Desa Sumberejo, Krajan.id – Upaya percepatan penurunan angka stunting tidak hanya bergantung pada intervensi medis, tetapi juga memerlukan perubahan pola pikir masyarakat dalam mengelola gizi dan pola asuh.
Hal inilah yang mendorong Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi 349 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bersama Pemerintah Desa Sumberejo, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, menggelar sosialisasi dengan pendekatan literasi gizi, Senin (12/8/2025).
Berbeda dengan kegiatan sosialisasi pada umumnya, acara ini tidak hanya menyampaikan data dan bahaya stunting, tetapi juga menekankan pentingnya literasi gizi sebagai bekal utama keluarga. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 60 peserta, mulai dari kader posyandu, guru, PKK, hingga orang tua balita yang menjadi sasaran utama edukasi.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Sumberejo, Daryanto, menekankan bahwa orang tua sering kali beranggapan keterlambatan tumbuh kembang anak hanya dipengaruhi faktor keturunan. Padahal, gizi yang tidak tercukupi dan pola asuh yang kurang tepat juga memiliki dampak besar.
“Melalui kegiatan ini kami ingin membuka wawasan orang tua bahwa stunting bisa dicegah. Tidak semua masalah tumbuh kembang disebabkan faktor genetik, pemenuhan gizi dan pola asuh juga sangat menentukan,” ujar Daryanto.
Sosialisasi menghadirkan tiga pemateri dengan latar belakang berbeda. Listiorini, perwakilan Pokja II Kabupaten Wonogiri, menekankan pentingnya literasi sebagai salah satu pilar menuju Indonesia Emas 2045. Ia menyebut, membangun budaya membaca sejak dini adalah fondasi mencetak generasi produktif dan berdaya saing.
“Literasi bukan sekadar membaca buku, tapi membekali anak dengan kemampuan berpikir kritis, mandiri, dan siap menghadapi tantangan zaman,” jelasnya.
Materi berikutnya disampaikan oleh Rohmah Jimmy Solihah, S.Pd.I., seorang guru sekaligus penulis. Ia menyoroti keterkaitan erat antara literasi keluarga dan pola asuh. Menurutnya, orang tua bisa membangun komunikasi positif dengan anak melalui kegiatan sederhana seperti membaca bersama atau berdialog rutin.
“Ketika orang tua melibatkan anak dalam kegiatan literasi, itu bukan hanya meningkatkan pengetahuan, tapi juga memperkuat ikatan emosional dan membentuk kebiasaan belajar sepanjang hayat,” tuturnya.

Sementara itu, Nadiah Lukitasari dari Puskesmas Jatisrono memberikan penjelasan medis mengenai stunting. Ia menekankan bahwa kondisi ini tidak hanya memengaruhi tinggi badan anak, tetapi juga berdampak serius pada perkembangan kognitif.
“Pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini dengan kombinasi gizi seimbang, lingkungan yang bersih, dan pola asuh yang tepat. Literasi gizi bisa menjadi jembatan untuk memahami semua itu,” papar Nadiah.
Ketua KKN UNS Tematik Literasi 349, Mahesa Pangestu, menyebut kegiatan ini lahir dari kolaborasi lintas ilmu. Tim yang terdiri dari mahasiswa berbagai fakultas berupaya memadukan pengetahuan gizi, literasi, dan pendidikan keluarga menjadi satu kesatuan program.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya mendapatkan informasi, tetapi juga mampu menerapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, Desa Sumberejo bisa menjadi contoh desa yang berhasil mengatasi stunting melalui pendekatan literasi,” jelas Mahesa.
Kegiatan berlangsung interaktif, dengan sesi tanya jawab dan diskusi yang memberi ruang bagi warga untuk berbagi pengalaman serta kendala mereka dalam menerapkan pola asuh dan pemenuhan gizi. Antusiasme peserta menunjukkan adanya kesadaran baru akan pentingnya peran keluarga dalam membentuk generasi sehat dan cerdas.
Baca Juga: Mahasiswa KKN IAI Al Khoziny Gelar Seminar Public Speaking, Dorong Pemuda Balongdowo Percaya Diri
Program ini menjadi bagian dari kontribusi nyata mahasiswa KKN UNS dalam mendukung target pemerintah menurunkan angka stunting nasional. Lebih dari itu, kegiatan ini memberi pesan kuat bahwa pengetahuan sederhana yang dipraktikkan di rumah dapat membawa perubahan besar bagi masa depan anak-anak.
“Kolaborasi ini bukan akhir, tetapi langkah awal agar masyarakat terus bergerak bersama dalam menciptakan generasi bebas stunting,” tutup Mahesa.
Dengan semangat gotong royong, Desa Sumberejo kini mulai menapaki jalur baru: membangun masa depan anak-anak melalui literasi gizi yang dipraktikkan dari rumah.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





