Mahasiswa KKN MIT ke-20 UIN Walisongo Resmi Diterima di 8 Desa Kecamatan Tengaran, Termasuk Desa Butuh

Potret mahasiswa KKN MIT ke-20 UIN Walisongo Kecamatan Tangeran bersama dengan LP2M dan Pemerintahan Kecamatan Tangerang, Selasa (15/7/2025). (doc. Tim Kominfo Posko 74 Desa Butuh).
Potret mahasiswa KKN MIT ke-20 UIN Walisongo Kecamatan Tangeran bersama dengan LP2M dan Pemerintahan Kecamatan Tangerang, Selasa (15/7/2025). (doc. Tim Kominfo Posko 74 Desa Butuh).

Semarang, Krajan.id – Pemerintah Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang secara resmi menerima mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Mandiri Inisiatif Terprogram (KKN MIT) ke-20 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang pada Selasa (15/7/2025).

Sebanyak 120 mahasiswa akan menjalankan program pengabdian masyarakat di 8 dari 15 desa yang ada di kecamatan tersebut.

Bacaan Lainnya

Kedelapan desa yang menjadi lokasi pelaksanaan KKN MIT ke-20 ini antara lain adalah Desa Tengaran, Klero, Regunung, Cukil, Karangduren, Butuh, Patemon, dan Nyamat. Program pengabdian akan berlangsung selama lebih dari satu bulan, mulai 15 Juli hingga 26 Agustus 2025.

Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban (Kasi Trantib) Kecamatan Tengaran, Lipnu S., menyampaikan bahwa pihaknya sangat menyambut baik kehadiran mahasiswa KKN dari UIN Walisongo. Ia menilai keberadaan mahasiswa ini akan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan desa, terutama dari segi pemikiran dan inovasi.

“Untuk kegiatan KKN ini, kami sambut dengan baik karena sangat membantu desa kami. Masih banyak hal yang membutuhkan kontribusi pemikiran dari adik-adik mahasiswa. Kami terbuka terhadap kehadiran mereka dari berbagai penjuru Indonesia untuk mengenal budaya dan potensi yang ada di Kecamatan Tengaran,” jelas Lipnu di Kantor Kecamatan Tengaran.

Ia juga menekankan pentingnya mahasiswa untuk dapat membaur dan menghargai keberagaman masyarakat Tengaran.

“Kecamatan Tengaran itu plural. Kami berharap mahasiswa KKN UIN Walisongo tidak bersikap eksklusif, melainkan dapat membaur dan berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang,” imbuhnya.

Baca Juga: Mahasiswa KKM 26 UNIBA Tanamkan Pendidikan Karakter Lingkungan dan Keuangan Sejak SD

Lebih lanjut, Lipnu berharap mahasiswa tidak hanya sekadar menjalankan program kerja, tetapi juga belajar dan menggali potensi lokal yang bisa dikembangkan bersama warga.

“Karena mereka masih mahasiswa, kami harap mereka bisa belajar dari kehidupan masyarakat desa dan turut menggali potensi lokal yang bisa dikembangkan,” tambahnya.

Senada dengan hal itu, Kepala Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Walisongo, Titik Rahmawati, juga mengungkapkan harapannya agar para mahasiswa mampu bersinergi dengan program desa yang telah ada. Ia menekankan pentingnya kolaborasi serta penyesuaian program mahasiswa dengan kebutuhan lokal.

“Mahasiswa KKN MIT ke-20 UIN Walisongo tentu dapat bersinergi dan berkolaborasi dengan program desa yang sedang berjalan. Kami berharap program-program yang mereka rancang dapat disesuaikan dengan fokus dan kebutuhan desa masing-masing,” ujar Titik.

Baca Juga: Rumah Organik Jetis, Inovasi Mahasiswa UNS untuk Pertanian Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal

Sementara itu, Koordinator Desa KKN MIT Posko 74 Desa Butuh, Dhamarjati, menyatakan rasa syukurnya atas sambutan hangat dari warga desa. Ia dan tim merasa diterima dengan baik, sehingga semakin semangat menjalankan tugas pengabdian mereka.

“Alhamdulillah, warga Desa Butuh menerima kami dengan baik. Kami merasa nyaman berada di tengah masyarakat yang ramah ini,” ucapnya.

Dhamarjati juga memastikan bahwa program yang telah disusun timnya akan tetap fleksibel dan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

“Kami memang sudah memiliki rencana program kerja, tetapi kami tetap akan berdiskusi dan menyesuaikannya dengan kebutuhan warga agar benar-benar bermanfaat,” ungkapnya.

Ia pun berharap pelaksanaan KKN ini dapat berjalan lancar dan berakhir dengan sukses.

“Saya berharap semua teman-teman Posko 74 dapat bekerja sama hingga akhir program. Karena ini baru permulaan, semoga semua prosesnya lancar sampai selesai,” tutupnya.

Kehadiran mahasiswa KKN MIT UIN Walisongo Semarang di Kecamatan Tengaran diharapkan menjadi angin segar bagi desa-desa penerima. Selain menjadi ajang pembelajaran langsung bagi mahasiswa, program ini juga menjadi sarana kontribusi nyata dunia akademik dalam membantu pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa secara berkelanjutan.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *