Sleman, Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Kelompok 290 Periode Juli–Agustus 2025 menghadirkan inovasi ramah lingkungan bagi warga Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.
Melalui program bertajuk “Daur Ulang Minyak Jelantah: Pembuatan Lilin Aromaterapi sebagai Produk Ramah Lingkungan dan Bernilai Ekonomi”, para mahasiswa mengajak masyarakat mengolah limbah minyak goreng bekas menjadi produk bernilai jual.
Program pemberdayaan ini dipusatkan di Dukuh Pelemsari, wilayah yang memiliki potensi besar dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta didukung kelompok wanita tani (KWT) yang aktif. Para mahasiswa melihat fenomena meningkatnya aktivitas rumah tangga dan usaha kuliner di kawasan tersebut yang berdampak pada tingginya volume minyak jelantah setiap hari.
Selama ini minyak jelantah sering menjadi persoalan. Jika dibuang sembarangan, limbah ini dapat mencemari tanah dan saluran air. Sebaliknya, penggunaan kembali minyak jelantah untuk memasak dapat membahayakan kesehatan karena kandungan zat berbahaya meningkat seiring proses pemanasan berulang.
Pramesti Nur Syahbani, mahasiswa UNS sekaligus inisiator kegiatan, menilai diperlukan pendekatan kreatif untuk memutus dampak buruk tersebut.
“Kami ingin mengubah pandangan masyarakat bahwa jelantah bukan sekadar limbah yang kotor. Dengan teknologi sederhana, minyak bekas ini bisa diolah menjadi produk bermanfaat, memiliki nilai seni, dan tentu saja bernilai ekonomi,” ujar Pramesti.

Kegiatan ini mengusung tema besar “Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan”. Alih-alih hanya memberikan materi, mahasiswa mengajak warga, khususnya ibu-ibu KWT Dukuh Pelemsari, untuk praktik langsung.
Mereka belajar mulai dari proses penjernihan minyak untuk menghilangkan bau, pencampuran bahan, hingga pencetakan lilin aromaterapi. Antusiasme warga terlihat dari keaktifan mereka mengikuti setiap tahapan sambil mendiskusikan peluang usaha rumahan yang dapat dikembangkan dari produk tersebut.
Dukungan datang dari Kepala Desa Bokoharjo, Dody Heriyanto, S.E., serta Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr. Susi Wuri Ani, S.P., M.P. Keduanya berharap program ini tidak berhenti pada pelatihan satu kali, tetapi berlanjut menjadi kegiatan mandiri masyarakat.
Selain menekan pencemaran lingkungan, kegiatan ini dipandang mampu membuka peluang lahirnya wirausaha baru berbasis produk ramah lingkungan.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran warga terhadap pengelolaan limbah rumah tangga, program KKN ini diharapkan menjadi langkah awal menuju Desa Bokoharjo yang lebih bersih sekaligus lebih produktif secara ekonomi.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





