KKN UNS Hadirkan Program Pemberdayaan Warga Wakatobi Lewat Nugget Tuna dan POC

KKN UNS melakukan kegiatan pelatihan pembuatan nugget ikan tuna bersama warga Desa Koroe Onowa, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Rabu (30/7/2025). (doc. KKN Gema Wakatobi)
KKN UNS melakukan kegiatan pelatihan pembuatan nugget ikan tuna bersama warga Desa Koroe Onowa, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Rabu (30/7/2025). (doc. KKN Gema Wakatobi)

Wakatobi, Krajan.id – Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang tergabung dalam KKN GEMA Wakatobi Periode Juli–Agustus 2025 hadir dengan membawa program inovatif untuk masyarakat Desa Koroe Onowa, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi.

Dalam program tersebut, mereka memperkenalkan dua terobosan berbasis potensi lokal, yaitu pelatihan pembuatan nugget ikan tuna dan produksi pupuk organik cair (POC) dari limbah rumah tangga.

Bacaan Lainnya

Kegiatan ini difokuskan pada ibu-ibu desa sebagai peserta utama, dengan tujuan membekali mereka keterampilan praktis dalam mengelola sumber daya lokal secara mandiri. Harapannya, selain meningkatkan pengetahuan, warga juga mampu membuka peluang usaha baru sekaligus mendukung sektor pertanian yang lebih berkelanjutan.

Sebagai desa pesisir dengan hasil laut melimpah, Koroe Onowa menyimpan potensi besar khususnya pada sektor perikanan tuna. Selama ini, hasil tangkapan nelayan umumnya dijual dalam kondisi mentah dengan harga relatif rendah. Melihat peluang tersebut, mahasiswa KKN UNS menggagas pelatihan pembuatan nugget tuna agar ikan hasil tangkapan bisa diolah menjadi produk siap saji bernilai jual lebih tinggi.

Tidak hanya mengajarkan teknik pengolahan, mahasiswa juga memperkenalkan teknologi vacuum sealer untuk pengemasan produk. Teknologi ini diyakini dapat memperpanjang daya simpan, menjaga kebersihan, dan meningkatkan daya tarik visual nugget sehingga dapat dipasarkan ke luar daerah.

“Dengan vacuum sealer, produk olahan warga bisa lebih tahan lama dan bersaing di pasar yang lebih luas,” ungkap Davi, penanggung jawab program kerja tersebut, Rabu (20/8/2025).

Di sektor pertanian, warga Desa Koroe Onowa menghadapi tantangan berupa tanah yang kurang subur. Akibatnya, hasil panen singkong sering kali kerdil dan gagal panen. Menjawab persoalan tersebut, mahasiswa memperkenalkan pupuk organik cair (POC) yang diracik dari bahan sederhana seperti air cucian beras, kotoran kambing, kulit pisang, dan limbah rumah tangga lainnya.

Proses fermentasi menggunakan EM4 dan pembenah tanah diharapkan mampu memperbaiki kualitas lahan serta meningkatkan produktivitas tanaman. Tidak hanya itu, mahasiswa juga membangun tong distribusi POC di beberapa titik strategis desa agar warga dapat dengan mudah mengambil pupuk sebelum menuju lahan pertanian.


KKN UNS melakukan kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik cair dari limbah sekitar bersama Warga Desa Koroe Onowa, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Minggu (10/8/2025). (doc. KKN Gema Wakatobi)

KKN UNS melakukan kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik cair dari limbah sekitar bersama Warga Desa Koroe Onowa, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Minggu (10/8/2025). (doc. KKN Gema Wakatobi)

Program pelatihan ini mendapat sambutan hangat dari warga. Salah satu peserta, Mama Nuhkrul, mengaku sangat terbantu dengan keterampilan baru yang diajarkan mahasiswa.

“Ikan di sini banyak, tapi baru tahu bisa dibuat nugget supaya anak-anak lebih semangat makan. Pupuk cair juga mudah dibuat dari sisa dapur dan kotoran kambing. Kami bisa langsung pakai untuk di kebun,” ujarnya.

Selain pelatihan formal, mahasiswa UNS juga rutin menggelar pertemuan santai bersama warga. Hal ini dilakukan agar masyarakat lebih mudah memahami materi sekaligus mempraktikkannya secara langsung.

“Kami ingin memberdayakan warga dengan keterampilan yang aplikatif. Nugget tuna bisa menjadi menu sehat sekaligus peluang usaha, sedangkan pupuk organik cair membantu produktivitas pertanian singkong,” kata Fitri, Koordinator KKN UNS Desa Koroe Onowa.

Kegiatan KKN GEMA Wakatobi UNS ini memperlihatkan bagaimana inovasi sederhana mampu memberikan dampak nyata dalam meningkatkan kesejahteraan warga. Melalui pengolahan hasil laut menjadi produk bernilai tambah serta pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi pupuk ramah lingkungan, warga didorong untuk lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan ekonomi maupun pertanian.

“Kami ingin program ini terus berjalan meskipun KKN telah selesai. Harapannya, warga bisa mandiri, memiliki produk unggulan, dan tetap menjaga keberlanjutan lingkungan,” tambah Fitri.

Program KKN ini menjadi contoh nyata kontribusi mahasiswa dalam mendukung desa pesisir agar lebih berdaya saing, ramah lingkungan, dan mandiri secara ekonomi

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *