Desa Soko, Krajan.id – Kelompok 55 KKN Pintar Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri) Bojonegoro menggelar kegiatan Sosialisasi Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di Balai Desa Soko, Kecamatan Temayang, pada Senin (11/8/2025). Kegiatan ini menjadi salah satu program unggulan mahasiswa KKN yang bertujuan memperkuat kemandirian ekonomi warga melalui wadah usaha berbasis gotong royong.
Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB ini dihadiri oleh masyarakat desa, perangkat desa, dan narasumber dari Dinas Perdagangan Kabupaten Bojonegoro. Dalam pembukaannya, suasana hangat terasa ketika MC dari Kelompok 55 memandu jalannya acara, dilanjutkan doa bersama demi kelancaran kegiatan.
Kepala Desa Soko, Mochamad Johan Hariyoko, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap program kerja KKN UNUGIRI. Menurutnya, koperasi merupakan salah satu penopang perekonomian yang terbukti efektif dalam memberdayakan masyarakat.
“Saya berharap KDMP bisa segera terwujud dan menjadi wadah yang menguntungkan semua pihak, terutama pelaku UMKM di Desa Soko,” ujar Johan.
Perwakilan mahasiswa, Ratna Fidia Ulfa, yang juga koordinator program, menjelaskan bahwa pemilihan topik sosialisasi ini bukan tanpa alasan.
“Kami melihat potensi ekonomi di Desa Soko cukup besar, tetapi belum terkelola secara kolektif. KDMP diharapkan menjadi wadah yang mendorong pertumbuhan UMKM sekaligus memperkuat kemandirian desa,” terang mahasiswi Prodi Hukum Keluarga Islam Unugiri itu.
Sesi utama sosialisasi diisi oleh dua narasumber berpengalaman, Ibu Endah Sri Utari, S.P, S.Pd, M.M, dan Ibu Nurin Dwi Puspita, S.E. Mereka memaparkan materi mulai dari konsep dasar koperasi, manfaat ekonomi dan sosial, proses pendirian, hingga strategi pemberdayaan UMKM lokal melalui koperasi.

Endah menekankan pentingnya partisipasi warga dalam mengelola koperasi. “Koperasi akan berjalan baik jika dikelola secara transparan dan melibatkan semua anggota. Semangat gotong royong harus menjadi pondasinya,” ujarnya.

Sementara itu, Nurin menyoroti keunggulan KDMP dibanding koperasi desa pada umumnya. KDMP dirancang sebagai koperasi multi-usaha dengan sistem manajemen berbasis digital, pelatihan berkala bagi anggota, dan fokus pada pemasaran produk lokal melalui e-commerce.
Sesi tanya jawab menjadi momen yang paling hidup dalam acara ini. Banyak warga, khususnya pelaku UMKM, mengajukan pertanyaan seputar peluang usaha, mekanisme keanggotaan, hingga permodalan.
Beberapa warga mengusulkan ide baru, seperti pelatihan keuangan sederhana dan manajemen stok bagi pelaku usaha mikro. Ada juga usulan untuk membuat etalase produk bersama di balai desa agar produk UMKM bisa dipamerkan secara kolektif.
Baca Juga: Mahasiswa UNISRI Kenalkan “Ular Tangga Pancasila” Spesial Kemerdekaan di SDN 02 Sorogaten
Lissa Ayu Fernanda, anggota KKN dari Prodi Hukum Ekonomi Syariah, mengungkapkan bahwa antusiasme ini menjadi tanda positif.
“Banyak yang langsung menyatakan minat menjadi anggota koperasi jika KDMP benar-benar dibentuk. Ini sinyal baik untuk keberlanjutan program,” jelasnya.
Ketua Kelompok 55, Akhmad Faiz Riza Afthoni, memaparkan bahwa proses persiapan acara melibatkan seluruh anggota tim dengan pembagian tugas yang jelas. Divisi humas menangani komunikasi dengan pihak luar, divisi acara menyusun susunan kegiatan, logistik menyiapkan perlengkapan, sementara dokumentasi bertugas merekam jalannya acara.
Koordinasi dengan pemerintah desa dan Dinas Perdagangan dilakukan sejak awal. Tantangan utama yang dihadapi adalah penyesuaian jadwal dengan pihak dinas dan memastikan kehadiran warga dalam jumlah memadai.
Salah satu momen menarik terjadi ketika seorang warga senior memberikan testimoni tentang pengalaman ikut koperasi di masa lalu. Ia membandingkan model lama dengan konsep KDMP yang dinilainya lebih segar dan relevan dengan zaman. Ucapannya memantik semangat peserta dan menciptakan suasana yang lebih akrab.
Mahasiswa KKN tidak hanya berhenti pada sosialisasi. Mereka juga telah menyusun roadmap awal pembentukan KDMP yang diserahkan kepada pemerintah desa. Sebuah tim kecil yang terdiri dari warga dan tokoh masyarakat dibentuk untuk menindaklanjuti pembentukan koperasi setelah masa KKN berakhir.
Baca Juga: KKM 22 UNIBA Pasang Cermin Cembung untuk Tingkatkan Keselamatan Lalu Lintas di Desa Banjarnegara
Dalam jangka 5–10 tahun ke depan, mahasiswa berharap KDMP mampu menjadi motor penggerak ekonomi desa, membuka lapangan kerja baru, serta menjadi model koperasi modern berbasis komunitas. Secara sosial, koperasi ini diharapkan mampu mempererat solidaritas warga, meningkatkan daya saing UMKM, dan menurunkan angka kemiskinan.
Meski penuh harapan, membangun koperasi desa yang sehat dan berkelanjutan bukan tanpa tantangan. Menurut Ratna Fidia Ulfa, tantangan terbesarnya adalah membangun kepercayaan dan konsistensi dari para anggota, serta meningkatkan literasi digital agar semua bisa terlibat aktif.
“Kami percaya jika transparansi dan profesionalisme dijaga, KDMP akan menjadi kebanggaan Desa Soko,” pungkasnya.
Dengan berakhirnya acara pada pukul 11.30 WIB, masyarakat Desa Soko kini menatap optimis masa depan ekonomi mereka. Sosialisasi KDMP bukan sekadar kegiatan KKN, melainkan langkah awal menuju kemandirian ekonomi desa berbasis gotong royong.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





