Mahasiswa KKN 249 UNS Kenalkan Ecomaggot, Ibu-Ibu Desa Kalikuning Pacitan Siap Jadi Wirausaha Baru

Mahasiswa KKN UNS mendampingi ibu-ibu Desa Kalikuning, Pacitan, dalam praktik budidaya ecomaggot sebagai solusi pengelolaan sampah organik sekaligus peluang usaha baru. (doc. KKN 249 UNS)
Mahasiswa KKN UNS mendampingi ibu-ibu Desa Kalikuning, Pacitan, dalam praktik budidaya ecomaggot sebagai solusi pengelolaan sampah organik sekaligus peluang usaha baru. (doc. KKN 249 UNS)

Desa Kalikuning, Krajan.id – Puluhan ibu-ibu Desa Kalikuning, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan, tampak antusias mengikuti pelatihan bertajuk “Solusi Pengelolaan Sampah Organik dan Peningkatan Ekonomi Warga melalui Ecomaggot”, Selasa (12/8/2025).

Kegiatan ini digelar oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Kelompok 249 di Sanggar Hanayoung, milik Kepala Desa Kalikuning.

Bacaan Lainnya

Sejak awal, suasana pelatihan berlangsung hangat. Meski topik yang dibawakan terbilang unik, para peserta mendengarkan dengan penuh perhatian penjelasan mengenai maggot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF).

Selama ini, sebagian masyarakat mungkin menganggap makhluk kecil tersebut menjijikkan. Namun, di balik bentuknya, maggot justru memiliki manfaat besar, baik untuk lingkungan maupun perekonomian warga.

Annisa, mahasiswa KKN UNS dari Program Studi Ekonomi Pembangunan, menjelaskan bahwa maggot mampu membantu mengurai sampah organik, seperti sisa makanan, sayuran, dan buah-buahan. “Dengan maggot, timbunan sampah bisa berkurang.

Selain itu, hasil sampingannya berupa kasgot atau kotoran maggot dapat diolah menjadi pupuk organik ramah lingkungan. Maggot segar juga bisa dijadikan pakan ternak dengan nilai gizi tinggi dan memiliki nilai jual,” paparnya.

Pelatihan tidak hanya berupa teori, tetapi juga praktik langsung. Mahasiswa UNS mendampingi peserta membuat media penetasan telur BSF dengan bahan sederhana, seperti dedak atau bekatul, wadah baskom, kawat kasa, tisu, dan kayu. Banyak ibu-ibu yang penasaran lalu aktif bertanya mengenai proses budidaya hingga peluang usaha yang bisa dihasilkan.

Suhartini (45), salah satu peserta, mengaku mendapat pengetahuan baru dari kegiatan ini. “Awalnya saya geli melihat maggot. Tapi setelah dijelaskan, ternyata manfaatnya banyak sekali. Kalau bisa jadi usaha, tentu sangat membantu perekonomian keluarga,” ungkapnya.

Menurut Annisa, budidaya maggot bisa dilakukan di rumah dengan perawatan yang relatif mudah. “Di Pacitan masih jarang ada yang menjual maggot. Semoga ibu-ibu di sini bisa menjadikannya sebagai usaha baru,” ujarnya.

Mahasiswa UNS berharap, pelatihan ini tidak hanya mendorong warga Desa Kalikuning dalam mengelola sampah organik secara lebih bijak, tetapi juga membuka jalan bagi lahirnya wirausaha baru berbasis lingkungan. Dengan begitu, desa dapat bertransformasi menuju masyarakat yang lebih mandiri sekaligus ramah lingkungan.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *