Srimulyo, Krajan.id – Program Jumputan Journey menjadi ajang kreatif bagi ibu-ibu PKK RT 06 Desa Srimulyo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen, dalam mengenal dan mengembangkan keterampilan seni jumputan. Kegiatan ini tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga membuka peluang ekonomi dengan menciptakan produk tote bag unik dan bernilai seni tinggi.
Program ini merupakan bagian dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 86 Universitas Sebelas Maret (UNS). Selain meningkatkan keterampilan seni, Jumputan Journey juga mendukung Sustainable Development Goals (SDG’s) nomor 5, yakni meningkatkan keterlibatan perempuan dalam pembangunan desa. Dengan demikian, program ini tidak hanya berfokus pada seni, tetapi juga pada pemberdayaan perempuan melalui ekonomi kreatif.
Dalam pelaksanaannya, peserta diajarkan teknik dasar hingga lanjutan dalam pembuatan motif jumputan. Mulai dari proses pelipatan, pewarnaan, hingga pengeringan tote bag, ibu-ibu PKK mengikuti setiap tahapan dengan antusias. Teknik jumputan sendiri merupakan seni pewarnaan kain dengan teknik ikat celup yang telah dikenal sejak lama dan memiliki keunikan tersendiri dalam dunia tekstil tradisional Indonesia.
Dalam press release yang diberikan KKN 86 UNS, menjelaskan bahwa program ini bertujuan agar keterampilan yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk mendukung ekonomi keluarga.
“Kami berharap ibu-ibu PKK dapat terus mengembangkan keterampilan ini dan menjadikannya sebagai peluang usaha yang berkelanjutan,” tulisnya.
Baca Juga: Gerakan Hijau: Reboisasi Desa Bulurejo oleh KKN 37 UNS, Dorong Keberlanjutan Lingkungan
Salah satu peserta yang mengikuti kegiatan ini, mengungkapkan rasa senangnya mengikuti kegiatan ini.
“Kami sangat terbantu dengan adanya pelatihan ini. Selain menambah keterampilan, kami juga mendapat wawasan baru tentang cara membuat produk yang memiliki nilai jual,” katanya.
Dengan adanya Jumputan Journey, KKN 86 UNS berupaya memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat serta mendorong keberlanjutan program agar seni jumputan tetap hidup dan berkembang di era modern.

Mahasiswa KKN juga berencana menjalin kerja sama dengan pemerintah desa, komunitas pengrajin, dan pelaku usaha kreatif agar produk jumputan yang dihasilkan ibu-ibu PKK dapat memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Tim KKN 86 UNS, menambahkan bahwa keberlanjutan program ini menjadi perhatian utama.
“Kami berharap program ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi dapat berkembang lebih jauh dengan dukungan berbagai pihak, sehingga dapat membuka peluang pasar bagi produk jumputan Srimulyo,” jelasnya.
Baca Juga: KKN 37 UNS Sosialisasikan dan Buat Lubang Biopori untuk Tingkatkan Resapan Air Hujan
Diharapkan, program ini dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam mengembangkan potensi seni dan budaya lokal sebagai salah satu langkah menuju kemandirian ekonomi masyarakat. Dengan demikian, Jumputan Journey bukan sekadar pelatihan, tetapi juga menjadi gerakan nyata dalam memberdayakan perempuan desa melalui keterampilan yang bernilai ekonomi.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





