Jangan Biarkan Anakmu Kelaparan: Saatnya Atasi Krisis Akses Pangan di Indonesia

sumber: freepik
sumber: freepik

Ketahanan pangan merupakan isu krusial yang menjadi dasar bagi keberlanjutan pertumbuhan Indonesia. Berdasarkan laporan Global Food Security Index (GFSI) dalam publikasi Statistik Ketahanan Pangan 2022, Indonesia menempati peringkat ke-69 dari 113 negara.

Ini menunjukkan bahwa ketahanan pangan Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan banyak negara lain. Dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1996, ketahanan pangan didefinisikan sebagai “kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.”

Bacaan Lainnya

Sementara itu, Food and Agriculture Organization (FAO) menekankan bahwa aksesibilitas, ketersediaan, stabilitas, dan pemanfaatan pangan adalah komponen penting yang harus diperhatikan.

Salah satu elemen kunci dalam mencapai ketahanan pangan nasional adalah memastikan aksesibilitas pangan. Ini berarti semua lapisan masyarakat harus dapat memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup, aman, dan terjangkau—baik dari segi fisik maupun ekonomi.

Namun, di Indonesia, aksesibilitas pangan masih menjadi tantangan besar, terutama di daerah terpencil dan bagi kelompok masyarakat marginal. Kondisi geografis yang berupa kepulauan serta infrastruktur distribusi yang belum memadai sering kali menghambat masyarakat di wilayah tersebut untuk mendapatkan pangan yang stabil dan berkualitas.

Daerah terpencil kerap kali menghadapi kesulitan dalam mengakses pangan, terutama saat musim paceklik. Kondisi infrastruktur jalan yang buruk, keterbatasan transportasi, dan biaya logistik yang tinggi membuat harga pangan di daerah-daerah ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan di kota-kota besar. Sayangnya, ini juga berpengaruh pada kualitas pangan yang tersedia, yang seringkali jauh dari standar yang layak.

Perubahan iklim semakin memperburuk situasi ini. Bencana seperti banjir, kekeringan, dan cuaca ekstrem lainnya menghancurkan lahan pertanian, menurunkan produksi pangan, dan memicu lonjakan harga. Petani kecil, yang menjadi tulang punggung sektor pertanian Indonesia, sering kali menjadi pihak yang paling terdampak, mengingat mereka memiliki kapasitas yang terbatas untuk bertahan menghadapi bencana alam ini.

Untuk mengatasi krisis akses pangan ini, pemerintah dan masyarakat perlu melakukan langkah-langkah strategis. Pertama, pemerintah harus meningkatkan investasi dalam pembangunan infrastruktur, terutama di daerah terpencil, untuk memperlancar distribusi pangan. Dengan jalan yang lebih baik dan sarana transportasi yang memadai, pengiriman hasil pertanian akan lebih cepat dan efisien, sehingga harga pangan di daerah terpencil dapat ditekan.

Baca Juga: Kepemimpinan Berbasis Komunitas: Pilar Pengembangan Ekonomi Lokal yang Inklusif

Selain itu, produktivitas pertanian juga harus ditingkatkan. Petani perlu didorong untuk mengadopsi teknologi baru seperti irigasi modern dan penggunaan bibit unggul yang tahan perubahan iklim. Ini akan membantu mereka meningkatkan hasil panen dan memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat.

Tidak hanya pemerintah dan petani, masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengatasi masalah ketahanan pangan. Salah satu cara sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi pemborosan makanan. Setiap tahun, Indonesia membuang sejumlah besar makanan yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh mereka yang membutuhkan.

Dengan langkah kecil seperti merencanakan menu makanan dengan bijak dan menyimpan makanan dengan benar, kita dapat membantu mengurangi jumlah makanan yang terbuang dan sekaligus berkontribusi pada peningkatan ketahanan pangan.

Baca Juga: Mewujudkan Pemimpin Transformasional: Kunci Sukses Pilkada 2024

Krisis akses pangan yang melanda Indonesia bukanlah masalah yang bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Ini membutuhkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, petani, pengusaha, dan konsumen.

Melalui upaya bersama, kita dapat memastikan bahwa seluruh masyarakat, tanpa terkecuali, memiliki akses terhadap pangan yang cukup dan bergizi. Ketahanan pangan harus dilihat sebagai tanggung jawab bersama yang melibatkan semua lapisan masyarakat dalam membangun sistem pangan yang lebih berkelanjutan, efisien, dan inklusif.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *