Desa Klempun, Krajan.id – Desa Klempun, Kabupaten Bojonegoro, kini memiliki metode baru dalam mengatasi serangan hama tikus yang selama ini meresahkan petani. Melalui program kerja bertema Aswaja, Kelompok KKN Pintar Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri) Bojonegoro Kelompok 42 menginisiasi pemasangan Rumah Burung Hantu (Rubuha) di area persawahan desa tersebut.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, (8/8/2025), dan dihadiri masyarakat setempat, perangkat desa, RT/RW, kelompok tani, hingga karang taruna. Pemasangan rubuha dipusatkan di empat titik, yakni RT 1, RT 2, RT 4, dan RT 5/6, yang diketahui sebagai lokasi dengan tingkat serangan hama tikus tertinggi.
Koordinator Desa KKN, Heri Ahmadi, menjelaskan bahwa ide ini muncul dari tingginya angka kerusakan tanaman akibat hama tikus yang sulit dikendalikan.
“Berawal dari banyaknya hama tikus yang menyerang area pertanian. Meskipun masyarakat telah mencoba berbagai cara, hasilnya belum efektif. Karena itu, kami berinisiatif membuat rubuha, apalagi di Desa Klempun belum ada satu pun rubuha yang dipasang di sawah,” terangnya.
Sebelum menentukan titik pemasangan, tim KKN bersama warga melakukan observasi lapangan dan wawancara dengan para petani. Hasilnya, serangan hama tikus paling banyak ditemukan di empat titik tersebut. Burung hantu dipilih karena merupakan predator alami tikus, sehingga dapat membantu pengendalian hama secara ramah lingkungan.
Koordinator Program, Madhia Ramma Sahira, menambahkan bahwa tujuan pemasangan rubuha bukan hanya untuk mengurangi ketergantungan pada racun tikus.
“Selama ini masyarakat sudah mencoba berbagai metode, mulai dari obat hingga jebakan, tetapi belum berhasil. Rubuha ini diharapkan bisa menjadi metode pendukung yang aman bagi lingkungan,” jelasnya.

Meski sempat mengalami kendala teknis saat pemasangan, seperti bahan semen yang tertinggal dan cuaca panas menjelang siang. Namun, semangat tim KKN dan warga tidak surut. Menurut salah satu anggota KKN, Chandra Lefia Nisaningtyas, momen tersebut justru menjadi kenangan berkesan.
“Sambil menunggu bahan semen, kami mengobrol santai dengan warga tentang kepemilikan sawah dan tanaman. Suasananya hangat dan terasa semangat gotong royong,” ujarnya.
Selain memberikan manfaat langsung kepada petani, program ini juga diharapkan menjadi sarana edukasi bagi generasi muda desa. “Kami ingin anak-anak melihat langsung cara menjaga tanaman yang aman bagi alam. Harapannya, kebiasaan baik ini terbawa hingga mereka dewasa,” ungkap Madhia.
Sekretaris Desa Klempun, Johan Sangaji, menyampaikan apresiasinya kepada mahasiswa KKN Unugiri.
“Hama tikus sudah merajalela selama tiga tahun terakhir. Program ini diharapkan dapat menurunkan populasi tikus dan menjadi kenangan positif bagi masyarakat,” ucapnya.
Dukungan positif juga datang dari petani setempat. Sami’an, salah satu petani Desa Klempun, menilai metode ini menarik dan ramah lingkungan.
“Tikus di sawah sangat sulit diatasi meski sudah mencoba berbagai cara. Dengan adanya rubuha, kami berharap populasi tikus berkurang dan hasil panen terjaga,” ujarnya.
Dengan dukungan masyarakat, perangkat desa, dan kelompok tani, program rubuha di Desa Klempun diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain. Heri Ahmadi optimis, jika berhasil, metode ini dapat diadopsi secara luas untuk mendukung pertanian berkelanjutan.
Tidak hanya menjadi solusi pertanian, kegiatan ini juga mempererat hubungan sosial warga. Sebelum pemasangan rubuha, Kelompok KKN 42 juga mengadakan kegiatan bersih-bersih makam desa, yang diikuti oleh masyarakat, perangkat desa, dan karang taruna.
Kegiatan tersebut bertujuan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur, sekaligus mempererat tali silaturahmi antarwarga.
Ketua Pelaksana bersih-bersih makam, Ari Setyawan, menyampaikan, “Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak semua pihak peduli terhadap kebersihan makam. Selain sebagai bentuk penghormatan kepada yang telah tiada, makam adalah bagian dari lingkungan yang harus dijaga bersama.”
Kegiatan bersih-bersih makam mendapat sambutan hangat dari warga. Ketua Koordinasi Desa, Heri Ahmadi, berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin.
“Kami mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN dalam menggerakkan warga menjaga kebersihan makam. Semoga kegiatan ini terus dilestarikan dan menjadi contoh bagi desa lain,” ujarnya.
Kombinasi dua program kerja pemasangan rumah burung hantu dan bersih-bersih makam menjadi bukti bahwa Kelompok KKN Pintar Unugiri Kelompok 42 mampu menggabungkan inovasi lingkungan dan nilai sosial keagamaan dalam kegiatan mereka.
Program ini diharapkan tidak hanya memberikan dampak jangka pendek, tetapi juga menanamkan nilai kepedulian lingkungan dan gotong royong yang berkelanjutan di Desa Klempun.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





