Mahasiswa KKM 55 UNIBA Bangun Plang Nama Desa dari 420 Botol Ecobrick di Jatimulya

Mahasiswa KKM 55 UNIBA bersama perangkat Desa Jatimulya menyusun ecobrick untuk pembuatan plang nama desa ramah lingkungan sebagai simbol kepedulian terhadap pengelolaan sampah plastik, Rabu (22/8/2025). (doc. KKM 55 UNIBA)
Mahasiswa KKM 55 UNIBA bersama perangkat Desa Jatimulya menyusun ecobrick untuk pembuatan plang nama desa ramah lingkungan sebagai simbol kepedulian terhadap pengelolaan sampah plastik, Rabu (22/8/2025). (doc. KKM 55 UNIBA)

Lebak, Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Kelompok 55 Universitas Bina Bangsa (UNIBA) berhasil menciptakan plang nama desa ramah lingkungan dengan memanfaatkan 420 botol ecobrick. Inovasi ini lahir dari kolaborasi antara pemerintah Desa Jatimulya dan bidang teknologi tepat guna yang mengedepankan keberlanjutan lingkungan.

Plang nama desa yang kini berdiri megah tersebut tidak hanya berfungsi sebagai penanda wilayah, tetapi juga menjadi simbol kepedulian warga terhadap isu lingkungan dan pengelolaan sampah plastik. Proyek yang dilaksanakan pada (22/8/2025) ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah desa, mulai dari tahap perencanaan hingga penyelesaian.

Bacaan Lainnya

Kepala Desa Jatimulya, Rusyadianto, menyampaikan apresiasinya terhadap kreativitas mahasiswa dan sinergi yang terjalin.

“Kami sangat mendukung inovasi seperti ini. Dengan teknologi tepat guna yang sederhana namun efektif, sampah plastik bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi desa. Ini bukti nyata bahwa kolaborasi mampu membawa perubahan,” ujarnya.

Proses pembuatan plang dilakukan secara partisipatif, melibatkan mahasiswa dan warga desa. Botol plastik yang diisi dengan sampah anorganik padat disusun menjadi struktur kuat sehingga mampu bertahan di ruang terbuka. Cara ini tidak hanya menghasilkan karya fungsional, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga lingkungan.

Ketua KKM 55 UNIBA, Dafriel Maulana Dinansyah, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi nyata mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu di masyarakat.

“Kami ingin meninggalkan sesuatu yang berdampak dan bisa terus dikenang warga desa. Dengan ecobrick, kami tidak hanya membangun plang, tetapi juga menumbuhkan kesadaran baru tentang pentingnya pengelolaan sampah,” katanya.

Kolaborasi lintas bidang ini menjadi contoh sinergi positif yang patut dicontoh. Keberhasilan tersebut diharapkan dapat menginspirasi desa-desa lain untuk memanfaatkan teknologi sederhana dalam mengatasi persoalan lingkungan secara mandiri dan berkelanjutan.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *