Desa Jono, Krajan.id – Dalam upaya mendukung pengembangan kebudayaan lokal sekaligus menyukseskan program Bojonegoro Global Geopark, mahasiswa KKN Tematik Universitas Bojonegoro (Unigoro) Kelompok 26 melakukan kegiatan asesmen lapangan di Desa Jono, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Minggu (25/5/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian penting dari awal pelaksanaan KKN Tematik yang mengusung tema “Penguatan dan Pembinaan Kesenian Tradisional Tayub di Desa Jono”. Desa Jono sendiri dikenal masyarakat sebagai “desa penari”, julukan yang merujuk pada tradisi seni Tayub yang telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial-budaya masyarakat setempat.
Asesmen ini tidak hanya dilakukan untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan dalam pelestarian kesenian Tayub, tetapi juga untuk menyusun program kerja KKN yang berbasis data dan kebutuhan riil masyarakat. Pendekatan ini dianggap penting agar kegiatan mahasiswa memiliki dampak yang berkelanjutan, bukan sekadar seremonial.
Kegiatan ini dipandu langsung oleh Dosen Pembimbing Lapangan, Gunawan Hadi Purwanto. Ia menegaskan bahwa pendekatan partisipatif menjadi kunci dalam pelaksanaan KKN di Desa Jono.
Mahasiswa didorong untuk berdialog langsung dengan tokoh budaya, pelaku seni Tayub, dan pemerintah desa guna merumuskan program yang tidak hanya bersifat edukatif, tetapi juga memperkuat keberlanjutan warisan budaya lokal.
“Harapan kami, KKN ini tidak hanya menjadi ajang pengabdian semata, tetapi benar-benar menjadi bentuk kontribusi mahasiswa terhadap pelestarian kesenian tradisional dan mendukung pengembangan potensi pariwisata budaya di Bojonegoro,” ujar Gunawan, dikutip dari kabarpasti, (26/5/2025).
Kepala Desa Jono menyambut baik kehadiran mahasiswa Unigoro dan menyatakan dukungannya terhadap seluruh rangkaian kegiatan KKN yang akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan. Ia menilai kolaborasi antara dunia akademik dan desa sangat penting dalam menghidupkan kembali kesenian yang mulai tergeser oleh budaya populer.
Baca Juga: Pemuda Desa sebagai Agen Perubahan: Lomba Pemuda Pelopor Desa 2025
Sebagai warisan budaya yang memiliki nilai filosofis, sosial, sekaligus ekonomi, Tayub tidak hanya sekadar pertunjukan tari, tetapi juga media komunikasi dan ekspresi identitas masyarakat. Oleh karena itu, program penguatan seperti ini sangat relevan untuk memastikan kesenian ini tetap hidup di tengah masyarakat yang terus berkembang.
Dengan pendekatan kolaboratif dan berbasis budaya lokal, KKN Unigoro Kelompok 26 tidak hanya melakukan pengabdian, tetapi juga membangun jembatan antara kampus dan desa, antara pengetahuan dan tradisi, demi menjaga identitas budaya lokal yang semakin tergerus oleh zaman.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.