KKN-PPM UMBY Kelompok 6 Dampingi KWT Dlingo Menjadi Pionir Pertanian Modern

Mahasiswa KKN-PPM UMBY Kelompok 6 berpose bersama anggota KWTKoripan 1, Dlingo, Bantul, usai kegiatan pendampingan persiapan lahan dan penguatan branding produk jamu tradisional. (doc. KKN-PPM UMBY Kelompok 6)
Mahasiswa KKN-PPM UMBY Kelompok 6 berpose bersama anggota KWTKoripan 1, Dlingo, Bantul, usai kegiatan pendampingan persiapan lahan dan penguatan branding produk jamu tradisional. (doc. KKN-PPM UMBY Kelompok 6)

Bantul, Krajan.id – Di balik perbukitan Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, geliat pertanian modern mulai terasa melalui kiprah Kelompok Wanita Tani (KWT) Koripan 1. Dengan semangat kemandirian dan inovasi, para ibu rumah tangga di dusun tersebut berupaya menjadi pelopor pertanian sekaligus pengolahan produk berbasis hasil tani. Upaya ini mendapat dukungan dari mahasiswa KKN-PPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) Kelompok 6 yang turut mendampingi penguatan branding produk serta persiapan lahan.

KWT Koripan 1 sendiri telah berdiri sejak 2010 dan kini beranggotakan 22 orang. Awalnya, kegiatan hanya berupa bercocok tanam sederhana. Namun, seiring berjalannya waktu, KWT berkembang pesat. Tidak hanya bertani, mereka juga mengolah hasil panen menjadi produk bernilai ekonomi, seperti jamu tradisional berbahan rempah.

Bacaan Lainnya

Salah satu produk unggulan KWT adalah jamu varian kunir asem. Untuk mendukung pengembangan produk tersebut, anggota KWT menanam aneka tanaman obat di lahan milik Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Dlingo maupun pekarangan rumah. Tanaman herbal seperti kunyit, jahe, kencur, sereh, dan jeruk nipis menjadi bahan utama olahan.

“Produk jamu ini tidak hanya dikonsumsi di lingkungan dusun, tetapi juga mulai dipasarkan secara online,” terang salah satu anggota KWT.

Kegiatan pendampingan dari mahasiswa KKN-PPM UMBY yang berlangsung pada Selasa, (12/8/2025), menjadi langkah penting dalam memperkuat kiprah KWT. Mahasiswa membantu mempersiapkan lahan, mendesain logo produk, membuat video promosi, hingga membangun citra melalui media sosial. Upaya ini dinilai efektif memperluas jangkauan pemasaran.

Selain meningkatkan ekonomi keluarga, keberadaan KWT juga menumbuhkan nilai kebersamaan. Pertemuan rutin setiap tanggal 16 digunakan sebagai sarana berbagi ilmu, menyusun rencana, hingga mempererat silaturahmi antaranggota.

“Kegiatan ini bukan hanya menambah pendapatan, tetapi juga mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan pangan,” ujar salah seorang pengurus.

Dukungan dari berbagai pihak, seperti BPP Dlingo dan pemerintah desa, turut memberikan dorongan besar. Dengan adanya fasilitas lahan serta pelatihan pengolahan hasil panen, anggota KWT semakin percaya diri untuk berinovasi. Ke depan, mereka berencana memperluas usaha dengan menambah bibit baru yang difasilitasi oleh dinas pertanian.

KWT Koripan 1 kini dipandang sebagai pionir di wilayah Dlingo karena mampu menggabungkan kearifan lokal dengan sentuhan digitalisasi. Pendampingan dari mahasiswa KKN-PPM UMBY semakin memperkuat peran kelompok ini dalam mewujudkan pertanian modern berbasis komunitas.

Dengan langkah tersebut, Dusun Koripan 1 tidak hanya dikenal sebagai sentra pertanian sederhana, tetapi juga sebagai kawasan yang melahirkan produk olahan lokal berdaya saing. Harapan besar muncul agar dukungan dari pemerintah dan berbagai pihak dapat terus mengalir, sehingga semangat ibu-ibu anggota KWT dalam mengembangkan pertanian modern semakin berkembang.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *