Jangan Diabaikan, Limbah Buah dan Sayur Bermanfaat Sebagai Pakan Ternak

Ilustrasi foto/penulis
Ilustrasi foto/penulis

Limbah buah dan sayur sering kali dianggap tidak berguna, padahal memiliki potensi besar sebagai bahan pakan ternak. Dengan biaya rendah atau bahkan tanpa biaya, limbah ini dapat menjadi alternatif pakan yang kaya nutrisi. Bagian-bagian seperti kulit, biji, batang, hingga akar yang tidak layak konsumsi manusia dapat diolah menjadi pakan yang mendukung kebutuhan makro dan mikronutrien ternak.

Karakteristik limbah buah dan sayur yang bervariasi membutuhkan formulasi khusus untuk menciptakan pakan seimbang. Misalnya, limbah sayuran seperti labu, kol, kacang polong, sulur kentang, daun lobak, kacang kapri, dan ampas tomat mengandung kadar protein kasar sekitar 20%. Sementara itu, kulit jagung muda yang dilayukan selama 2-3 hari dan diolah menjadi silase selama 42 hari memiliki kandungan protein kasar sebesar 11,7%.

Bacaan Lainnya

Pada jenis limbah buah, ampas apel kering mengandung 7,7% protein kasar, 5% lemak, dan energi metabolisme sebesar 1,86 Mcal per kilogram bahan kering. Limbah ini banyak dimanfaatkan pada industri peternakan sapi perah dan ayam broiler dengan penambahan sekitar 15% dari total ransum.

Kulit pisang, di sisi lain, kaya akan mineral seperti zat besi dan zink yang aman bagi ruminansia. Kandungan seratnya juga tinggi sehingga mendukung fermentasi mikroba dalam rumen.

Limbah nanas muda kering memiliki protein kasar sekitar 4-8% dan serat sebesar 60-72%. Namun, kandungan mineralnya rendah sehingga membutuhkan tambahan nutrisi saat digunakan sebagai ransum. Begitu pula dengan kulit jeruk kering yang dapat menggantikan hingga 20% konsentrat dalam ransum sapi perah atau hingga 50% pada ransum indukan babi.

Baca Juga: Hutan Tanaman Energi: Solusi atau Ancaman bagi Transisi Energi?

Limbah sayuran lain, seperti wortel dan produk sampingannya, mampu meningkatkan kinerja reproduksi ternak karena memiliki energi metabolisme sebesar 3,29 Mcal/kg dan energi bersih 1,94 Mcal/kg. Wortel dapat diberikan sekitar 20-25 kilogram per hari pada sapi perah laktasi. Di industri ayam petelur, penambahan tepung wortel sebesar 4-8% pada ransum dapat meningkatkan intensitas warna kuning telur.

Limbah kacang-kacangan, seperti kacang polong, juga bermanfaat karena kandungan protein kasarnya mencapai 19,8% serta kaya akan fenolik dan unsur mikro-makro esensial. Sementara itu, limbah biji labu memiliki manfaat antiparasit, antijamur, dan antimikroba yang mendukung produktivitas ternak.

Limbah tomat, seperti ampas dan bijinya, memiliki nilai gizi tinggi dengan kandungan protein kasar sebesar 20%, lemak 13%, dan pektin 10%. Tambahan limbah ini dalam ransum mampu meningkatkan daya cerna ternak. Adapun kulit mangga yang kaya gula dapat menjadi sumber energi tambahan.

Namun, kadar air dan keasamannya yang tinggi perlu diperhatikan. Kulit mangga yang diolah menjadi silase dengan campuran jerami padi dan kacang-kacangan memiliki daya cerna hingga 60%, yang meningkat jika ditambahkan daun lamtoro.

Baca Juga: Terjebak Dalam Layar: Mengapa Media Sosial Sekarang Terasa Sangat Candu?

Selain sebagai sumber nutrisi, limbah buah dan sayur juga mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, tanin, polifenol, dan antioksidan. Senyawa ini tidak hanya meningkatkan kesehatan ruminansia tetapi juga memperkuat sistem kekebalan tubuh, mendukung kinerja reproduksi, dan meningkatkan produksi susu.

Dengan memanfaatkan limbah buah dan sayur sebagai pakan ternak, tidak hanya biaya operasional yang dapat ditekan, tetapi juga mendukung pengelolaan limbah yang lebih berkelanjutan. Langkah ini merupakan solusi inovatif untuk meningkatkan produktivitas peternakan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *