Desa Soko, Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-TK) kelompok 25 dari Universitas Bojonegoro (Unigoro) menggelar kegiatan sosialisasi peningkatan ekowisata dan penyuluhan pra-pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Balai Desa Soko, Kecamatan Temayang, Bojonegoro, pada Jumat, (25/7/2025), pukul 13.00 WIB.
Acara ini dihadiri oleh narasumber dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro, Kepala Desa Soko beserta perangkatnya, serta puluhan masyarakat setempat yang antusias mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya strategis KKN 25 Unigoro dalam mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata berbasis potensi lokal.
Dalam penyampaian materinya, narasumber dari Disbudpar Bojonegoro, Ade Teguh Priyambodo, menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mengelola geowisata melalui pembentukan Pokdarwis.
“Pokdarwis menjadi aktor utama dalam menggali, mengelola, serta mempromosikan potensi desa secara berkelanjutan. Tidak hanya sebatas wisata alam, namun juga mencakup sejarah dan budaya lokal,” ujarnya.

Ade juga menjelaskan tentang konsep geopark dan potensi pengembangannya di Bojonegoro, termasuk di Desa Soko. Menurutnya, Desa Soko memiliki kekayaan warisan geologi, budaya, dan sejarah yang luar biasa dan berpeluang besar untuk dikembangkan menjadi mini geopark.
Beberapa potensi yang disoroti meliputi penemuan prasasti kuno, makam Kalang yang jumlahnya cukup banyak, serta berbagai artefak bebatuan yang memiliki nilai historis. Selain itu, budaya lokal yang dikenal dengan istilah Kalcer juga menjadi daya tarik tersendiri yang kuat di tengah masyarakat.
Baca Juga: Mahasiswa KKM Kelompok 31 UNIBA Ajak Anak-anak Menabung dengan Cara Kreatif Lewat “Celengan Cerdas”
Dalam diskusi tersebut, narasumber juga mengangkat pentingnya pelestarian situs geologi dan budaya, pembangunan infrastruktur wisata yang ramah lingkungan, serta keterlibatan aktif masyarakat dalam menjaga dan mempromosikan kekayaan lokal.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan pihak luar. Masyarakatlah yang harus menjadi garda terdepan dalam pelestarian dan pengembangan desa wisata ini,” tambah Ade.
Salah satu keunikan Desa Soko yang dinilai memiliki daya tarik adalah masih luasnya kawasan hutan, keberadaan lebih dari satu cultural site, serta tokoh lokal seperti Mbah Sukijah, seorang dukun tiban yang menjadi bagian dari cerita rakyat setempat. Ini semua bisa diintegrasikan dalam paket wisata budaya seperti pertunjukan tradisional, cerita rakyat, hingga workshop kerajinan.
Meski demikian, Ade mengakui bahwa tantangan yang dihadapi cukup besar.
“Kurangnya kesadaran masyarakat, kepercayaan diri yang masih rendah, dan perbedaan persepsi soal pengelolaan wisata menjadi tantangan utama. Maka dari itu, sosialisasi seperti ini harus dilakukan secara intensif dan menyentuh hati masyarakat,” ujarnya.
Dalam wawancara terpisah, perwakilan mahasiswa KKN 25 Unigoro, Cyndu Mei Via menyampaikan strategi mereka untuk mendorong peran masyarakat dalam pembentukan Pokdarwis.
“Kami tidak hanya memberikan sosialisasi, tetapi juga akan melakukan pelatihan, pendampingan, serta menjembatani masyarakat dengan instansi terkait agar proses pengembangan desa wisata ini berjalan lancar,” jelasnya.
Pihaknya berharap, Desa Soko dapat berkembang menjadi destinasi mini geopark yang berkelanjutan, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan budaya lokal.
Selain sebagai sarana pelestarian, pengembangan ini juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka lapangan kerja baru di sektor wisata.
Baca Juga: Bocil Sakola: Kolaborasi KKN UINSA X SDN Jatisari II Edukasi Peduli Lingkungan dan Bank Sampah
Tak hanya untuk saat ini, mahasiswa KKN Unigoro juga menyasar generasi muda desa agar turut serta dalam pelestarian warisan desa.

“Anak muda harus tahu sejarah, menjaga alam, dan meneruskan tradisi serta budaya desa. Itu bagian dari jati diri yang harus diwariskan ke generasi mendatang,” ungkap Cyndu.
Kegiatan ini menjadi langkah awal yang penting dalam proses transformasi Desa Soko menjadi kawasan ekowisata berbasis kearifan lokal. Dengan sinergi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat, diharapkan potensi besar yang dimiliki desa ini tidak hanya menjadi cerita, tetapi benar-benar membawa manfaat nyata bagi seluruh warganya.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





