Mahasiswa KKN UNNES GIAT 12 Dorong Kemandirian Desa Pagersari Lewat Pelatihan Ecoprint

Dokumentasi kelompok KKN bersama ibu-ibu di Desa Pagersari setelah mengikuti pelatihan ecoprint. (doc. KKN GIAT 12 UNNES)
Dokumentasi kelompok KKN bersama ibu-ibu di Desa Pagersari setelah mengikuti pelatihan ecoprint. (doc. KKN GIAT 12 UNNES)

Desa Pagersari, Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) GIAT 12 Universitas Negeri Semarang (UNNES) hadir di Desa Pagersari dengan membawa gagasan kreatif untuk mengoptimalkan potensi lokal. Salah satu program unggulan mereka adalah pelatihan ecoprint teknik pounding yang ditujukan kepada ibu-ibu desa setempat.

Ecoprint merupakan teknik pewarnaan alami dengan memanfaatkan dedaunan dan bunga sebagai motif. Dalam pelatihan ini, mahasiswa KKN memperkenalkan metode pounding, yaitu menempelkan daun di atas kain kemudian dipukul hingga meninggalkan corak alami. Hasilnya tidak hanya unik, tetapi juga ramah lingkungan.

Bacaan Lainnya

Dhea Fanita, penanggung jawab kegiatan, menegaskan bahwa tujuan utama program ini bukan sekadar memberikan pelatihan singkat, melainkan membekali ibu-ibu Desa Pagersari dengan keterampilan yang bisa dikembangkan.

“Kami ingin memberikan keterampilan baru yang bermanfaat untuk mengisi waktu luang sekaligus berpotensi menjadi kerajinan rumahan. Jika dikelola dengan baik, ecoprint dapat bernilai ekonomi dan mendukung kemandirian keluarga,” ujarnya.

Bertempat di gedung serbaguna desa, kegiatan ini disambut hangat oleh warga, khususnya ibu-ibu PKK dan ibu rumah tangga. Suasana pelatihan berlangsung antusias ketika peserta diajak langsung mempraktikkan tahapan ecoprint mulai dari pemilihan daun, persiapan kain, teknik memukul dengan benar, hingga proses finishing.

Bagi sebagian peserta, ecoprint menjadi pengalaman baru yang menyenangkan karena mereka bisa berkreasi dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar desa.

Program ini tidak berhenti pada pelatihan semata. Mahasiswa KKN GIAT 12 UNNES berharap agar keterampilan ecoprint dapat terus dikembangkan menjadi produk kerajinan yang bernilai jual. Menurut Dhea, peluang usaha berbasis ecoprint cukup menjanjikan karena tidak memerlukan modal besar dan sejalan dengan tren produk ramah lingkungan.

“Harapannya setelah KKN berakhir, ibu-ibu bisa melanjutkan praktik ecoprint secara mandiri bahkan mengembangkannya menjadi usaha kecil yang mampu menambah pendapatan keluarga,” tambahnya.

Pelatihan ecoprint ini menjadi bagian dari rangkaian program KKN GIAT 12 UNNES yang berlangsung hingga 29 Agustus 2025. Melalui kegiatan ini, mahasiswa ingin membuktikan bahwa pembangunan desa tidak selalu membutuhkan proyek besar, melainkan bisa dimulai dari langkah kecil yang memberdayakan masyarakat.

Dengan semangat “Bersama UNNES GIAT, membangun Indonesia dari desa”, program ini menjadi bukti nyata bagaimana inovasi sederhana dapat menumbuhkan kemandirian dan membuka peluang ekonomi baru di tingkat lokal.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *