Krajan.id – Jumlah korban meninggal akibat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera pada awal Desember 2025 telah melampaui 1.000 jiwa. Pemerintah menyatakan sebagian besar daerah terdampak kini memasuki fase transisi dari tanggap darurat menuju pemulihan, meski proses pencarian korban hilang masih berlangsung di beberapa lokasi.
Berdasarkan data terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dihimpun hingga pertengahan Desember, total korban meninggal dunia tercatat mencapai 1.006 orang. Angka tersebut merupakan hasil rekapitulasi dari tiga provinsi dengan dampak terparah, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Di Aceh, korban meninggal dilaporkan berada pada kisaran 414 hingga 415 orang. Sumatera Utara mencatat sekitar 349 korban jiwa, sementara di Sumatera Barat jumlah korban meninggal tercatat antara 241 hingga 242 orang.
BNPB menyebutkan perbedaan angka tersebut disebabkan oleh proses verifikasi identitas korban yang masih berlangsung hingga beberapa hari setelah bencana.

Selain korban meninggal, puluhan warga masih dinyatakan hilang. Tim SAR gabungan bersama relawan dan aparat daerah terus melakukan pencarian, terutama di wilayah yang terdampak longsor dan banjir bandang. Namun, upaya tersebut menghadapi kendala berupa medan yang sulit, material longsor yang tebal, serta cuaca ekstrem yang masih terjadi secara sporadis.

Bencana ini berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat. Ratusan ribu warga sempat mengungsi akibat rusaknya permukiman dan fasilitas umum. Sejumlah jalur transportasi utama terputus, sementara aktivitas pendidikan dan layanan kesehatan terganggu di beberapa kabupaten dan kota.
Pemerintah pusat dan daerah telah menetapkan status tanggap darurat di sejumlah wilayah terdampak untuk mempercepat penanganan. Menjelang akhir Desember, fokus penanganan mulai diarahkan pada pemulihan infrastruktur dasar, penyaluran bantuan logistik lanjutan, serta pendataan kerusakan rumah warga.
BNPB menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap penyebab bencana, termasuk kondisi daerah aliran sungai dan kawasan perbukitan yang mengalami kerusakan lingkungan. Pemerintah juga mengingatkan perlunya penguatan sistem peringatan dini dan penataan ruang berbasis mitigasi bencana guna mengurangi risiko kejadian serupa di masa mendatang.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





