Desa Wirun, Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Kelompok 309 memperkenalkan inovasi ramah lingkungan melalui kegiatan pembibitan tanaman nilam (Pogostemon cablin) menggunakan media galon bekas di Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Program ini tidak hanya berfokus pada aspek pertanian, tetapi juga mengusung misi keberlanjutan dengan memanfaatkan limbah plastik agar memiliki nilai guna.
Tanaman nilam dikenal luas sebagai komoditas unggulan yang menghasilkan minyak atsiri bernilai ekonomis tinggi. Produk turunan minyak nilam banyak dimanfaatkan dalam industri parfum, aromaterapi, dan kosmetik.
Bahkan, nilam menjadi salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia dengan prospek pasar yang menjanjikan di tingkat internasional. Melihat potensi tersebut, mahasiswa KKN 309 UNS berinisiatif memberikan edukasi pembibitan nilam kepada masyarakat sebagai langkah awal meningkatkan keterampilan sekaligus membuka peluang ekonomi baru di pedesaan.
Pemilihan galon bekas sebagai media tanam dinilai tepat karena mudah didapat, tidak memerlukan biaya tambahan, dan mampu menjaga kelembaban media. Galon dimodifikasi dengan sistem reservoir di bagian bawah, yang dilengkapi kain flanel sebagai jalur kapiler agar air bisa diserap perlahan ke media tanah. Dengan metode ini, kebutuhan air tanaman lebih terkontrol sehingga frekuensi penyiraman berkurang, namun pertumbuhan bibit tetap terjaga.
Kegiatan pembibitan dilaksanakan pada Rabu, (30/7/2025), bersama anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Anugerah Bumi. Acara diawali pengarahan singkat mengenai teknik budidaya nilam, termasuk pentingnya menjaga jarak tanam agar akar dapat berkembang optimal. Jika sebelumnya satu galon ditanami hingga enam stek, kali ini hanya dua stek ditanam per galon untuk memberikan ruang tumbuh lebih leluasa.
Proses pembibitan berlangsung secara bertahap. Pertama, bagian dasar galon diisi air sebagai penampung. Kedua, campuran tanah dan kompos dimasukkan ke bagian atas galon. Ketiga, kain flanel dipasang sebagai jalur penyalur air dari dasar ke media tanah.
Terakhir, bibit nilam ditanam dengan kedalaman sekitar lima sentimeter, lalu disiram ringan dan ditutup cup plastik agar kelembaban tetap stabil. Selain itu, mahasiswa juga melakukan variasi dengan pemberian hormon tanaman seperti root B dan rhizattun F untuk mengamati pengaruhnya terhadap pertumbuhan awal stek nilam.
Respon masyarakat, khususnya ibu-ibu KWT, terlihat sangat antusias. Mereka aktif bertanya selama proses praktik dan berniat mencoba menanam dengan cara serupa di rumah masing-masing. Beberapa warga bahkan memanfaatkan galon yang ada untuk menanam cabai, sehingga tercipta diversifikasi tanaman di pekarangan rumah.
“Kami ingin kegiatan ini tidak hanya memberi pengetahuan, tapi juga bisa dipraktikkan sehari-hari. Dengan metode galon bekas, masyarakat bisa menanam sendiri tanpa membutuhkan lahan luas,” ungkap Dhea Mayang Pratiwi, mahasiswa Pendidikan Biologi UNS sekaligus koordinator program kerja.
Pemerintah Desa Wirun pun menyambut baik inovasi mahasiswa KKN UNS tersebut. Program pembibitan nilam dengan galon bekas dinilai selaras dengan upaya desa dalam mengoptimalkan lahan terbatas sekaligus mengurangi sampah plastik. Harapannya, keterampilan yang ditularkan mahasiswa dapat terus dikembangkan menjadi peluang usaha baru, baik secara individu maupun kelompok.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN UNS menunjukkan bahwa inovasi sederhana dapat membawa dampak besar. Selain mengurangi limbah plastik, program ini juga mendorong peningkatan keterampilan masyarakat, memperkuat ketahanan pangan, serta membuka jalan bagi pengembangan ekonomi lokal. Dengan sinergi antara mahasiswa, KWT, dan pemerintah desa, Desa Wirun kini memiliki potensi baru untuk menjadikan nilam sebagai komoditas unggulan di masa depan.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





