KKN 56 UNS Hadirkan Solusi Lingkungan: Daur Ulang Limbah Dapur Jadi Produk Bernilai Guna

Mahasiswa KKN UNS Kelompok 56 saat memberikan pelatihan pembuatan eco-enzym kepada ibu-ibu PKK Desa Sodo sebagai upaya pemanfaatan limbah dapur menjadi produk ramah lingkungan. (doc. KKN 56 UNS)
Mahasiswa KKN UNS Kelompok 56 saat memberikan pelatihan pembuatan eco-enzym kepada ibu-ibu PKK Desa Sodo sebagai upaya pemanfaatan limbah dapur menjadi produk ramah lingkungan. (doc. KKN 56 UNS)

Desa Sodo, Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 56 Universitas Sebelas Maret (UNS) menghadirkan terobosan ramah lingkungan melalui program pemanfaatan limbah dapur. Mereka mengajarkan warga Desa Sodo, Kecamatan Paliyan, Gunung Kidul, cara mengolah minyak jelantah menjadi sabun serta membuat eco-enzym dari sampah organik rumah tangga.

Eco-enzym sendiri merupakan cairan hasil fermentasi limbah organik berupa sisa sayur dan buah yang dicampur dengan air serta gula merah. Cairan ini memiliki beragam manfaat, mulai dari pupuk cair, pengusir serangga, hingga cairan pembersih ramah lingkungan.

Bacaan Lainnya

“Program ini bertujuan memanfaatkan limbah rumah tangga agar tidak mencemari lingkungan sekaligus memberi keterampilan praktis bagi masyarakat untuk mengolah sampah dapur menjadi produk bermanfaat,” ujar Afisyala Eka Nuraini, mahasiswa Sastra Bahasa Jawa angkatan 2022 yang menjadi penanggung jawab program.

Pelatihan pembuatan eco-enzym digelar bersama ibu-ibu PKK Padukuhan Selorejo pada (13/7/2025). Sementara itu, pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah dilaksanakan di Padukuhan Sidorejo, Desa Sodo, pada (15/7/2025). Keduanya mendapat sambutan hangat dari warga yang antusias mengikuti setiap tahap kegiatan.

Desa Sodo dikenal sebagai sentra pembuatan kerupuk kulit yang menghasilkan limbah minyak jelantah dalam jumlah cukup besar. Jika dibuang sembarangan, limbah tersebut berpotensi mencemari lingkungan. Di sisi lain, setiap rumah tangga juga menghasilkan limbah organik berupa sisa buah dan sayuran yang kerap terbuang percuma.

Dalam pelatihan, mahasiswa UNS memperkenalkan metode sederhana membuat sabun. Minyak jelantah yang sudah melalui proses penyaringan dengan bleaching earth dibiarkan selama 24 jam, lalu dicampur dengan soda api, aquades, minyak kelapa, dan essential oil. Menariknya, warga tidak hanya menonton, tetapi juga langsung mempraktikkan cara pembuatannya.

Untuk eco-enzym, warga diajarkan mencampurkan potongan sayur dan buah dengan air, ditambahkan EM4 sebagai starter, serta gula merah cair sebagai makanan bakteri. Campuran difermentasi selama tiga bulan, dengan sesekali wadah dibuka untuk mengeluarkan gas hasil fermentasi.

Program KKN UNS ini tidak sekadar kegiatan sementara, melainkan juga upaya mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.

“Program kerja ini menambah wawasan kami mengenai cara mendaur ulang sampah dapur. Ke depan, ini bisa dikembangkan sebagai peluang usaha kecil berbasis produk ramah lingkungan,” tutur Bu Sri, salah satu warga Desa Sodo.

Melalui inovasi ini, mahasiswa UNS berharap masyarakat semakin peduli pada lingkungan sekaligus mampu menciptakan peluang ekonomi baru dari limbah rumah tangga yang sebelumnya dianggap tidak berguna.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *