Pucanganom, Krajan.id – Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 132 Universitas Sebelas Maret (UNS) mengadakan sosialisasi digital marketing dan pelatihan foto produk menggunakan gawai pribadi bagi para pengrajin anyaman bambu di Desa Pucanganom, Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri, Rabu (12/2/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pemasaran dan daya saing para pengrajin di era digital.
Acara yang mendapat dukungan penuh dari Kepala Desa Pucanganom, Sukino, ini merupakan bagian dari program pemberdayaan Industri Kecil Menengah (IKM) Bambu Mulyo. IKM Bambu Mulyo sendiri merupakan komunitas pengrajin anyaman bambu di Dusun Kepuh yang dikepalai oleh Tugur Anjar Setyawan. Program ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-8, yakni Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.
Bagi masyarakat Desa Pucanganom, menganyam bambu bukan sekadar keterampilan, tetapi warisan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun sejak masa penjajahan hingga pasca-reformasi. Anyaman bambu menjadi salah satu mata pencaharian utama warga, meskipun beberapa masih menganggapnya sebagai pekerjaan sampingan.
Ketua IKM Bambu Mulyo, Tugur Anjar Setyawan, mengungkapkan bahwa kendala utama yang dihadapi pengrajin adalah kurangnya pemahaman tentang pemasaran produk.
“Warga sini banyak yang hanya berhenti di produksi anyaman bambu saja, Mas. Tahap setelahnya yaitu pemasaran, mereka kurang memiliki ketertarikan dalam hal itu,” ujar Anjar.
Hal ini menjadi perhatian khusus bagi tim KKN 132 UNS, yang kemudian berinisiatif mengadakan pelatihan pemasaran digital agar produk anyaman bambu dari Pucanganom bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
Untuk memberikan wawasan yang lebih mendalam, tim KKN 132 UNS mengundang M.S.I Fahmi Kusuma, seorang praktisi digital marketing yang telah berpengalaman di industri tersebut. Fahmi saat ini tengah merintis agensi digital marketing yang berbasis di Solo Raya.
Dalam pemaparannya, Fahmi menjelaskan pentingnya pemanfaatan media sosial dan platform e-commerce dalam meningkatkan daya jual produk kerajinan.
“Dari rekan-rekan cukup antusias untuk melaksanakan sosialisasi ini. Harapannya bisa diimplementasikan ke depannya. Meskipun dengan keterbatasan alat, masyarakat dapat terus berupaya dengan menjaga konsistensi dan juga jam terbang dalam memproduksi konten serta foto produk,” tutur Fahmi.

Dalam sesi pelatihan, peserta diajarkan cara mengambil foto produk yang menarik menggunakan gawai pribadi agar hasilnya lebih profesional dan dapat meningkatkan daya tarik di pasar digital. Teknik pencahayaan, komposisi, serta penggunaan latar belakang yang sesuai menjadi poin utama dalam sesi praktik ini.
Melalui program ini, diharapkan pengrajin IKM Bambu Mulyo dapat mengelola pemasaran produknya secara mandiri dengan memanfaatkan teknologi digital. Kepala Desa Pucanganom, Sukino, menyambut baik inisiatif ini dan berharap agar pendampingan tetap berlanjut hingga warga bisa mengoptimalkan pemasaran produk mereka secara lebih luas.
Kegiatan ini menjadi langkah awal bagi masyarakat Desa Pucanganom untuk lebih mengenal strategi pemasaran digital sehingga produk anyaman bambu mereka dapat memiliki nilai jual yang lebih tinggi di pasar lokal maupun nasional.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





