Jejak Intelektual Ahmad Zacky El-Syafa, Dari Pesantren Menuju Literasi Keislaman

Ilustrasi foto (penulis)
Ilustrasi foto (penulis)

Ahmad Zacky El-Syafa merupakan salah satu tokoh intelektual Muslim Indonesia yang memberikan kontribusi besar dalam dunia kepenulisan Islam populer. Lahir di Lamongan, Jawa Timur, pada 31 Agustus 1976, Zacky tumbuh dalam lingkungan religius yang kental dengan tradisi pesantren.

Pendidikan dasarnya ia tempuh di Madrasah Ibtidaiyah di kampung halamannya. Sejak usia dini, semangat belajarnya telah tampak menonjol dan membawanya melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah di bawah naungan Pondok Pesantren Ihyaul Ulum, Dukun, Gresik.

Bacaan Lainnya

Di pesantren tersebut, Zacky dididik langsung oleh dua ulama kharismatik yang disegani: al-Maghfurlah KH. Ma’shum Sufyan dan KH. Machfud Ma’shum. Pengalaman mendalamnya di pesantren bukan hanya menanamkan ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga membentuk karakter spiritual dan intelektual yang menjadi fondasi penting dalam kehidupannya kelak.

Setelah menyelesaikan pendidikan pesantrennya, Zacky melanjutkan studi di IAIN Sunan Ampel Surabaya (sekarang UIN Sunan Ampel), pada Fakultas Ushuluddin, jurusan Tafsir dan Hadis. Di kampus, ia dikenal sebagai mahasiswa yang tidak hanya cemerlang dalam akademik, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan kepenulisan.

Ia pernah menjabat sebagai anggota Dewan Redaksi Majalah Forma, media resmi Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin. Selain itu, ia turut terlibat dalam penerbitan Majalah Nuansa yang diterbitkan oleh Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren Ihyaul Ulum.

Lewat aktivitas jurnalistik ini, Ahmad Zacky mulai mengasah kemampuan menulis dan berpikir kritis, terutama dalam menyuarakan gagasan-gagasan keislaman. Dunia tulis-menulis menjadi salah satu sarana baginya untuk berdakwah secara lebih luas, menembus batas-batas ruang kelas dan mimbar masjid.

Usai menyelesaikan kuliahnya, Zacky sempat mengabdikan diri sebagai staf pengajar di Universitas Islam Lamongan (UNISLA). Namun, kemudian ia memilih berkiprah di jalur birokrasi keagamaan. Saat ini, ia menjabat sebagai Penghulu di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro. Meskipun disibukkan dengan tugas-tugas administratif, semangatnya dalam berdakwah melalui tulisan tidak pernah surut.

Ahmad Zacky dikenal sebagai penulis yang produktif, dengan puluhan buku bertema keislaman yang telah diterbitkan. Tema-tema yang diangkat meliputi ibadah, akhlak, keluarga Muslim, doa, dan nilai-nilai kehidupan islami.

Semua disajikan dengan bahasa yang ringan, aplikatif, dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Salah satu karya monumentalnya adalah buku “Indeks Lengkap Hadis”, yang menjadi rujukan penting dalam penelusuran hadis.

Buku setebal lebih dari 648 halaman ini menyusun ribuan hadis berdasarkan urutan abjad, dilengkapi dengan penjelasan tentang sunnah, sanad, klasifikasi hadis, hingga biografi para imam hadis. Karya ini menjadi sumber utama bagi mahasiswa, pengajar, dan peneliti Islam.

Selain itu, Zacky juga menulis buku-buku populer yang diminati masyarakat umum, seperti “Golden Book Keluarga Sakinah”, panduan membangun rumah tangga sakinah, mawaddah, wa rahmah; “Dahsyatnya Dosa Meninggalkan Shalat Wajib”, refleksi mendalam tentang pentingnya menjaga shalat; serta “Nikmatnya Ibadah: Tinjauan Psikologis & Medis”, yang menggabungkan aspek spiritual dengan pendekatan psikologis dan medis. Karya ini menunjukkan kepiawaian Zacky dalam memadukan ilmu agama dengan disiplin keilmuan lain yang relevan.

Buku lainnya seperti “Jika Adab Hilang Maka Hancurlah Umat Ini”, “Amalan Sunah Pilihan Percepatan Rezeki”, “Zikir dan Doa Penenang Jiwa”, dan “Doa-doa Mustajab Para Nabi dan Rasul” semakin memperlihatkan konsistensinya dalam menulis karya yang menyentuh kebutuhan spiritual umat di era modern. Selain menulis karya orisinal, ia juga menerjemahkan dan mensyarah kitab-kitab klasik, salah satunya Ratib al-Haddad, yang ia sajikan dalam bahasa yang sederhana dan komunikatif.

Keunggulan karya-karya Zacky terletak pada kemampuannya menyampaikan pesan keislaman secara membumi, mudah dipahami, namun tetap mendalam secara keilmuan. Ia tidak hanya mengutip dalil-dalil al-Qur’an dan hadis, tetapi juga mampu menjelaskannya dengan narasi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Tak heran jika buku-bukunya banyak dijadikan bahan pengajian rutin, referensi khutbah Jumat, hingga bacaan harian bagi keluarga Muslim.

Dengan gaya penulisan yang reflektif dan sarat makna, Ahmad Zacky El-Syafa telah berhasil menjembatani kekayaan tradisi pesantren dengan semangat literasi Islam modern. Ia merupakan salah satu contoh penulis Muslim Indonesia yang konsisten, cerdas, dan berdedikasi dalam menyebarkan ilmu melalui tulisan.

Kiprahnya menjadi bukti nyata bahwa dakwah tidak hanya bisa dilakukan di atas mimbar, tetapi juga melalui pena yang tajam dan penuh hikmah. Karyanya menyentuh nalar dan menggugah hati, menjadi suluh bagi umat dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan nyata.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *