Desa Cepokolimo, Krajan.id – Mahasiswa peserta program Belajar Bersama Komunitas (BBK) Ke-6 Universitas Airlangga yang bertugas di Desa Cepokolimo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, menginisiasi kegiatan sosialisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam pengelolaan sampah sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi Bank Sampah desa yang dinilai masih kurang memperhatikan aspek keselamatan kerja.
Sosialisasi yang berlangsung pada pertengahan Juli ini menyasar kader-kader pengelola Bank Sampah serta masyarakat sekitar, khususnya ibu-ibu rumah tangga yang aktif memilah dan mengelola sampah domestik. Kegiatan ini bertujuan mendorong peningkatan kesadaran terhadap pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan pengelolaan sampah yang aman dan higienis.
Menurut salah satu mahasiswa BBK, Shafa Latiffani Kirana, latar belakang kegiatan ini adalah masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap potensi bahaya dalam proses pengelolaan sampah.
“Kami melihat banyak warga, terutama pengelola bank sampah, yang belum memahami risiko cedera fisik maupun penyakit akibat kontak langsung dengan sampah berbahaya. Penggunaan APD pun masih sangat minim,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa tujuan utama sosialisasi ini adalah untuk memberikan edukasi terkait K3 dalam pengelolaan sampah, khususnya kepada pihak yang memiliki kontak langsung, agar tercipta lingkungan kerja yang lebih aman, sehat, dan berkelanjutan.
Tim BBK melakukan evaluasi awal terhadap kondisi Bank Sampah Desa Cepokolimo. Hasil temuan menunjukkan bahwa:
- Penggunaan APD masih rendah, bahkan sebagian besar kader memilah sampah dengan tangan kosong.
- Tidak ada SOP sederhana terkait keselamatan kerja dalam kegiatan pemilahan sampah.
- Rendahnya pemahaman terhadap klasifikasi sampah berbahaya serta teknik pemilahan yang benar.
“Dari hasil observasi kami, banyak kader yang belum mengetahui bahwa limbah elektronik, kaca, atau besi berkarat bisa sangat membahayakan kesehatan jika ditangani tanpa perlindungan,” jelas Koordinator Kegiatan, Rindu Izzata Ryadivi, didampingi oleh Kayla Feiza Azzahra.
Dalam sosialisasi, mahasiswa menjelaskan potensi bahaya yang mungkin timbul saat mengelola sampah. Cedera fisik seperti luka akibat kaca pecah atau besi berkarat, risiko kontaminasi zat beracun dari limbah elektronik, serta ancaman infeksi dari mikroorganisme pada plastik bekas menjadi pokok bahasan penting.
“Kami menyampaikan bahwa luka terbuka akibat besi berkarat bisa menyebabkan tetanus, dan plastik bekas makanan bisa membawa bakteri atau jamur berbahaya,” kata Rindu Izzata Ryadivi.
Untuk itu, mereka merekomendasikan penggunaan APD sederhana, seperti:
- Sarung tangan karet untuk mencegah kontak langsung dengan benda tajam atau limbah.
- Masker untuk melindungi dari spora dan zat beracun yang bisa terhirup.
- Sepatu boots agar kaki terlindung dari benda tajam dan permukaan licin.
Respon dari kader pengelola sangat positif. Ibu Harianti, salah satu pengelola Bank Sampah, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut memberikan wawasan baru.
“Kami merasa sangat terbantu dengan penjelasan dari adik-adik mahasiswa. Ke depannya, kami akan mulai menggunakan sarung tangan dan masker saat memilah sampah,” ujarnya.
Selain bahaya sampah, tim BBK juga menyampaikan pentingnya edukasi tentang jenis-jenis plastik kemasan. Tujuannya agar masyarakat tidak mencampur sampah yang memiliki risiko tinggi, serta menghindari penggunaan ulang plastik seperti botol air mineral yang berpotensi membahayakan kesehatan.
“Kami menjelaskan kode-kode pada kemasan plastik seperti PET, HDPE, dan lainnya. Banyak masyarakat yang belum familiar selain PET dan HDPE, jadi ini kami anggap penting untuk disosialisasikan agar proses pemilahan menjadi lebih tepat dan meningkatkan nilai jual,” tambah Kevin Shandika selaku Ketua BBK Ke-6.
Baca Juga: Transformasi Digital UMKM Lunpia Kembang Desa: Kolaborasi Mahasiswa UNDIP Dorong Penjualan Lewat Shopee
Dalam pelaksanaan sosialisasi, pendekatan visual seperti penggunaan poster bergambar dan demonstrasi langsung penggunaan APD menjadi kunci keberhasilan edukasi. Selain itu, mahasiswa juga menggunakan bahasa daerah setempat agar materi lebih mudah dipahami.
Respon masyarakat pun sangat antusias. Beberapa kader bahkan langsung mulai menggunakan masker dan sarung tangan dalam kegiatan sehari-hari di bank sampah.
“Mereka juga berencana menyusun SOP sederhana yang mengatur langkah-langkah keselamatan saat memilah dan mengangkut sampah,” jelas Kevin.
Meski demikian, tidak semua berjalan mulus. Menurut Kayla Feiza Azzahra, tantangan terbesar adalah mengubah kebiasaan lama masyarakat.
“Butuh waktu dan pendekatan yang persuasif untuk membangun kesadaran bahwa kegiatan sederhana seperti memilah sampah pun memiliki risiko jika dilakukan tanpa perlindungan,” ungkapnya.
Tim BBK berharap kegiatan ini bisa memberikan dampak jangka panjang. “Kami ingin Bank Sampah Cepokolimo menjadi contoh pengelolaan sampah yang mengutamakan keselamatan kerja di tingkat desa. Dengan struktur organisasi yang sudah aktif dan dukungan warga yang kuat, desa ini berpotensi menjadi model untuk daerah lain,” tutur Kevin.
Untuk memastikan keberlanjutan, mahasiswa BBK telah merancang skema monitoring yang akan dilakukan bersama kader bank sampah. Hal ini guna memastikan bahwa penerapan K3 tidak hanya berhenti pada sosialisasi, tetapi benar-benar menjadi praktik nyata dalam aktivitas harian warga.
Baca Juga: Mahasiswa KKN UNS Gencarkan Edukasi Pupuk Organik dan Kampanye Lingkungan di Morowali
“Yang paling berkesan bagi kami adalah menyadari bahwa perubahan besar bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti memakai sarung tangan atau saling mengingatkan. Kami belajar pentingnya membangun hubungan yang baik dengan masyarakat agar pesan yang kami sampaikan benar-benar diterima,” pungkas Kevin.
Melalui program BBK ini, mahasiswa Universitas Airlangga tidak hanya membagikan ilmu yang didapat dari bangku kuliah, tetapi juga belajar langsung dari masyarakat bagaimana ilmu tersebut bisa diterapkan dengan cara yang sederhana namun berdampak besar.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.