Mahasiswa KKN UINSA Tanam 57 Lubang Biopori di Desa Katemas untuk Dukung Lomba Desa Berseri Jawa Timur

Mahasiswa KKN UINSA 2025 tampak menanam pipa biopori di Desa Katemas Lamongan. (doc KKN 102 UINSA)
Mahasiswa KKN UINSA 2025 tampak menanam pipa biopori di Desa Katemas Lamongan. (doc KKN 102 UINSA)

Lamongan, Krajan.id – Sebagai bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 102 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya melaksanakan program penanaman 57 lubang biopori di Desa Katemas, Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan.

Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan warga, tetapi juga sebagai bagian dari dukungan terhadap Lomba Desa Berseri Tingkat Provinsi Jawa Timur yang tengah berlangsung.

Bacaan Lainnya

Program ini menjadi bagian dari tema besar yang diusung oleh kelompok KKN 102, yakni “Kesehatan Lingkungan”, yang dipilih berdasarkan hasil observasi awal di lapangan serta diskusi bersama perangkat desa. Dalam diskusi tersebut, masyarakat dan mahasiswa sepakat bahwa pengelolaan sampah serta pelestarian lingkungan merupakan kebutuhan mendesak yang perlu segera ditangani.

Penanaman lubang biopori menjadi program unggulan karena manfaatnya yang beragam, seperti meningkatkan daya serap air ke dalam tanah, mengurangi genangan air, serta mendukung pengelolaan sampah organik rumah tangga. Tak hanya menanam, mahasiswa juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai cara pemanfaatan dan perawatan lubang biopori agar manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang.

“Program ini kami rancang agar dapat memberikan dampak langsung kepada warga. Kami ingin menunjukkan bahwa menjaga lingkungan bisa dimulai dari rumah sendiri,” ujar Wijdan, mahasiswa penanggung jawab program kerja biopori.

Dari hasil pelaksanaan, tercatat 57 lubang biopori berhasil dibuat dan disebar di berbagai titik rumah warga di Dusun Kalitemu dan beberapa dusun lainnya di Desa Katemas. Lubang-lubang tersebut dilengkapi dengan pipa berlubang dan diisi dengan limbah dapur seperti kulit buah, sisa sayuran, serta daun kering.

Program ini disambut dengan antusias oleh warga. Mereka tidak hanya terlibat saat proses penanaman, tetapi juga berkomitmen untuk melanjutkannya secara mandiri.

“Kalau memang hanya dengan pipa ini bisa jadi pupuk dan bermanfaat, saya mau nambah buat sendiri,” ungkap Pak Mujib, warga Dusun Kalitemu, yang menyatakan ketertarikannya pada inovasi biopori ini.

Baca Juga: Menanamkan Patriotisme Melalui Edukasi Kesehatan: Peran Mahasiswa dalam Pencegahan DBD dan Perilaku Hidup Sehat di Desa Duyung

Kesadaran baru ini menjadi sinyal positif bahwa edukasi yang diberikan mahasiswa membuahkan hasil. Bahkan, beberapa warga sudah mulai mengumpulkan bahan organik sendiri untuk diolah dalam lubang biopori milik mereka.

Falih Sanusi selaku ketua kelompok dan Wijdan Aqil selaku penanggung jawab program kerja ikut serta dalam penanaman biopori. (doc KKN 102 UINSA)
Falih Sanusi selaku ketua kelompok dan Wijdan Aqil selaku penanggung jawab program kerja ikut serta dalam penanaman biopori. (doc KKN 102 UINSA)

Untuk memastikan keberlanjutan program, mahasiswa KKN 102 juga melakukan monitoring berkala ke rumah-rumah warga. Mereka memantau apakah lubang biopori dirawat dengan baik dan digunakan sesuai fungsinya. Monitoring ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang mahasiswa dalam membangun budaya peduli lingkungan.

“Kami berharap biopori ini benar-benar memberikan manfaat bagi warga dalam mengelola sampah organik. Semoga masyarakat dapat terus merawat dan memanfaatkannya, serta semakin peduli terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan,” tambah Wijdan.

Kegiatan mahasiswa KKN 102 ini juga memiliki momen strategis karena bertepatan dengan penilaian Lomba Desa Berseri tingkat Provinsi Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Lomba ini menjadi wadah bagi desa-desa untuk menunjukkan inisiatif dan kinerja mereka dalam menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan lestari.

Baca Juga: Mahasiswa KKN 76 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Siap Mengabdi dan Tingkatkan Literasi di Desa Kalimukti

Melalui program biopori ini, mahasiswa dan warga berharap Desa Katemas dapat menjadi contoh desa yang sadar lingkungan serta memiliki praktik pengelolaan sampah organik yang berkelanjutan.

“Kami ingin keberadaan kami di desa tidak hanya meninggalkan program, tapi juga meninggalkan kesadaran. Kami percaya, perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil seperti ini,” tutup Wijdan.

Kolaborasi antara mahasiswa, warga, dan pemerintah desa dalam pelaksanaan program biopori ini menunjukkan bahwa pendekatan partisipatif dalam pengabdian masyarakat mampu memberikan dampak nyata.

Desa Katemas kini bukan hanya menjadi lokasi KKN, melainkan lahan tumbuhnya kesadaran baru akan pentingnya menjaga lingkungan. Program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain yang tengah berlomba menuju keberlanjutan.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *