Mahasiswa KKN PINTAR 55 UNUGIRI Dorong Modernisasi Pertanian di Desa Soko

Antusias para peserta mengikuti penyuluhan pertanian bertema modernisasi sektor pemupukan dengan menggandeng kelompok tani serta PT. Banyu Urip Organik Super Energi (BUOSE). (doc. KKN PINTAR 55 UNUGIRI)
Antusias para peserta mengikuti penyuluhan pertanian bertema modernisasi sektor pemupukan dengan menggandeng kelompok tani serta PT. Banyu Urip Organik Super Energi (BUOSE). (doc. KKN PINTAR 55 UNUGIRI)

Desa Soko, Krajan.id – Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) PINTAR kelompok 55 Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI) di Desa Soko, Kecamatan Temayang, Bojonegoro, memberikan warna baru dalam upaya mendukung ketahanan pangan masyarakat.

Pada Sabtu, (16/8/2025), mereka menggelar penyuluhan pertanian bertema modernisasi sektor pemupukan dengan menggandeng kelompok tani serta PT. Banyu Urip Organik Super Energi (BUOSE).

Bacaan Lainnya

Koordinator Desa, Akhmad Faiz Riza Afthoni, menyampaikan bahwa program ini dirancang untuk menjawab keresahan para petani terhadap tingginya biaya produksi dan ketergantungan pada pupuk kimia. Menurutnya, inisiatif mahasiswa KKN PINTAR 55 UNUGIRI ini sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat yang sehari-hari bergantung pada hasil pertanian.

Akhmad Faiz menjelaskan bahwa program ini dipilih bukan tanpa alasan. “Kami memilih tema modernisasi pertanian karena program KKN bukan hanya soal menjalankan kegiatan sederhana, tetapi bagaimana kegiatan itu benar-benar memberi manfaat jangka panjang. Dengan modernisasi pertanian, kami bisa berkontribusi lebih nyata pada peningkatan ekonomi dan ketahanan pangan masyarakat,” jelasnya.

Bagi kelompok mahasiswa ini, modernisasi pertanian adalah langkah konkret untuk mendorong efisiensi sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani. Jika sebelumnya petani terbebani dengan biaya pupuk kimia dan pengelolaan hasil panen yang rumit, maka pendekatan baru ini diharapkan bisa menekan pengeluaran sekaligus memberikan hasil yang lebih baik.

Saat berinteraksi langsung dengan petani, mahasiswa KKN tidak menemui resistensi. Justru para petani menyampaikan keluhan yang selama ini mereka hadapi, seperti keterbatasan akses pupuk organik, mahalnya harga pupuk kimia, hingga belum adanya fasilitas pengeringan hasil panen jagung di desa.

“Keluhan-keluhan ini kemudian kami jadikan bahan utama dalam penyuluhan, agar materi yang kami sampaikan benar-benar relevan dengan kebutuhan nyata petani di Desa Soko,” jelas Akhmad Faiz.

Respon awal petani terhadap penyuluhan ini pun cukup positif. Beberapa di antaranya merasa terbantu karena memperoleh wawasan baru terkait alternatif pupuk organik dan cara pemupukan yang lebih efisien. Mereka juga menaruh harapan agar program ini tidak berhenti di tengah jalan, tetapi benar-benar ditindaklanjuti, terutama dalam hal pengadaan pengering jagung skala desa.

Kegiatan penyuluhan ini tidak berjalan sendiri. Sejak awal, mahasiswa KKN berkolaborasi dengan kelompok tani setempat dan PT. BUOSE. Diskusi intensif dilakukan untuk memahami permasalahan yang dihadapi petani sekaligus mencari solusi yang tepat.

Dalam penyuluhan, PT. BUOSE memberikan penekanan pada penggunaan pupuk organik. Menurut mereka, pupuk organik bukan hanya membuat tanaman lebih sehat dan produktif, tetapi juga menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang. Hal ini menjadi poin penting karena penggunaan pupuk kimia yang berlebihan selama ini kerap berdampak buruk pada kualitas tanah.

Selain itu, inovasi lain yang diperkenalkan adalah proses pengelolaan pupuk organik, mulai dari pembuatan hingga penerapan di lahan.

“Tujuannya untuk menekan biaya produksi yang biasanya cukup tinggi jika menggunakan pupuk kimia. Kami juga mendiskusikan pentingnya ketersediaan pengering jagung skala besar di desa, agar petani tidak perlu lagi mengandalkan jasa pengering dari luar,” jelas Koordinator kegiatan, Muhamad Iqbal Rumzi.

Program ini tidak berhenti pada sekadar memberikan pengetahuan baru. Mahasiswa KKN menargetkan adanya keberlanjutan jangka panjang agar petani benar-benar menerapkan teknologi pemupukan modern. Dengan efisiensi biaya produksi, diharapkan keuntungan petani meningkat, yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan keluarga dan masyarakat desa secara keseluruhan.

“Tentu ini berkaitan erat. Fokus kami adalah bagaimana caranya masyarakat mendapatkan hasil yang maksimal dengan dana seminim mungkin,” terang Muhamad Iqbal.

Bagi mahasiswa, pengalaman ini juga menjadi pembelajaran berharga. Mereka menyadari bahwa problematika pertanian tidak bisa diselesaikan hanya dengan teori, tetapi harus dipahami langsung melalui interaksi dan diskusi bersama petani. Dari situ, lahir pemahaman bahwa inovasi yang sederhana, efisien, dan sesuai kebutuhan nyata masyarakat adalah kunci keberhasilan.

Jika ada kesempatan melanjutkan program setelah KKN berakhir, mahasiswa berharap bisa melakukan pendampingan berkelanjutan, khususnya dalam penerapan pupuk organik, solusi pascapanen, serta penguatan kelembagaan kelompok tani.

“Dengan begitu, manfaat program tidak hanya terasa pada aspek teknis, tetapi juga memperkuat manajemen organisasi petani agar lebih mandiri dan berdaya dalam jangka panjang,” jelas Muhamad Iqbal Rumzi.

Meski sebagian besar mahasiswa kelompok 55 tidak berasal dari jurusan pertanian, mereka tetap berusaha menjembatani dunia akademik dengan kebutuhan nyata masyarakat. Kontribusi mereka difokuskan pada aspek manajemen, pendampingan, serta pengembangan organisasi kelompok tani.

“Dengan begitu, meskipun bukan dari latar belakang pertanian, kami tetap bisa memberikan manfaat sesuai kapasitas yang kami miliki,” ungkap Yoga Dwi Susanto, perwakilan mahasiswa yang memberikan informasi.

Kegiatan penyuluhan modernisasi pertanian oleh KKN PINTAR 55 UNUGIRI di Desa Soko menjadi bukti bahwa mahasiswa mampu berperan sebagai agen perubahan di masyarakat. Melalui pendekatan kolaboratif, inovasi sederhana, dan komitmen pada keberlanjutan, mereka berupaya menjawab tantangan nyata yang dihadapi petani.

Diharapkan, inisiatif ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga melahirkan praktik pertanian yang lebih efisien, berkelanjutan, dan menyejahterakan petani Desa Soko.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *