KKN XIX UNISNU Jepara Dorong Efisiensi Pertanian Lewat Inovasi Alat Penebar Pupuk SULAP

Mahasiswa KKN XIX Unisnu Jepara berfoto bersama anggota Kelompok Tani Muda Berkarya Desa Sulang usai workshop pembuatan alat penebar pupuk sederhana “SULAP”. (doc. KKN XIX Sulang UNISNU Jepara)
Mahasiswa KKN XIX Unisnu Jepara berfoto bersama anggota Kelompok Tani Muda Berkarya Desa Sulang usai workshop pembuatan alat penebar pupuk sederhana “SULAP”. (doc. KKN XIX Sulang UNISNU Jepara)

Jepara, Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) XIX Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara yang ditempatkan di Desa Sulang, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, menggelar workshop pembuatan alat penebar pupuk sederhana bertajuk SULAP (Solusi Alat Penebar Pupuk).

Kegiatan ini bekerja sama dengan Kelompok Tani Muda Berkarya Desa Sulang dan menjadi salah satu program unggulan mahasiswa dalam mendukung peningkatan produktivitas pertanian.

Bacaan Lainnya

Workshop berlangsung pada (22/8/2025) di Gudang Tembakau Desa Sulang dan diikuti oleh puluhan anggota kelompok tani. Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN memberikan materi sekaligus praktik langsung pembuatan SULAP, sebuah alat sederhana berbahan pipa PVC yang dirancang untuk memudahkan proses pemupukan.

Menurut para mahasiswa, SULAP mampu membantu petani menyalurkan pupuk langsung ke area tanaman dengan lebih efisien, sehingga dapat menghemat tenaga, waktu, dan biaya. Inovasi ini diharapkan mampu menjadi salah satu solusi nyata dalam mendukung pertanian modern berbasis kemandirian teknologi sederhana.

Acara dibuka dengan sambutan dari Ah. Bisri Mustofa, Koordinator Mahasiswa Desa (Kormades) KKN Sulang. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebatas pelatihan teknis, melainkan juga wadah tukar pengetahuan antara mahasiswa dan masyarakat.

“Workshop ini menjadi ruang belajar bersama. Mahasiswa membawa gagasan, sementara masyarakat menghadirkan pengalaman nyata di lapangan,” ujarnya.

Kepala Desa Sulang, Rubianto, juga menyampaikan rasa bangganya. Ia menilai kehadiran mahasiswa KKN UNISNU membawa dampak positif bagi warganya.

“Kelompok Tani Muda Berkarya memang baru terbentuk sekitar tiga tahun, tetapi sudah mampu menunjukkan perkembangan yang pesat. Bahkan kami sudah mendapat berbagai bantuan alat pertanian dari pemerintah. Kehadiran inovasi dari mahasiswa KKN seperti SULAP ini tentu semakin memudahkan petani,” ucapnya.

Workshop kemudian dipandu langsung oleh Syarif Abdillah Firdaus, mahasiswa Program Studi Teknik Elektro yang menjadi pemateri utama. Ia menjelaskan secara detail proses pembuatan SULAP, mulai dari pengukuran, pemotongan pipa, pemasangan corong, hingga uji coba di lahan pertanian.

Seorang anggota Kelompok Tani Muda Berkarya Desa Sulang mencoba langsung penggunaan alat penebar pupuk sederhana “SULAP” di lahan pertanian. (doc. KKN XIX Sulang UNISNU Jepara)
Seorang anggota Kelompok Tani Muda Berkarya Desa Sulang mencoba langsung penggunaan alat penebar pupuk sederhana “SULAP” di lahan pertanian. (doc. KKN XIX Sulang UNISNU Jepara)

Peserta tidak hanya mendengarkan, tetapi juga aktif mempraktikkan. Sebagian bahkan berhasil membawa pulang hasil karyanya untuk langsung dicoba di sawah.

Ketua Kelompok Tani, Mustofa, mengaku sangat mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, SULAP benar-benar menjawab kebutuhan petani di musim tanam.

“Alat ini bisa menghemat tenaga dan waktu. Petani jadi lebih fokus pada perawatan tanaman. Kami berharap ke depan, teknologi sederhana semacam ini terus dikembangkan agar semakin banyak inovasi yang bisa membantu petani,” tuturnya.

Salah seorang peserta workshop juga menyampaikan kesan positifnya. “Awalnya kami tidak tahu ada alat sederhana yang bisa mempermudah pemupukan. Ternyata mudah dibuat dan sangat praktis digunakan. Apalagi ada beberapa yang langsung bisa dibawa pulang,” ujarnya penuh semangat.

Dengan terselenggaranya workshop ini, Mahasiswa KKN XIX UNISNU Jepara berharap inovasi SULAP dapat menjadi salah satu langkah strategis dalam meningkatkan kemandirian petani Sulang. Lebih dari itu, mereka ingin memberikan inspirasi bahwa kreativitas dan teknologi sederhana dapat menjadi solusi atas berbagai persoalan pertanian.

Kegiatan ini sekaligus menegaskan bahwa peran mahasiswa dalam masyarakat bukan hanya sebagai pendamping, tetapi juga sebagai agen perubahan yang membawa ide segar untuk kemajuan desa. Di tengah tantangan dunia pertanian yang semakin kompleks, inovasi seperti SULAP diyakini mampu memperkuat semangat gotong royong, kemandirian, dan keberlanjutan pertanian desa.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *