Mahasiswa KKN 42 Unugiri Bersama Pengrajin Tas Anyaman, Dorong Produk Klempun Tembus Pasar Lebih Luas

Dokumentasi bersama mahasiswa KKN 42 Unugiri dengan pengrajin tas anyaman di Desa Klempun. (doc. KKN 42 Unigiri)
Dokumentasi bersama mahasiswa KKN 42 Unugiri dengan pengrajin tas anyaman di Desa Klempun. (doc. KKN 42 Unigiri)

Desa Klepun, Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 42 Unugiri Bonjonegoro mengunjungi sentra pengrajin tas anyaman di Desa Klempun, Kecamatan Sumberrejo, Bojonegoro. Kunjungan pada Sabtu, (9/8/2025) ini berlangsung dari pukul 15.00 hingga 17.00 WIB, dengan tujuan mempelajari teknik pembuatan tas sekaligus memahami tantangan pemasaran produk lokal.

Dalam kunjungan tersebut, mahasiswa KKN berkesempatan belajar langsung membuat tas anyaman dari Bu Siti Marfuah, istri pemilik usaha Ma’ruf Salam.

Bacaan Lainnya

“Pemasaran produk kami masih dilakukan dari pasar ke pasar. Pendapatan sehari-hari tidak pasti karena ini bukan pekerjaan utama kami, kebanyakan juga punya pekerjaan lain,” jelas Siti.

Bahan utama tas anyaman ini adalah strepping bag dengan motif lurikan. Untuk bahan pelengkap, digunakan material jelly, kaca, atau embos yang memberi kesan unik dan berkualitas.

Desa Klempun dikenal sebagai pusat pengrajin tas anyaman, dengan hampir 100 pengrajin tersebar di desa-desa sekitar seperti Bancer, Jawik Tanjung, Tambakrejo, dan Kalongan.

Baca Juga: Bersama Yayasan, Mahasiswa KKN Unugiri Tebar Kepedulian untuk Anak Yatim

Proses produksi dilakukan secara rumahan. Para pengrajin mengambil bahan baku dari pusat, kemudian menganyam di rumah masing-masing sebelum produk dikembalikan untuk dipasarkan. Harga tas ukuran 12 x 12 cm dijual sekitar Rp25.000, sedangkan ukuran 11 x 10 cm dijual Rp15.000.

Upah pengerjaan dibayar Rp3.000 per tas. Produk dipasarkan di Pasar Sumberrejo dan juga dikirim ke daerah Jawa Tengah seperti Cepu dan Blora, biasanya untuk pesanan hajatan dengan jumlah 100–200 tas.

Mahasiswa KKN 42 Unugiri saat belajar mebuat tas anyaman di Desa Klempun. (doc. KKN 42 Unigiri))
Mahasiswa KKN 42 Unugiri saat belajar mebuat tas anyaman di Desa Klempun. (doc. KKN 42 Unigiri))

Siti Marfuah mengaku belajar membuat tas anyaman secara otodidak pada tahun 2004, sebelum menikah.

“Awalnya karena kebutuhan, jadi belajar menganyam sendiri dan mencoba membuat motif berbeda,” ungkapnya.

Baca Juga: Mahasiswa UNDIP Berdayakan Ibu PKK Plamongansari Kelola Limbah Jadi POC dan Kompos

Koordinator Desa KKN, Muhammad Arifin dalam kesempatan tersebut, menilai pemasaran masih bersifat tradisional.

“Pemilik usaha sudah memiliki label produk dan mulai membuka akun TikTok Shop, tapi masih baru. Ke depan, kami akan membantu memperkuat strategi pemasaran agar produk dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan berkelanjutan,” ujarnya.

Dengan pendampingan dari mahasiswa KKN, diharapkan produk tas anyaman Desa Klempun dapat lebih dikenal secara nasional, sekaligus meningkatkan pendapatan para pengrajin.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *