Korean Embassy Goes to USU: Menguatkan Hubungan Bilateral melalui Kolaborasi Pemuda

Dokumentasi bersama saat Universitas Sumatera Utara (USU) menjadi tuan rumah bagi salah satu inisiatif diplomasi publik Korea Selatan yang bertajuk “Korean Embassy Goes to USU” pada (20/6/2025. (doc. FPCI Chapter USU)
Dokumentasi bersama saat Universitas Sumatera Utara (USU) menjadi tuan rumah bagi salah satu inisiatif diplomasi publik Korea Selatan yang bertajuk “Korean Embassy Goes to USU” pada (20/6/2025. (doc. FPCI Chapter USU)

Medan, Krajan.id – Universitas Sumatera Utara (USU) menjadi tuan rumah bagi program diplomasi publik Korea Selatan bertajuk “Korean Embassy Goes to USU” pada (20/6/2025). Kegiatan ini merupakan inisiatif dari Kedutaan Besar Republik Korea untuk Indonesia, bekerja sama dengan FPCI Chapter USU, sebagai bagian dari upaya memperkuat hubungan bilateral Korea-Indonesia melalui pendekatan edukatif dan berorientasi pada generasi muda.

Mengangkat tema “Strengthening Korea-Indonesia Relations Through Public Diplomacy and Youth Engagement,” acara ini dihadiri langsung oleh Duta Besar Republik Korea untuk Indonesia, H.E. Park Soo-Deok, bersama jajaran pejabat kedutaan dan institusi budaya Korea.

Bacaan Lainnya

Forum ini bukan sekadar seremoni, melainkan ruang dialog interaktif antara diplomasi negara dan intelektualitas mahasiswa.

Acara dimulai pukul 13.45 WIB dan dipandu oleh Anastasya Theophilia serta Zaitun Samosir sebagai Master of Ceremony. Lagu kebangsaan Indonesia dan Korea Selatan, yaitu “Indonesia Raya” dan “Aegukga,” dinyanyikan bergantian dengan penuh hormat.

Izzatul Maghfira, President FPCI Chapter USU, membuka sambutan dengan menekankan pentingnya peran generasi muda dalam hubungan internasional. Ia mengajak peserta untuk menjadi pelaku aktif dalam menjembatani budaya. Ia bahkan menutup sambutannya dalam bahasa Korea, yang mendapatkan apresiasi dari hadirin.

Duta Besar Korea, H.E. Park Soo-Deok, menyampaikan apresiasinya atas antusiasme mahasiswa. Ia menyoroti potensi besar generasi muda dalam mempererat hubungan bilateral melalui kerja sama budaya dan pendidikan.

“Pemuda Indonesia memiliki semangat, kreativitas, dan energi kolaboratif yang luar biasa,” ujar Park.

Dr. Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan, S.Si., M.Si, selaku Wakil Rektor USU, menambahkan bahwa USU siap mendukung kolaborasi akademik dan penelitian lintas negara. Ia membuka peluang kerja sama strategis dengan institusi Korea.

Sementara itu, Naomi Audri Klarissa, Director of External Affairs FPCI USU, menekankan pentingnya sinergi sebagai kunci keberhasilan diplomasi budaya. Ia mengajak peserta untuk berperan aktif dalam program yang telah disiapkan.

Sesi utama menghadirkan H.E. Park Soo-Deok, yang memaparkan sejarah hubungan Korea–Indonesia sejak 1973, yang kini telah berkembang menjadi kemitraan strategis khusus (special strategic partnership).

Ia menyoroti kontribusi Korea di sektor ekonomi, termasuk investasi besar di bidang manufaktur, energi, dan teknologi, seperti keterlibatan Hyundai dan LG dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Dalam bidang pendidikan, program Global Korea Scholarship (GKS) terus dikembangkan, dan jumlah mahasiswa Indonesia yang menerima beasiswa meningkat setiap tahun. Di ranah budaya, Hallyu (K-Wave) digunakan sebagai instrumen soft power, antara lain melalui Festival Korea Oullim dan peluncuran Sahabat Korea 2025.

Park menegaskan pentingnya diplomasi publik sebagai jembatan emosional antara kedua negara. Ia menyampaikan, “Diplomasi yang melibatkan pemuda akan memperkuat fondasi hubungan kita ke depan.”

Sesi selanjutnya adalah panel talkshow yang menghadirkan Venesia Amelia Sebayang, dosen FIB USU. Ia menyampaikan bahwa diplomasi publik bukan hanya alat negara, tetapi proses setara yang menghubungkan lintas budaya. Diskusi dipandu oleh Annisa sebagai moderator, dan berlangsung interaktif.

Mahasiswa diajak memahami peran K-pop, drama Korea, dan bahasa Korea sebagai media diplomasi yang efektif. Para peserta juga diajak berpikir kritis tentang peran budaya populer dalam membentuk persepsi global dan memperluas jejaring antarbangsa.

Dalam sesi tanya jawab, para mahasiswa mengangkat isu seputar peluang studi di Korea, dinamika diplomasi publik, dan peran pemuda dalam kerja sama regional. Duta Besar Park menanggapi secara hangat dan diplomatis, memberi inspirasi agar pemuda aktif dalam menjalin relasi antarnegara.

Menjelang akhir sesi, perwakilan Kedubes Korea memperkenalkan wilayah Donghae (Laut Timur) dan Pulau Dokdo. Wilayah ini memiliki nilai simbolis tinggi bagi nasionalisme Korea. Penjelasan diberikan dengan pendekatan sejarah dan budaya, mengajak peserta memahami kompleksitas geopolitik Asia Timur.

Sebagai penutup, perwakilan dari Korea Tourism Organization menyampaikan panduan wisata ke Korea Selatan. Informasi mencakup tata krama, destinasi budaya, wisata kuliner, serta proses pengajuan visa dan wisata halal. Tujuannya agar wisatawan Indonesia lebih siap dan nyaman saat berkunjung.

Acara ditutup dengan foto bersama, menjadi simbol semangat persahabatan dan kerja sama. Peserta juga diminta mengisi Satisfaction Survey sebagai bentuk evaluasi program. Sebanyak 50 peserta yang mengisi survei secara lengkap mendapatkan merchandise eksklusif dari Kedutaan Besar Korea.

Program “Korean Embassy Goes to USU” menjadi bukti nyata bagaimana diplomasi publik dapat menyentuh ranah akademik, budaya, dan pemuda secara inklusif dan strategis.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *