Semarang, Krajan.id – Desa Jetis, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang, selama sebulan penuh pada Juli–Agustus 2025 menjadi saksi nyata bagaimana semangat mahasiswa mampu bertransformasi menjadi energi perubahan. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 274 Universitas Sebelas Maret (UNS) hadir membawa misi besar: “Edukasi Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat dalam Penguatan SDGs.”
Desa Jetis sendiri merupakan desa dengan potensi cukup kaya. Bidang pertanian, peternakan, hingga UMKM lokal menjadi pilar ekonomi masyarakat. Namun, sejumlah tantangan juga menghantui, seperti pengelolaan sampah yang masih minim, rendahnya pemahaman pemasaran digital, hingga penguatan kesehatan warga yang perlu ditingkatkan.
Kehadiran mahasiswa KKN 274 UNS mencoba menjawab tantangan tersebut dengan serangkaian program kerja terintegrasi. Mulai dari edukasi kesehatan, peningkatan kapasitas UMKM, pengelolaan lingkungan, literasi, hingga pelestarian seni budaya, seluruh program dirancang agar tidak hanya berhenti pada kegiatan sesaat, melainkan mampu meninggalkan jejak keberlanjutan.
Salah satu fokus utama mahasiswa adalah mendukung produktivitas UMKM lokal. Pada Minggu, (20/7/2025), di Dusun Kemiri, Tim KKN 274 mengadakan pelatihan pembuatan sabun herbal berbahan serai dan parfum laundry.
Anggota PKK tampak antusias mengikuti praktik pembuatan yang dipandu langsung mahasiswa. Tidak hanya sekadar teori, para peserta turut mencoba proses produksi, memahami manfaat, hingga menghitung nilai ekonomis produk.
“Produk ini tidak hanya sehat dan alami, tapi juga bisa jadi peluang usaha,” jelas salah satu mahasiswa KKN.
Sebagai tindak lanjut, setiap peserta mendapatkan leaflet berisi panduan lengkap. Harapannya, inovasi sederhana tersebut dapat menumbuhkan inspirasi baru bagi warga untuk mengembangkan produk UMKM Jetis yang lebih berdaya saing.
Masalah kesehatan juga menjadi perhatian penting. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman di banyak daerah. Untuk itu, Tim KKN menggelar pelatihan pembuatan abate alami berbahan serai.
Kegiatan yang berlangsung pada (26/7/2025) di Dusun Brungkah dan (27/7/2025) di Dusun Kiringan Utara ini menyasar anggota PKK. Peserta tidak hanya menerima materi tentang bahaya DBD, tetapi juga langsung praktik membuat spray anti nyamuk alami.
Antusiasme terlihat jelas. Warga aktif bertanya, mencoba, hingga membawa pulang larutan olahan lengkap dengan botol spray. “Kami senang karena bisa belajar membuat produk alami yang aman bagi keluarga,” ujar salah satu ibu peserta.
Kesadaran lingkungan pun tak luput dari perhatian. Pada (3/8/2025), Gudang Serba Guna Dusun Pregolan menjadi saksi warga Desa Jetis belajar mengolah sampah plastik bekas.
Melalui pelatihan yang dipandu mahasiswa, warga diajarkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sekaligus praktik membuat bunga hias dari botol plastik. Suasana hidup ketika peserta mencoba berbagai bentuk dan variasi.
“Selain mengurangi sampah, ternyata bisa juga jadi kerajinan cantik,” kata seorang anggota PKK.
Dengan bekal keterampilan tersebut, masyarakat diharapkan mampu melihat sampah bukan sebagai masalah, melainkan peluang menghasilkan produk kreatif bernilai guna.
Upaya lain yang patut diapresiasi adalah gerakan pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Sejak (13/7/2025), Tim KKN bersama pemerintah desa, Kelompok Wanita Tani, dan warga mulai mengedukasi manfaat tanaman herbal seperti jahe merah, kunyit, hingga sambiloto.
Tak berhenti pada sosialisasi, mahasiswa bersama warga mempersiapkan lahan, membangun pagar bambu, hingga membuat pot dari galon bekas. Puncaknya, (20/8/2025), dilakukan penanaman bibit TOGA.
“Program ini bisa jadi tabungan kesehatan alami bagi warga sekaligus membuat lingkungan lebih hijau,” ujar salah seorang mahasiswa pelaksana.
Di bidang pendidikan, Tim KKN menggelar rangkaian sosialisasi interaktif di SDN Jetis 01, 02, dan 03. Kegiatan yang digelar pada 2, 3, dan (6/8/2025) ini disesuaikan dengan jenjang usia siswa.
Anak kelas 1–2 mendapat edukasi anti-bullying, kelas 3–4 dikenalkan pada deteksi dini skoliosis, sementara kelas 5–6 diberi pemahaman tentang edukasi seks. Metode penyampaian dikemas dengan media visual, permainan, dan praktik sederhana agar mudah dipahami anak.
“Anak-anak perlu dibekali kesadaran menjaga kesehatan fisik dan mental sejak dini,” ujar salah satu guru pendamping yang menyambut baik kegiatan ini.
Tak kalah penting, mahasiswa juga menyiapkan masyarakat menghadapi era digital. Pada 20 Juli dan 27 Juli 2025, sosialisasi pemasaran digital dilaksanakan di Dusun Kemiri dan Kiringan Utara.
Anggota PKK mendapat materi tentang strategi digital marketing, mulai dari konsep, pemanfaatan media sosial, hingga pembuatan konten kreatif. Suasana kian hidup saat sesi kuis dan diskusi interaktif.
Dengan keterampilan ini, diharapkan produk-produk UMKM Desa Jetis mampu menjangkau pasar lebih luas, sehingga meningkatkan pendapatan keluarga.
Kebiasaan menabung sejak dini juga diperkenalkan. Pada 1 dan 6 Agustus 2025, anak-anak SD di Dusun Kemiri dan Pregolan diajak belajar membedakan kebutuhan dan keinginan melalui kegiatan menyenangkan.
Setiap anak diberi celengan dan buku tabungan yang mereka hias sesuai kreativitas. “Sekarang aku mau rajin isi celengan biar bisa beli buku sendiri,” ungkap salah satu siswa dengan semangat.
Sebagai upaya meningkatkan minat baca, mahasiswa merintis Pojok Literasi di SDN Jetis 02. Rak sederhana berisi buku cerita, pengetahuan, hingga aktivitas kreatif tersedia untuk siswa.
Pada 20 Agustus 2025, siswa diajak membaca bersama sekaligus membuat pembatas buku. “Kami senang punya tempat baca baru,” kata seorang siswa sambil menunjukkan hasil karya.
Kegiatan bertajuk Kreasi Seni menjadi penutup yang meriah. Dalam rangka HUT ke-80 RI, sejak 11 Agustus mahasiswa melatih anak-anak menari, bernyanyi, hingga berlatih geguritan.
Puncaknya, (21/8/2025), panggung sederhana di Dusun Pregolan dipenuhi penonton. Anak-anak menampilkan tari Paijo, Gambang Suling, hingga geguritan berjudul Kusumaning Bangsa.
Kegiatan ini bukan hanya hiburan, tetapi juga langkah nyata melestarikan budaya Jawa. “Kami ingin anak-anak tetap cinta budaya sendiri meski zaman terus modern,” ujar salah seorang mahasiswa.
Rangkaian kegiatan ini tentu meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat. Kepala Desa Jetis menyampaikan apresiasi khusus kepada mahasiswa UNS.
“Kami berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa KKN UNS yang sudah melaksanakan kegiatan di Desa Jetis dengan baik. Ilmu yang dibawa dari kampus bisa disalurkan kepada warga kami. Semoga apa yang telah dilakukan bermanfaat hingga seterusnya,” ucapnya pada (22/8/2025).
Serangkaian program yang dihadirkan mahasiswa KKN 274 UNS membuktikan bahwa pemberdayaan masyarakat tidak selalu harus besar dan kompleks. Edukasi sederhana, pelatihan kreatif, hingga kegiatan budaya mampu menjadi pemicu perubahan.
Dengan kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat, Desa Jetis kini memiliki bekal baru untuk menatap masa depan yang lebih sehat, mandiri, dan berdaya saing di tengah arus modernisasi.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
									
													




