Mahasiswa KKN 146 UINSA Gagas Pupuk Organik di Sukokerto, Dorong Pertanian Ramah Lingkungan

Mahasiswa KKN 146 UINSA bersama perangkat desa dan kelompok tani saat sosialisasi dan praktik pembuatan pupuk organik di Desa Sukokerto. (doc. KKN 146 UINSA)
Mahasiswa KKN 146 UINSA bersama perangkat desa dan kelompok tani saat sosialisasi dan praktik pembuatan pupuk organik di Desa Sukokerto. (doc. KKN 146 UINSA)

Desa Sukokerto, Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 146 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menggagas program inovatif dalam bidang pertanian dengan memperkenalkan pembuatan pupuk organik berbasis kotoran hewan di Desa Sukokerto, Kecamatan Pujer, Kabupaten Bondowoso. Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (28/6/2025) ini menjadi upaya nyata untuk mendorong pertanian organik berkelanjutan di tingkat desa.

Program ini merupakan implementasi dari tema besar KKN 146 UINSA, yakni “Pertanian Organik Berkelanjutan”. Mahasiswa menginisiasi pelatihan pembuatan pupuk organik, baik cair maupun padat, yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.

Bacaan Lainnya

Dalam pelaksanaannya, mereka menggandeng Pak Mahfudz, seorang pengusaha sekaligus praktisi pupuk organik lokal, sebagai narasumber dan pendamping teknis.

“Kami ingin memupuk kembali kepedulian generasi muda terhadap lingkungan. Kotoran yang awalnya tidak bermanfaat bisa diolah menjadi pupuk yang aman dan bernilai tinggi,” ujar Pak Mahfudz.

Baca Juga: Siapa Sangka, Lubang Sederhana Ini Bisa Jadi Solusi Sampah Rumah Tangga! Aksi Mahasiswa KKN UNDIP Disambut Antusias Warga Dusun Kauman

Selain praktik langsung, mahasiswa juga memberikan edukasi kepada warga mengenai manfaat pertanian organik dan pentingnya mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia. Edukasi ini disampaikan melalui forum diskusi, pembagian modul, dan simulasi lapangan.

Kepala Desa Sukokerto mengapresiasi langkah mahasiswa KKN 146 UINSA yang dinilai selaras dengan kebutuhan masyarakat.

“Pertanian organik sangat bermanfaat, menghasilkan produk lebih sehat karena tidak menggunakan pestisida. Harapan saya, adik-adik KKN dapat mengembangkan produk pertanian organik yang dikenal luas dan diminati masyarakat desa,” tuturnya.

Koordinator Desa (Kordes) KKN 146 UINSA menambahkan bahwa program ini telah melalui proses perencanaan yang matang, mulai dari riset potensi desa hingga koordinasi intensif dengan perangkat desa dan pelaku usaha lokal.

“Kami berharap program ini dapat terus berlanjut dan diadopsi oleh masyarakat meskipun masa KKN telah selesai,” jelasnya.

Baca Juga: Tim BBK-6 UNAIR Kenalkan Inovasi JELITA, Ubah Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi Bernilai Ekonomi di Desa Cembor

Pemerintah desa menyatakan komitmennya untuk mendukung program ini dalam jangka panjang. Langkah ini dinilai strategis dalam memperkuat ketahanan pangan desa, menjaga kesuburan tanah, serta mengurangi dampak negatif dari penggunaan bahan kimia pertanian.

Dengan adanya inovasi pupuk organik ini, mahasiswa KKN 146 UINSA tidak hanya memberikan solusi lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi petani di Sukokerto. Program ini diharapkan menjadi pemicu kesadaran kolektif masyarakat untuk mulai beralih ke praktik pertanian yang lebih berkelanjutan dan ekologis.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *