Mahasiswa KKN 334 UNS Gelar Workshop Budidaya Maggot di Temanggung, Dorong Pengelolaan Limbah Organik Ramah Lingkungan

Mahasiswa KKN saat menjelaskan media yang digunakan budidaya maggot di Desa Tlahab. (doc. KKN 334 UNS)
Mahasiswa KKN saat menjelaskan media yang digunakan budidaya maggot di Desa Tlahab. (doc. KKN 334 UNS)

Desa Tlahab, Krajan.id – Permasalahan sampah organik rumah tangga yang kerap menumpuk dan belum terkelola dengan baik menjadi perhatian mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Sebagai langkah nyata, Kelompok 334 KKN UNS menggelar Workshop Budidaya Maggot Black Soldier Fly (BSF) di Gedung Danawarih Pangestu, Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, pada Selasa (12/8/2025).

Bacaan Lainnya

Kegiatan ini diikuti oleh 17 peserta yang berasal dari perwakilan PKK, Banser, kelompok perikanan Desa Tlahab, serta komunitas perikanan di Kabupaten Temanggung. Antusiasme peserta terlihat sejak awal acara, mengingat tema yang diangkat sangat relevan dengan persoalan lingkungan sehari-hari.

Ketua pelaksana, Lathifah Aninda Kusuma, menuturkan bahwa program ini berangkat dari keresahan atas menumpuknya sampah organik di lingkungan desa. Menurutnya, budidaya maggot dapat mengurangi sampah organik hingga 60–70 persen. Selain itu, hasil budidaya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak bernutrisi tinggi, sementara residu budidaya yang disebut kasgot dapat dijadikan pupuk organik.

“Dengan cara sederhana, masyarakat bisa mengolah limbah rumah tangga menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Kami ingin memberikan keterampilan yang langsung bisa dipraktikkan,” jelas Aninda.

Workshop dibagi menjadi dua sesi. Pada sesi pertama, peserta diberikan materi mengenai permasalahan sampah organik, manfaat budidaya maggot, serta siklus hidup BSF. Para peserta diajak memahami bahwa pengelolaan sampah bukan sekadar mengurangi limbah, tetapi juga bisa menciptakan nilai tambah.

Sesi kedua dilanjutkan dengan praktik lapangan. Peserta belajar menyiapkan wadah budidaya, menebar bibit maggot, merawat media, hingga menyaksikan simulasi panen maggot berusia 10–14 hari. Pendekatan praktik langsung ini membuat peserta semakin mudah memahami proses budidaya.

Mahasiswa KKN saat menjelaskan media yang digunakan untuk induk lalat berkembang biak. (doc. KKN 334 UNS)
Mahasiswa KKN saat menjelaskan media yang digunakan untuk induk lalat berkembang biak. (doc. KKN 334 UNS)

Selama pelatihan, berbagai pertanyaan muncul, mulai dari cara mengurangi bau media, pemanfaatan kasgot sebagai pupuk, hingga potensi pemasaran maggot. Tim KKN UNS juga membagikan enam starter kit budidaya maggot kepada peserta, agar mereka bisa langsung mencoba di rumah.

“Harapannya, peserta tidak hanya berhenti di workshop, tetapi benar-benar menerapkan ilmu ini. Kami ingin Desa Tlahab menjadi percontohan pengelolaan sampah organik berbasis masyarakat,” tambah Aninda.

Lebih dari sekadar solusi lingkungan, budidaya maggot juga membuka peluang usaha baru. Produk maggot dapat dijual sebagai pakan ikan, unggas, atau burung, sementara kasgot memiliki pasar di kalangan petani yang membutuhkan pupuk organik. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga mendapatkan tambahan penghasilan.

“Kami berharap praktik budidaya maggot yang dikemas sederhana ini bisa menjadi langkah awal membangun Desa Tlahab yang lebih bersih, produktif, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Dokumentasi bersama setelah workshop budidaya maggot di Desa Tlahab. (doc. KKN 334 UNS)
Dokumentasi bersama setelah workshop budidaya maggot di Desa Tlahab. (doc. KKN 334 UNS)

Kegiatan yang digagas mahasiswa UNS ini diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat Desa Tlahab untuk terus berinovasi dalam mengelola limbah organik, memanfaatkan potensi lokal, dan menjadikan pengelolaan sampah sebagai gerakan bersama demi masa depan lingkungan yang lebih baik.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *