Mahasiswa KKN UINSA Kenalkan Ecoenzym dan Urban Farming, Dorong Inovasi Lingkungan di Desa Jatisari

Dokumentasi kebersamaan mahasiswa KKN 36 UINSA Surabaya bersama warga Desa Jatisari usai pelatihan Ecoenzym dan Teknologi Tepat Guna di Dusun Penjalinan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan (7/7/2025). (doc. KKN 36 UINSA)
Dokumentasi kebersamaan mahasiswa KKN 36 UINSA Surabaya bersama warga Desa Jatisari usai pelatihan Ecoenzym dan Teknologi Tepat Guna di Dusun Penjalinan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan (7/7/2025). (doc. KKN 36 UINSA)

Pasuruan, Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 36 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menggelar workshop bertema “Ecoenzym x Urban Farming” di Dusun Penjalinan, Desa Jatisari, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Senin (7/7/2025).

Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat desa dalam pengelolaan limbah rumah tangga dan penerapan pertanian berkelanjutan, sekaligus memperkuat ketahanan pangan berbasis rumah tangga.

Bacaan Lainnya

Workshop yang diselenggarakan di kediaman salah satu warga, Ibu Rodiyah, mendapatkan sambutan positif dari masyarakat, khususnya para ibu rumah tangga yang juga berprofesi sebagai petani. Melalui pelatihan ini, warga diajak untuk memanfaatkan limbah dapur menjadi produk bernilai guna, serta mempraktikkan teknik pertanian sederhana menggunakan barang bekas.

Tema besar kegiatan, “Pemanfaatan Bahan Organik Guna Pencegahan Hama Tumbuhan dan Pembuatan Teknologi Tepat Guna (TTG) Sederhana”, menjadi dasar pendekatan kegiatan yang berbasis solusi lingkungan murah dan aplikatif.

Salah satu fokus utama pelatihan adalah pembuatan ecoenzym, yakni cairan hasil fermentasi limbah dapur seperti kulit buah dan sayuran. Cairan ini memiliki beragam manfaat, mulai dari pupuk cair, pestisida alami, hingga pembersih lingkungan yang aman dan tidak mencemari ekosistem.

“Ecoenzym dibuat dari bahan-bahan seperti kunyit, bawang merah, kulit bawang, lidah buaya, dan sisa dapur lainnya. Cukup difermentasi selama beberapa hari, hasilnya bisa dimanfaatkan sebagai solusi pertanian alami,” jelas Laily, salah satu pemateri dalam pelatihan tersebut.

Ia menekankan bahwa selain mengurangi volume sampah, produk ini juga mendukung pertumbuhan tanaman tanpa harus membeli pupuk atau pestisida kimia.

Salah satu peserta, Ibu Rodiyah, menyampaikan antusiasmenya atas pelatihan tersebut.
“Biasanya kulit buah dan sisa sayur langsung dibuang. Sekarang saya tahu itu bisa jadi pupuk. Mau saya coba sendiri di rumah, selain hemat juga bisa kurangi sampah,” katanya sambil tersenyum.

Selain ecoenzym, warga juga dikenalkan pada konsep urban farming atau pertanian kota, yang diadaptasi menjadi model pertanian pekarangan. Teknik ini sangat relevan bagi masyarakat desa yang memiliki lahan terbatas namun ingin memaksimalkan potensi pangan di rumah.

Baca Juga: Menuju Rest Area Nyaman, KKN UINSA Edukasi Warga Sukosari Lor Soal Sampah dan Limbah

Dalam sesi demonstrasi, mahasiswa KKN memperkenalkan pemanfaatan pipa paralon sebagai alat tanam vertikal. Metode ini tergolong dalam kategori Teknologi Tepat Guna (TTG) karena mudah dirakit, hemat tempat, dan berbahan murah serta mudah ditemukan.

Konsep urban farming tidak hanya cocok di kota, tapi juga bisa diterapkan di desa. Cukup dengan barang bekas dan kreativitas, warga bisa menanam sayuran sendiri dan hasilnya langsung bisa digunakan untuk konsumsi keluarga,” ujar Vivi, pemateri pada sesi urban farming.

Ketua Pelaksana kegiatan, Dhiaulhaqi, menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang bukan sekadar sebagai transfer ilmu, tetapi juga membangun kesadaran lingkungan dan kemandirian pangan warga.

“Dengan pelatihan ecoenzym dan urban farming ini, kami ingin mendorong masyarakat agar peduli lingkungan dan mampu menciptakan solusi pangan mandiri. Apalagi di tengah tantangan perubahan iklim dan ketergantungan terhadap produk kimia, pendekatan seperti ini sangat relevan dan dibutuhkan,” terangnya.

Ia menambahkan, bahwa pendekatan edukatif yang mereka lakukan bersifat aplikatif dan menyesuaikan dengan kondisi lokal. Mahasiswa tidak hanya memberikan materi, tetapi juga ikut langsung memandu praktik pembuatan ecoenzym serta merakit instalasi urban farming sederhana di beberapa rumah warga.

Baca Juga: Sinergi Pemerintah dan Mahasiswa KKN Dorong Ekonomi Desa Lewat Sosialisasi Koperasi Merah Putih di Desa Gunosari

Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya mahasiswa KKN UINSA untuk mewujudkan pengabdian berbasis inovasi lokal dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitar, warga tidak hanya diajak untuk lebih sadar akan isu lingkungan, tetapi juga diberdayakan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui pemanfaatan teknologi sederhana.

“Ini bukan hanya tentang lingkungan, tapi juga tentang ekonomi rumah tangga. Kalau warga bisa menanam sendiri dan tidak beli pupuk, itu artinya pengeluaran bisa dikurangi. Hasil tanam bisa dikonsumsi sendiri atau bahkan dijual,” tambah Dhiaulhaqi.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa berharap semangat inovasi dan kepedulian terhadap lingkungan dapat terus tumbuh di masyarakat, khususnya generasi muda desa. Program ini juga menjadi bukti bahwa pendekatan berbasis partisipasi dan pemberdayaan masyarakat mampu memberikan dampak nyata, meskipun dimulai dari hal kecil dan sederhana.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *