Surabaya, Krajan.id – Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya dari Program Studi Hukum Keluarga Islam mengadakan kegiatan sosialisasi bertema “Peran Mahasiswa dalam Menguatkan Moderasi Beragama di Era Modern”.
Acara ini berlangsung pada Senin (26/11/2025), bertempat di Pondok Pesantren Putri Sabilurrahmah, yang terletak di Gg. Modin No. 06, Jalan Jemur Wonosari, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya.
Pondok Pesantren Putri Sabilurrahmah merupakan salah satu pondok pesantren mahasiswa yang posisinya sangat strategis, tidak jauh dari Kampus 1 UINSA dan Kampus B Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA).
Pesantren ini dipimpin oleh K.H. Imam Syairofi dan Ny. Hj. Musdalifah, M.Pd.I. Nama “Sabilurrahmah” sendiri bermakna “jalan meraih kasih sayang Allah”, mencerminkan harapan agar pesantren ini menjadi wadah pembentukan santriwati yang kuat dalam aspek aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah, serta memiliki kemampuan sosial yang baik di tengah masyarakat.
Pesantren ini memiliki visi: “Membentuk santriwati yang berakhlakul karimah sehingga mampu memberikan manfaat dalam kehidupan bermasyarakat dengan pengokohan iman dan takwa berlandaskan aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah.” Sedangkan misinya adalah “Menjadikan santri yang memahami dan mendalami ilmu agama, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, serta berhias akhlakul karimah.”
Kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Studi Hukum Islam, di bawah bimbingan dosen pengampu Zakiyatul Ulya, M.H.I. Kelompok mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari Devi Agustin, Dinda Khofiah Alfiani, Hayyi’ Rosyada, Ririn Trisna Ayu, dan Siti Mazidatul.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini diawali dengan tahap persiapan yang meliputi penyusunan jadwal secara sistematis, pemilihan komunitas keagamaan sebagai mitra kegiatan, serta pengurusan perizinan kepada pihak pesantren. Setelah izin diperoleh, mahasiswa mulai menyusun dan menyiapkan materi sosialisasi. Setiap anggota kelompok diberi tanggung jawab menyampaikan topik tertentu agar semua memiliki kontribusi yang merata.
Saat hari pelaksanaan, kegiatan diawali dengan pembukaan, dilanjutkan dengan pemaparan materi secara bergiliran oleh masing-masing mahasiswa. Materi yang disampaikan mengangkat pentingnya penerapan nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi kalangan santri yang akan menjadi pemimpin di masa depan.
Konsep moderasi beragama dijelaskan secara rinci, mencakup nilai-nilai seperti tasamuh (toleransi), tawazun (keseimbangan), i’tidal (keadilan), dan musawah (kesetaraan). Mahasiswa tidak hanya menjelaskan secara teori, tetapi juga menyertakan contoh-contoh kontekstual agar materi lebih mudah dipahami. Setelah pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berjalan sangat interaktif.
Antusiasme santriwati dalam mengikuti kegiatan ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan, menunjukkan bahwa tema yang diangkat sangat relevan dengan kondisi dan tantangan kehidupan sosial saat ini. Sosialisasi ini memberikan pemahaman bahwa Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan menjauhi sikap ekstremisme.
Menurut Zakiyatul Ulya, M.H.I., kegiatan semacam ini sangat penting karena mahasiswa sebagai generasi muda memiliki peran strategis dalam menyebarkan paham Islam yang moderat.
“Melalui sosialisasi ini, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mempraktikkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin secara langsung,” ujarnya.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai bentuk dokumentasi serta simbol kebersamaan antara mahasiswa, dosen, dan para santriwati. Foto-foto ini juga akan menjadi bagian dari laporan kegiatan sebagai bukti pelaksanaan program yang telah direncanakan.
Kegiatan sosialisasi ini mendapat apresiasi tinggi dari pihak pondok pesantren. Ny. Hj. Musdalifah menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para santri, karena membuka wawasan mereka mengenai pentingnya menjalankan agama dengan cara yang damai dan seimbang.
“Kami berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan secara berkelanjutan, tidak hanya sebagai kewajiban akademik tetapi juga sebagai bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat,” tuturnya.
Lebih jauh, kegiatan ini menunjukkan sinergi antara perguruan tinggi dan institusi keagamaan, dalam upaya membangun pemahaman Islam yang sesuai dengan perkembangan zaman. Santri mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas, sementara mahasiswa mendapat kesempatan menerapkan ilmunya di tengah masyarakat.
Dalam konteks Tri Dharma Perguruan Tinggi, kegiatan ini mencerminkan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sekaligus penerapan ilmu pengetahuan yang relevan. Kegiatan semacam ini tidak hanya mendukung proses pembelajaran di kelas, tetapi juga melatih mahasiswa menjadi komunikator yang efektif dalam menyampaikan nilai-nilai keislaman secara humanis.
Sosialisasi ini diharapkan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk lebih aktif mengambil peran dalam menyebarkan semangat moderasi beragama di berbagai lapisan masyarakat. Dengan penguatan nilai-nilai keislaman yang inklusif dan toleran, diharapkan stabilitas sosial dan keberagaman di Indonesia dapat terus terjaga.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





