Kaliabu, Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 63 Universitas Sebelas Maret (UNS) yang bertugas di Desa Kaliabu, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, berhasil mengolah limbah plastik menjadi ecobrick yang bernilai ekonomis. Program ini bertujuan untuk mengatasi masalah penumpukan sampah plastik dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan limbah secara berkelanjutan.
Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Kuncoro Diharjo, S.T., M.T., kelompok ini diketuai oleh Enriko Dzaki Pradana (Ilmu Tanah 2021) dengan anggota Pravanasta Vian Setiawan (Teknik Sipil 2021), Dian Puteri Lestari (Ilmu Komunikasi 2021), Raissya Putri Kinanti (Teknik Kimia 2021), Lastunna Umi Kulsum (Sastra Indonesia 2021), Rima Maulana (Pendidikan Kimia 2022), Hana Dyara Pratista (Ilmu Hukum 2022), Amalia Maharani Aslam (Ilmu Hukum 2022), Prastiwi Wandira Andhini (Ilmu Hukum 2022), serta Andini Eka Safitri (Teknologi Pendidikan 2022).
Desa Kaliabu menghadapi permasalahan penumpukan sampah plastik akibat keterbatasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah mengalami kelebihan kapasitas. Hal ini menyebabkan pencemaran lingkungan dan meningkatkan risiko kesehatan bagi masyarakat setempat. Limbah plastik yang sulit terurai menjadi penyebab utama permasalahan ini, mencemari air, tanah, serta ekosistem di sekitarnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, mahasiswa KKN 63 UNS mengadakan sosialisasi dan pelatihan pembuatan ecobrick di SDN 1 Kaliabu pada (6/2/2024). Ecobrick adalah teknik memadatkan sampah plastik ke dalam botol plastik, sehingga bisa digunakan sebagai material konstruksi alternatif yang kuat dan ramah lingkungan. Kegiatan ini melibatkan siswa sekolah dasar agar mereka lebih peduli terhadap pengelolaan sampah sejak usia dini.
Pembuatan ecobrick dilakukan dengan memanfaatkan bahan sederhana yang mudah ditemukan, seperti sampah plastik kering, gunting, tongkat pemadat, botol air mineral berukuran 1,5 liter, solasi, kardus, dan kain sebagai penutup.
Baca Juga: Mahasiswa KKN UNS Sosialisasikan Pengendalian Hama Ramah Lingkungan dengan Tanaman Refugia
Dalam praktiknya, siswa SDN 1 Kaliabu diajarkan cara memilah sampah plastik yang bisa didaur ulang. Sampah tersebut kemudian dipotong kecil-kecil dan dimasukkan ke dalam botol plastik dengan teknik pemadatan yang benar.
Setiap botol diisi hingga padat agar bisa menjadi bahan bangunan yang kokoh. Sebanyak 19 botol yang sudah dipadatkan kemudian dirangkai menjadi sebuah kursi berbentuk lingkaran. Kursi ini lalu ditutup dengan kain agar tampak lebih menarik dan nyaman digunakan.
“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi limbah plastik dan mengolahnya kembali menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis,” ujar Prastiwi Wandira Andhini, penanggung jawab program kerja ini.

Berfoto dengan hasil pembuatan Ecobrick berupa kursi, Kamis (6/2/25). (doc. KKN 63 UNS)
Selain menciptakan barang yang bermanfaat, program ini juga memiliki dampak positif dalam meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan anak-anak dan masyarakat. Para siswa SDN 1 Kaliabu mendapatkan pengalaman langsung dalam mendaur ulang sampah dan melihat bagaimana limbah plastik yang semula dianggap tidak berguna bisa diolah menjadi produk yang bermanfaat.
Baca Juga: KKN 12 UNS Hidupkan Kembali Batik Ecoprint Bersama Sanggar Srikandi Donohudan
Kursi ecobrick yang telah dibuat kemudian dimanfaatkan oleh siswa dan guru SDN 1 Kaliabu. Program ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar untuk lebih peduli dalam mengelola limbah plastik dan mencari solusi inovatif dalam pengolahan sampah.
Dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa KKN 63 UNS berharap dapat memberikan edukasi berkelanjutan tentang pentingnya pengelolaan sampah dan sustainability, serta memotivasi masyarakat untuk lebih aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





