Desa Setren di Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, dikenal sebagai kawasan agraris yang menggantungkan hidup pada hasil bumi. Berada di ketinggian 884 meter di kaki Pegunungan Lawu Selatan, desa ini memiliki lahan perbukitan dan lembah yang subur.
Selama ini, komoditas utama yang ditanam warga meliputi buncis, kubis, wortel, dan sawi. Namun, ketergantungan pada hasil panen musiman membuat perekonomian desa kerap terguncang oleh fluktuasi harga.
Menjawab tantangan itu, tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) HGR Universitas Sebelas Maret (UNS) menggagas inovasi dengan mengenalkan budidaya Jeruk Malang (Citrus sp.) kepada para petani setempat.
Ketua tim, Dwi Ariyanto, menjelaskan, “Tanaman jeruk malang dipilih karena mampu tumbuh baik di dataran tinggi, sesuai dengan kondisi sumber daya alam Desa Setren.”
Selain cocok secara ekologis, jeruk malang juga memiliki nilai jual yang stabil di pasar. “Tanaman ini tidak hanya berpotensi meningkatkan pendapatan, tetapi juga membantu menjaga kestabilan tanah. Sistem perakarannya yang kuat dapat menahan erosi di lahan perbukitan,” tambah Dwi.
Program ini dijalankan secara bertahap. Mulai dari penyuluhan, pelatihan teknik budidaya ramah lingkungan, hingga pendampingan langsung di lahan. Petani diajarkan memilih bibit unggul, menanam dengan teknik tepat, serta melakukan pemangkasan cabang tidak produktif untuk mempercepat pertumbuhan bunga dan buah.
Hasil awal menunjukkan perkembangan menggembirakan. Tunas-tunas baru mulai bermunculan, daun tampak hijau segar, batang tumbuh kokoh, dan beberapa tanaman sudah mulai berbuah. Para petani pun kian percaya diri mencoba diversifikasi tanaman yang lebih menjanjikan.
Antusiasme warga Setren terlihat jelas. Bagi mereka, jeruk malang bukan sekadar komoditas baru, melainkan harapan baru untuk ekonomi desa yang lebih tangguh.
“Introduksi Jeruk Malang diharapkan mampu menjadi contoh pengembangan ekonomi berkelanjutan dan memantik semangat inovasi generasi muda Desa Setren,” ujar Ofeni, Ketua PKM HGR-UNS.
Langkah kecil dari lereng Lawu ini memberi sinyal kuat bahwa inovasi pertanian berbasis riset bisa menjadi jalan keluar dari ketergantungan musiman. Setren kini tengah menata masa depan yang lebih cerah dari kebun jeruk yang mulai tumbuh di tanahnya yang subur.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.