemberdayaan Masyarakat oleh BEM (PM-BEM) dari Kemendikbudristek tahun 2025. Inisiatif ini menjadi contoh konkret bagaimana inovasi mahasiswa dapat berkontribusi langsung terhadap pemberdayaan masyarakat desa dan ketahanan pangan nasional.
Di bawah bimbingan dosen Teknik Industri UNDIP, Muhammad Mujiya Ulkhaq, S.T., M.T., serta Mohammad Husen Afansyah dari Teknik Perkapalan sebagai koordinator, tim mahasiswa ini menggandeng Kelompok Tani Ngudi Kawruh dan Pokdarwis Damarwulan di Desa Sriwulan. Kolaborasi tersebut menghadirkan sinergi antara dunia akademik dan komunitas lokal.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa UNDIP memperkenalkan mesin produksi gula aren semi-otomatis berbasis Internet of Things (IoT). Teknologi ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi produksi, menjaga higienitas, dan memastikan konsistensi kualitas produk.
Tak berhenti di situ, tim juga mengembangkan konsep wisata edukasi yang mengemas proses pembuatan gula aren tradisional menjadi atraksi wisata bernilai ekonomi.
Menurut dosen pembimbing, Muhammad Mujiya Ulkhaq, keberhasilan program ini menjadi bukti bahwa teknologi tidak harus bertentangan dengan tradisi.
“Kami ingin menjadikan teknologi bukan hanya sebagai alat inovasi teknis, tetapi juga sebagai sarana penguatan ekonomi masyarakat. Ketika teknologi berpadu dengan tradisi, lahirlah solusi yang berkelanjutan dan bermakna,” ujarnya.
Koordinator mahasiswa, Mohammad Husen Afansyah, menambahkan bahwa keberlanjutan menjadi fokus utama tim.
“Kami tidak sekadar membawa alat atau sistem baru, tetapi juga mendampingi masyarakat agar mampu mengelola produksi, keuangan, dan pemasaran secara mandiri. Tujuan kami, masyarakat dapat terus tumbuh bahkan setelah program berakhir,” tuturnya.
Dukungan datang pula dari Kepala Desa Sriwulan, Sulistyo, yang mengapresiasi inisiatif mahasiswa UNDIP tersebut.
“Inovasi ini tidak hanya meningkatkan hasil produksi gula aren, tetapi juga membuka peluang wisata baru yang bisa menggerakkan ekonomi warga. Kami berharap kerja sama ini berlanjut dan memberi manfaat jangka panjang bagi desa,” katanya.
Program ini turut berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 2 (Tanpa Kelaparan) dan SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dengan mendorong transformasi sektor pertanian dan pariwisata yang berkelanjutan.
Keberhasilan BEM FT UNDIP menembus program nasional ini menjadi simbol semangat mahasiswa dalam mengintegrasikan teknologi, budaya, dan pemberdayaan sosial. Dari kampus hingga desa, langkah kecil ini menjadi bukti bahwa inovasi yang berpijak pada kearifan lokal dapat menciptakan perubahan nyata bagi masyarakat.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





